chapter 47

1.2K 56 0
                                    

Di sekolah batang hidung Dito tak terlihat. Jam istirahat pun juga, dia tak terlihat. Aqira penasaran. Tapi ia bingung harus menanyakan kesiapa kenapa Dito tak masuk hari ini.

Akhirnya ia memutuskan menanyakan kepada Isan, dan ia harap dengan menayakan keadaan Dito membuatnya tau keadaan Dito sekarang.

" San, Dito kemana ya, kok ga keliatan? " tanya Aqira ragu.

" Oh.. Dia izin katanya. Gue denger dari bokapnya sih dia sakit, semaleman dia ga bisa tidur terus juga badannya panas. Kayanya gara - gara keujanan kemaren deh " jawab Isan.

" Dito sakit? Kok bisa? Bukannya badan dia kuat ya? " ujar Aqira berusaha tenang.

" Dia sakit karna mikirin elo Ra. Dia nyesel banget udah bikin loe kecewa. Dia pengen perbaikin semuanya, tapi karna elo nutupin semua perasaan loe dan loe mau lupain semuanya, dia jadi kepikiran. Apalagi kemaren dia relain nganAqira berterin sepeda ke rumah loe, dan yang dia liat elo jalan bareng sama Rizal. Jujur baru pertama kali gue liat dia kaya gitu karna elo. Sebelomnya dia belom pernah kaya gini " kata Isan memperjelas.

Aqira diam mendengar cerita Isan. Tak tau lagi harus bertanya apa tentang Dito.

" Yaudah ya Ra, gue balik ke kelas dulu " kata Isan sambil pergi meninggalkan Aqira.

Saat sedang melamun di bangku kantin, sebuah gebrakan membuyarkan lamunan Aqira.

Siapa lagi kalo buka Fey yang melakukan hal itu. Fey ga akan meyerah untuk terus meneror Aqira sampai dia benar - benar bikin Dito menjauh darinya.

" Fey apa lagi sih loe? " tanya Aqira.

" Loe belom puas bikin Dito stres kaya gini? Gara - gara elo Dito sakit dan ga bisa masuk sekolah. Elo puas hah?!! " tanya Fey geram.

Aqira berdiri untuk berhadapan dengan Fey. Kali ini ia harus memberanikan diri menghadap Fey yang slalu menginjak - ijaknya di depan orang, dan  slalu disalahkan jika berhubungan dengan Dito.

" Terus aja loe nyalahin gue. Dikit - dikit gue, apa - apa gue, loe ga cape apa? Kalo Dito sakit itu semua salah gue gitu? Fey, gue peduli sama dia, meskipun dia udah bikin gue sakit hati, tapi sekali aja kalo ada sangkut pautnya sama Dito jangan terus - terusan nyalahin gue, gue cape dengernya!! " kata Aqira seraya pergi.

Saat sedang berjalan, ia bertabrakan dengan Rizal. Ia melihat wajah Aqira memerah, menahan amarahan dan menahan airmatanya yang sebentar lagi akanAqira terdiam jatuh.

" Ra, loe kenapa? " tanya Rizal.

Dan langsung saja Aqira memeluk Rizal, dan menangis di pelukannya. Ia menangis sejadi - jadinya, menghilangkan semua beban yag ada di dadanya sampai nyesek yang tak bisa di ungkapkan, hanya dengan menangis ia mengeluarkan semuanya.

" Elo kenapa Ra? " tanya Rizal.

Aqira hanya geleng kepala, tak bisa menceritakan semua yang ia rasakan.

" Cerita sama gue Ra, ada apa? " tanya Rizal lagi sambil melepaskan pelukannya.

" Gue nyesek Zal. Ada yang ingin gue ceritain tapi gue bingung harus mulai darimana. Dan baru kali ini gue rasain hal ini " kata Aqira menjelaskan.

" Gue ga akan tau apa masalah loe. Cerita sama gue, gue akan jagain rahasia loe kalo emang yang loe rasain ini sebuah rahasia " kata Rizal.

Aqira menatap Rizal dalam - dalam. Laki - laki yang baru dia kenal sudah mengerti apa yang sekarang membuatnya sakit.

" Sorri Zal, gue ga bisa cerita sama loe. Sorri banget " kata Aqira seraya berjalan beranjak meninggalkan Rizal.

" Gue tau kok, kita baru kenal, tapi apa gue salah deket sama loe dan jadi teman loe " ujar Rizal.

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang