" Kayanya ada yang seneng nih " kata bunda sambil mencubit pipi Aqira.
" Apaan sih bunda " kata Aqira sambil tersenyum tersipu malu.
" Cerita dong gimana tadi seharian bareng sama Dito " kata bunda.
Aqira merubah posisinya. Ia duduk menghadap bunda sambil memangku guling kesayangannya.
" Bunda tau ga sih, ternyata ya apa yang aku liat soal Dito tuh ga semuanya bener "
" Kok gitu? "
" Dia tuh kurang kasih sayang bun. Tadi aja Qira di bawa ke pemakaman mamahnya ternyata dari kecil dia ga pernah deket sama ayahnya. Ayahnya terlalu sibuk sama pekerjaannya sampe lupa kalo dia juga butuh ayahnya "
" Ya ampun kasian banget "
" Yang bikin kagetnya lagi, Dito kalo ketemu ayahnya lebih baik ga pernah ketemu daripada ketemu terus pergi lagi "
" Segitunya dia sama ayahnya? "
Aqira hanya mengangkat pundak. Akhirnya bunda memindahkan topik lain. Yang masih berkaitan dengan mereka berdua.
" Kalo kamu sama Dito pacaran? " tanya bunda yang membuat Aqira tiba - tiba tersedak.
" Apaan sih bunda, aku sama Dito tuh ga ada hubungan apa - apa " jawab Aqira.
" Tapi sukakan sama Dito? " tanya bunda menggoda.
" Dito tuh orangnya ga senyebelin yang aku kira. Dia tuh baik, enak diajak ngobrol. Pokoknya Qira kalo deket dia nyaman banget deh bun "
" Bunda ga nanya sama jawaban kamu. Kamu suka kan sama Dito? "
" Ihhh bunda apaan sih. Nggak tau deh bun, Qira ga tau suka sama Dito atau nggak. Lagian kalo Qira suka sama dia, belom tentu jugakan dia juga sama Qira "
" Jangan ngomong kaya gitu. Kamu tuh cantik, pastilah ada cowo yang suka sama kamu. Mungkin Dito salah satunya "
" Secantik - cantiknya Qira, Qira banyak banget kurangnya. Ga kebayang deh bun, kalo Qira punya suami nanti, bukannya bikin suami Qira bahagia, malah bikin suami Qira susah lagi "
" Ssttt...kamu jangan ngomong kaya gitu. Pasti adalah cowo yang bakalan nerima kamu apa adanya. Cowo yang bakalan mengisi lubang jatung hati kamu yang kosong "
" Bunda, Qira ga tau deh kalo ga ada bunda, ga ada Fafa ga ada semuanya, mungkin saat ini Qira udah pasrah buat semuanya. Mungkin juga Qira udah nyerah. Ga mau lagi berjuang untuk terus bertahan sama jantung ini. Tapi, karna kalian semua Qira jadi pengen terus hidup, walaupun dokter udah fonis umur Qira gabakalan tahan lama "
" Heh!! Jangan ngomong kaya gitu ahh. Kamu tetep nemenin bunda sayang. Bunda janji, bunda bakalan kumpulin uang buat operasi kamu "
" Qira takut bun.. "
" Takut buat apa? "
" Qira takut, Qira ga bisa kaya yang lain "
" Maksud kamu? "
" Qira ga bisa rasain cinta tulus apa adanya dari cowo yang Qira sayang. Qira pengen banget bun, mimpi Qira setiap malam kejadian. Ya, meskipun ga akan mungkin datang seorang cowo senantiasa berdansa sama Qira, kalo pun ada udah buat Qira bahagia kok "
" Nanti juga bakalan ada kok cowo yang berdansa sama kamu pakai topeng. Kali ajakan dia tuh pangeran yang selama ini kamu cari? "
" Amin deh bun "
Bunda mengusap kepala Aqira. Dan keluar dari kamar.
" Apa emang gue lagi jatuh cinta ya sama dia? " batin Aqira tetapi langsung ia buyarkan seketika " Bukan cinta Qira. Pliss deh jangan ngomongin soal cinta mulu ya. Ini tuh bukan cinta. Ga ada cinta di antara gue sama dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung hatiku
RomanceAqira ga akan pernah menyangka akan berakhir seperti ini. Ini bukan yang ia harapkan. Perjuangannya untuk bertahan dengan penyakitnya kini sudah diujung batas. Jantungnya sudah tidak bersahabat lagi. Sakit yang sekarang ia rasakan, jauh lebih sakit...