chapter 4

2K 123 2
                                    

Aqira terbangun. Matanya menyidik - nyidik keberadaannya dimana. Ruangan yang sudah cukup familiar dimatanya, sudah membuatnya tidak heran atas kejadian yang sudah menimpanya tadi.

" Dok, siapa yang bawa saya kesini? "

" Temen kamu "

" Siapa? Fafa? "

Dokter tau siapa Fafa. Dia adalah sahabat terdekatnya Aqira. Kemana - mana mereka slalu bersama. Tak jarang orang - orang slalu bilang kembar tak serupa.

" Bukan Fafa. Dia cowo "

Aqira berfikir keras. " Siapa dok? ''

" Di... " dokter berusaha mengingat - ingat.

" Dito?! " kaget Aqira refleks.

" Iya Dito. Dia baik ya, rela gendong kamu kesini. Sedangkan keadaannya juga lagi cape. Tapi karna dia ga tega sama kamu, jadi dia langsung bawa kamu kesini " ujar Dokter memuji Dito.

Aqira berfikir. Ia seperti tidak percaya dengan omongan dokter.

" Masa iya cowo belagu itu yang bawa gue kesini? " tanya Aqira dalam hati.

Dokter menyiapkan obat untuk Aqira. Dia pingsan bukan hanya karna belom sarapan aja. Tapi karna emang dia juga belom minum obat.

Dokter penjaga UKS sudah tau, kalo Aqira punya penyakit jantung. Pokoknya dia tidak boleh kecapean dan telat minum obat. Kalo sekalinya dia telat, ya kejadian pingsan bakalan keulang lagi.

" Dok emangnya ga ada cara lain apa selain minum obat? Saya tuh cape setiap hari kerjaannya minum obat lagi - minum obat lagi "

" Nggak bisalah. Kamu harus minum obat setiap hari. Kamu emangnya mau apa sakit terus - terusan? "

" Tapikan dok, sakitnya saya juga ga cukup cuma minum obat doang. Kalo minum obat tapi belom ada transflantasi jantung buat saya juga rasanya percuma "

'' Ya kitakan harus usaha Qira. Kamu jangan nyerah dong. Kalo kamu nyerah, ayah kamu bakalan sedih diatas sana" nasehat dokter sambil memberikan beberapa obat kepada Aqira.

Dan Aqira langsung masukan obat tersebut kedalam mulutnya.

Jantung hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang