chapter 35

1.3K 66 0
                                    

Lapangan basket dipenuhi dengan murid perempuan yang melihat tim Dito latihan.

Anak - anak perempuan berteriak setiap Dito masukan benda bulat berwarna orange ke dalam ring.

Tak mau kalah dengan yang lain. Fey juga ikut mendukung Dito. Ia langsung berhenti teriak saat melihat kedatangan Aqira.

Ia ga suka melihat Aqira mendukung Dito. Fey berjalan mendekati Aqira dan langsung menarik tangannya di bawa ke toilet sekolah.

Didalam toilet, Fey langsung mendorong Aqira sampai kepalanya terbetur dengan tembok.

Fey memegang kasar wajah Aqira. Ia menangis sejadi - jadinya, menahan sakit yang sekarang ia rasakan.

" Gue ga suka loe so soan dukung Dito. Maksud loe apa? Loe mau so jadi penyemangat dia?!! "

" Gue ga maksud kaya gitu Fey. Gue dukung bukan buat Dito doang kok, yang lain juga "

" Ohhh.. Sekarang loe udah berani ngejawab ya?!! Gue ingetin sekali lagi sama loe. Kalo loe main - main terus ngelunjak. Gue ga akan segan - segan buat keluarin loe dari sini atau beasiswa loe gue cabut. Biar loe ga dapet lagi beasiswa dari sekolah gue, dan pergi jauh - jauh dari sini!! "

Fey pergi meninggalkan Aqira. Di luar Fafa ga sengaja melihat Fey. Saat ia melewati toilet, ia mendengar suara Aqira menangis. Ia segera masuk, dan melihat sahabatnya sedang menangis menutup wajanya.

Fafa langsung memeluk sahabatnya itu untuk menenangkannya.

" Ra... Loe diapain sama Fey? "

Tak ada jawaban apa - apa dari Aqira. Ia terus aja menangis. Lalu ia memeluk Fafa dengan erat, airmatanya membasahi seragam bagian pundak Fafa.

Fafa mengusap punggung Aqira, menenangkannya. " Ra.. Udah jangan nangis lagi. Nanti gue laporin kejadian ini langsung ke kepsek "

" Gue ga mau ada masalah lagi sama dia Fa "

" Pasti ini gara - gara kedekatan loe sama Dito ya? Gue juga harus ngomong sama Dito, biar dia bilang ke si Fey buat ga gangguin loe lagi "

" Nggak perlu Fa.. Ga perlu.. "

" Nggak perlu gimana? Loe udah di bulli abis - abissan. Mentang - mentang dia cucu dari yayasan sekolah ini, dia jadi seenaknya kaya gitu? Gue ga terima jadi sahabat loe Ra "

Aqira hanya diam mendengar omongan Fafa. Mereka langsung keluar dari toilet dan pergi ke taman belakang sekolah.

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang