"Lina!"panggil seseorang padaku.
Aku menengok ke arahnya. Aku sudah hafal betul suaranya.
"Ada apa, Ara?"
"Tadi kenapa kau tak menyusulku ke kantin? Tadi itu banyak yang membicarakanmu di sana. Ada yang bilang 'Wah, habislah nasib Alina!', lalu ada juga yang bilang 'Lina memang berani betul dengan mereka!', sebenarnya ada apa denganmu?"cerocos Ara.
Aku menghembuskan nafas dengan berat
"Tak perlu dibahas. Cuma gosip murahan. Tak perlu dipercaya."
Ara mengusap pundakku, meyakinkan bahwa aku baik-baik saja.
"Yakin kau baik-baik saja?"Aku hanya mengangguk dan tersenyum padanya.
Beberapa menit lagi kelas Anatomi akan segera dimulai. Syukurlah kelas ini kelas terakhirku hari ini. Aku benar-benar ingin pulang dan beristirahat.
***
Aku menghembuskan nafas lega saat sampai di rumah dengan selamat. Kupikir ia akan menghalangi jalan pulangku. Beruntung, menghindarinya sangatlah mudah.
"Aku pulang!"
Hening. Tidak ada sahutan dari dalam rumah.
"Yoongi oppa!"
Setelah melepas sepatu, aku langsung pergi ke kamar. Berharap menemukan sosok Yoongi.
Tetapi tidak ada!
Aku sudah mencarinya di kamar, ruang tamu, taman belakang rumah, garasi, aish... . pokoknya aku sudah mencarinya ke seluruh sudut rumah ini.
Sepi.
Aku dan Yoongi hanya tinggal berdua. Tetapi orang tua angkatku tidak lupa untuk menyewa dua orang petugas keamanan untuk menjaga rumah ini. Orangtua angkatku memutuskan untuk tinggal di Daegu untuk mengurus bisnis mereka yang lumayan besar. Yoongi sempat meminta mereka untuk menyewa asisten rumah tangga, tetapi mereka berdua menolak.
"Kalian berdua harus belajar mandiri,"begitu alasan yang Eomma sampaikan.Aku mengambil ponselku yang ada di tas. Mendapati 5 panggilan tak terjawab dan sebuah pesan. Semuanya dari Yoongi.
From : Min Yoon Gi
Hari ini ternyata ada kelas siang dan aku harus mengumpulkan tugas. Deadline-nya tak bisa mundur pula. Jadi, maaf jika kau mencariku(^^)Oalah. Hampir saja aku telepon panggilan darurat. Aku pun membalas pesannya,
From : Alina
Oke! Jangan lupa makan siang!Setelah membalas pesan dari Yoongi, aku menghempaskan tubuhku di tempat tidur bersprei merah ini. Merah. Aku suka warna itu. Tetapi biru langit masih menjadi urutan pertama warna yang kusuka.
Aku lelah sekali. Aku mengantuk. Sudah berkali-kali aku mencoba untuk terjaga, tetapi akhirnya aku tertidur juga.
***
"Alina-ya! Lihat! Itu ada ayunan! Ayo main!"
"Maaf, oppa. Lina... Lina tak bisa bersama oppa lagi."
"Kenapa?"
"Aku akan pindah ke Seoul."
Seketika anak yang kupanggil oppa itu terdiam dan menatapku dengan tatapan kosong.
"Lina... Lina sudah mengkhianati janji kita."
'Apapun yang terjadi, jangan pergi, ya!'
♪nae simjangsoril deureobwajemeosdaero neol bureujanha
i kkaman eodum sogeseoneoneun ireohge biccnanikka
geu soneul naemireojwo save me save meI need your love before I fall, fallgeu soneul naemireojwo save me save meI need your love before I fall, fall♪Terdengar lagu Save Me mengalun, membangunkanku dari mimpiku.
Tadi itu mimpi apa lagi?
Aku pun mengambil ponselku yang menjadi sumber suara lagu itu. Aku memang menjadikan lagu itu sebagai nada dering. Aku melihat nama Min Yoongi di layar ponselku. Kemudian menyentuh tanda hijau.
"Halo?"
Terdengar suara tawa dari seberang telepon.
"Kenapa tertawa?"
"Tertidur, ya?"
"Hmm... ."
"Aku lupa memberitaumu soal ini. Hari ini teman-temanku akan datang ke rumah kita."
"Hmm? Rumah yang mana?"
"Rumah yang mana? Ya, rumah yang kita tempati, lah."
"Lina kira apartemen deket kampus. Siapa saja yang akan main?"
"Mereka berenam."
"Oh... Mmm—mereka. Ya, mereka."
Sebenarnya aku masih sangat mengantuk.
Tunggu!
"Mereka akan-"
"APAA?! MEREKA SIAPA?! MEREKA BERENAM?!"
Aku baru menyadari perkataan Yoongi. Mereka? Jangan bilang mereka berenam yang itu?! Aku terbangun dan menegakkan tubuhku.
"Ughh! Tidak perlu berteriak!"
"Yoongi oppa! Siapa yang oppa maksud mereka?"
"Mereka... . ya mereka. Jin hyung, Namjoon, Hoseok, Taeh-"
"Oke, memangnya kapan mereka sampai?"
"Mereka baru saja meneleponku dan bilang mereka akan sampai sebentar lagi."
"APAA?! YA... YA SUDAH OPPA CEPAT PULANG!"
"Oppa 'kan sudah bilang, siang ini oppa ada kelas sampai jam 4, jadi mau bagaimana lagi, kau sambut mereka ya."
Mataku terbelalak. Aku bisa melihatnya karena aku tengah berdiri di depan cermin sekarang.
"TIDAK! LINA TIDAK BISA!"
"Mengapa kau begitu panik? Mereka juga manusia 'kok, Lin, mereka bukan pembunuh bayaran,"suara Yoongi saat mengucapkan kalimat ini terdengar seperti sedang memenangkanku.
"Karena tadi aku—"
Tidak! Aku tak boleh memberitahu masalah tadi. Aku tak boleh merusak persahabatan mereka. Yoongi akan marah besar pada orang yang sudah melecehkanku tadi siang jika aku memberitaunya.
"Tadi kenapa?"
"Ughh... Mmm—masalahnya kalau mereka tau aku itu adik angkatmu dan satu kampus juga tau, aku bisa hancur, oppa!"
"Hmm... benar juga."
Hening agak lama. Yoongi melanjutkan perkataanya. Saat itu juga, terdengar terdengar suara klakson mobil. Aku bergegas keluar dari kamarku dan mengintip siapa yang datang dari balik tirai jendela ruang tamu.
"Kau bisa—"
"AISH! OPPA, SEPERTINYA MEREKA SUDAH SAMPAI! BENARKAH MOBIL YANG BIASA MEREKA PAKAI BERSAMA BERWARNA PUTIH?!"
"Ya."
"GAWAT! INI HARUS BAGAIMANA?!"
***
An : Alina is being extra😝yah namanya juga habis diancem, kuy vomment😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Feeling [✔]jjk
Fanfiction"Sejauh manapun aku kehilangan arah, aku yakin semua jalan ini akan menuntunku kembali padamu." *** Aku baru menyadari, hidupku rumit. Penuh suka duka. Balas dendam. Kebencian. Namun, di tengah itu semua, kami masih mengharapkan akhir yang bahagia...