chapter 20

1.6K 80 0
                                    

" Duh.. Ra bangun dong.. Jangan bikin gue khawatir kaya gini dong Ra.. " ucap Fafa.

" Sekarang kita harus gimana? " tanya Dito panik.

" Duh.. Dokter lagi praktek lagi ke rumah sakit. Gimana ya? " ucap Fafa sambil berfikir.

Tanpa sengaja, ia melihat lemari kecil, tempat penyimpanan obat Aqira dan beberapa obat yang lainnya. Tapi untuk urusan obat Aqira, dokter sudah memisahkan diri dengan kotak warna pink, Fafa tau kotak tersebut.

Tak lupa iya juga memberikan minyak kayu putih ke hidungnya Aqira, agar ia bisa segera sadar.

Obat pereda nyeri kemulut Aqira. Ia memberi segelas air, untuk membantu obat tersebut kedorong masuk kedalam.

" Fa, emangnya sakit asma segitu banyak obatnya ya? "

Fafa tertegun mendengar pertanyaan Dito. " Hah asma? Siapa yang asma ? " tanya Fafa dalam hati.

" Kok gue baru tau ya, kalo Aqira tuh punya sakit asma. 3 tahun kenal dia, baru sekarang gue liat dia kaya gini "

" Ya mungkin dianya emang lagi ga stabil aja kali. Makanya dia kaya gini "

Dito hanya mengangguk paham. Fafa terus saja berfikir.

" Kok Aqira bisa sebutin asma? Apa karna dia emang mau nutupin ke semua orang? karna dia takut temen - temen bakalan jijik dengan penyakitnya itu? Mending gue iyain aja kali ya kalo Dito nanya soal penyakit dia? '' tanya Fafa dalam hati.

Tak lama Aqira bangun. Ia langsung memegang kepalanya yang masih terasa sakit.

" Ra, syukur deh elo akhirnya sadar juga. Gue khawatir sama elo " ucap Fafa.

" Auuwww.. " rintih Aqira kesakitan.

Dito siap siaga mengusap kepala belakangnya " Mana yang sakit? "

Aqira terdiam tuk beberapa saat. Mereka saling berpandang.

" Ehhhmm.... " Fafa berdeham menyadarkan mereka.

" Gimana keadaan elo sekarang Ra? " tanya Fafa.

" Udah mendingan sih. Cuma kepala masih sakit aja " kata Aqira.

Tak lama Isan datang memanggil Fafa. Ia menyuruh Fafa untuk kembali ke kelas, karna guru di kelas sedang membutuhkannya.

" Yaudah ya, gue ke kelas dulu. Elo jagain sahabat gue. Awas kalo elo apa - apain dia " ucap Fafa sambil menunjuk ke Dito.

" Iya, ga akan " jawab Dito.

" Bagus " ucap Fafa.

" Gaakan lewat maksud gue " jawab Dito lagi membuat Fafa dan Aqira kaget mendengarnya.

" Wahh.. Parah loe " kata Fafa.

" Iya iya ga bakalan, tenang aja kali " ujar Dito.

Fafa pergi meninggalkan mereka berdua. Aqira terus saja tertawa. Dito melihat Aqira seraya tersenyum.

Tiba - tiba tangan Dito mengusap kedua pipi Aqira. Aqira terdiam, ia menatap tajam kedua mata Dito. Hal yang sering cewe - cewe baper dengan Dito adalah, saat dia menyipitkan kedua matanya. Karna daya tarik dari orang - orang adalah matanya.

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang