chapter 19

1.5K 80 1
                                    

Mereka bertiga masuk kedalam kelas. Tanpa sengaja, mereka bertemu dengan dokter penjaga.

" Pagi dok " sapa Aqira.

" Pagi juga. Ohh iya Ra, obat kamu saya simpen di lemari biasa, nanti jam 2 jangan lupa kamu harus minum obat " kata dokter.

" Ohiya dok makasih. Hari ini dokter ga kemana - manakan? " tanya Aqira.

" Hari ini saya ada jadwal praktek di rumah sakit. Jadi kamu sendiri aja ya ngambil obatnya. Jaga diri kamu disini " jawab dokter.

Aqira hanya mengangguk. Dito yang mendengar pembicaraan dokter dan Aqira hanya mengerutkan keningnya.

Dokter pun pamit pergi. Mereka bertiga kembali melanjutkan jalan menuju kelas.

" Ra, emangnya elo simpen obat di UKS ? " tanya Dito.

Aqira tertegun mendengar omongan Dito. " Hah? Iya "

" Elo sakit apa? Sampe nyimpe obat diUKS segala, kaya punya sakit parah aja "

" Nggak juga. Ya gue nyimpen obat tuh, jaga - jaga aja, kalo sakit gue kambuhkan, ada simpenan obat disini "

Dito hanya mengangguk. Tak lama, saat Aqira dan Dito ngobrol bersama sampai masuk ke dalam kelas, Fey yang melihat ke akraban mereka hanya ternganga karna kaget.

Fey berjalan mendekati mereka ber tiga, dan dia langsung mendorong Aqira kasar, sampai ia tersungkur ke papan tulis.

Dito kaget melihat perlakuan kasar dari Fey kepada Aqira. Fafa yang melihatnya langsung menolong sahabatnya itu.

Aqira merintih kesakitan. Tiba - tiba, dada sebelah kirinya pun ikut terasa sakit. Aqira terus saja memegang dadanya. Ia menahan sakit yang sekarang ia rasakan.

" Ra... Qira... Elo ga apa - apakan? " tanya Fafa.

" Sakit Fa... Jantung gue sakit... " jawab Aqira sambil meringis.

Dito saat itu sedang membentak Fey yang sudah berbuat kasar kepada Aqira.

" Kamu kok jadi marah?!! '' tanya Fey.

" Sumpah ya, gue kesel sama elo. Gue ga nyangka ya, cucu dari yayasan vandeventer school ternyata kasar juga orangnya!! " ujar Dito tak mau kalah.

" Gue ga suka liat loe sama dia deket!!" ucap Fey sambil menunjuk ke arah Aqira.

" Emang loe siapanya gue? Loe bukan pacar gue, nyokap gue, atau orang terpenting dalam hidup gue. Jadi elo jangan ngatur hidup gue !! " ucap Dito lantang.

Fafa yang melihat keributan mereka langsung meleraikannya. " Stoppp... Plis bantu gue, urusan kalian berdua nanti aja di lanjutinnya "

Dito melihat Aqira. Ia sudah terbujur kaku di sambil bersandar di tembok. Ia langsung menggendong Aqira, dan langsung membawanya ke UKS.

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang