Pagi - pagi Dito terbagun dari tidurnya karna sinar matahari yang terpancar dari jendela. Dito bingung, saat melihat Aqira sudah tidak ada di kasur.
Ia mencari Aqira ke dapur. Dan ternyata, perempuan yang ia cari sedang membuat segelas susu untuknya.
" Hey... Udah bangun loe? " ujar Aqira seraya berjalan menuju meja makan.
" Bunda mana? " tanya Dito seraya menarik bangku.
Dito duduk dan menerima susu yang di bikin oleh Aqira.
" Ohh, bunda sih katanya mau jaga toko " jawab Aqira.
Dito meminum sedikit - dikit susu yang di bikin Aqira karna panas.
" Ohok.. Ohokk... "
Aqira batuk. Ia memuntahkan yang sepertinya dahak di wastafel. Tapi ternyata, bukan dahak yang ia kira. Ternyata darah.
Aqira terdiam, ia segera keluarkan air dari keran agar tidak ketahuan sama Dito yang sedang berjalan mendekatinya.
" Loe ga apa - apa? " tanya Dito sambil mengusap punggung Aqira.
Aqira berbalik badan dan tersenyum kepadanya.
" Nggak, nggak apa - apa " jawab Aqira seraya batuk kembali.
Ngilang rasa curiga, Aqira mengalihkan obrolannya kepada Dito.
" Ohiya, loe belom sarapan ya? Loe mau apa? Telor, nasi goreng, mie atau apa? Biar gue bikinin "
Aqira bolak - balik sambil mengeluarkan bahan makanan yang di sebutkannya tadi dari kulkas.
Dito memegang tangan Aqira " Gue mau loe duduk disini, ada yang pengen gue omongin sama loe "
Aqira menuruti kemauan Dito. " Mau ngomong apa?
" Gue mau ngomong soal kejadian yang kemaren. Gue mau jelasin kalo gue..."
" Kalo gue ga mau bahas soal itu lagi "
" Tapi biar loe tau semuanya Qira.. "
Aqira melihat Dito, menatap kedua matanya. " Guekan udah bilang sama loe, gue ga mau bahas soal itu!! "
Aqira berdiri dan ingin pergi meninggalkan Dito. Tapi, tangannya ditahan sama Dito. Aqira kembali duduk.
" Gue tau Ra, gue salah. Gue tau apa kesalahan gue. Tapi, kalo soal perasaan dan sayang gue ini semua beneran Ra "
Aqira balik badan dan menangis di depan Dito. "Loe tuh ga ngerti sama perasaaan gue, dan loe tuh jahat "
" Terserah loe mau ngomong apa. Gue tau gue jahat, jadi pliss maaffin gue "
Dito memegang tangan Aqira seraya menundukkan kepalanya. Menempelkan keningnya di punggung tangan Aqira.
" Gue ga pernah ngerti sama loe. Kadang loe baik bagaikan angel, tapi seketika loe berubah bagaikan devil yang super nyebelin. Loe tuh punya dua kepribadian ganda yang sampe sekarang gue ga tau kepribadian loe yang asli tuh yang mana "
" Maaffin gue Ra.. "
" Kemarin loe dateng dalam kehidupan gue, terus loe pergi gitu aja, dan sekarang loe dateng lagi, dan apa nantinya loe bakalan pergi dan ga balik lagi? "
Mendengar omongan Aqira seperti itu, membuat Dito kaget sekaligus tertegun. Apa yang di bilang Aqira memang benar. Entah ia bakalan balik lagi menemui Aqira atau nggak saat ia sudah berada di Amerika sana.
" Loe diem, artinya saat nanti loe pergi, loe ga bakalan balik lagi. Dan gue tau sekarang kepribadian asli loe itu apa? Loe itu devil yang ga akan pernah bisa balik menjadi angel "
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung hatiku
RomanceAqira ga akan pernah menyangka akan berakhir seperti ini. Ini bukan yang ia harapkan. Perjuangannya untuk bertahan dengan penyakitnya kini sudah diujung batas. Jantungnya sudah tidak bersahabat lagi. Sakit yang sekarang ia rasakan, jauh lebih sakit...