"Hey, Lina!"panggil Taehyung padaku.
Aku tersiap.
"Mengapa terdiam begitu?"tanyanya lagi.
"Ughh... tidak apa-apa,"jawabku seraya menaruh snack itu di meja.
"Siapa tadi namanya? Alina?"tanya salah satu diantara mereka.
"Iya. Alina,"jawab Taehyung. Aku mengangguk.
"Duduklah di sini. Temani kami berbicara. Perkenalkan, namaku Hoseok. Jung Hoseok,"ujar salah satu dari mereka yang berambut hitam seraya menjabat tangannya. Ya, pria ini yang disukai Ara. Jadi, namanya Hoseok.
Aku menjabat tangannya,"Namaku Alina. Ugh... . aku tidak pandai berbicara,"ujarku seraya duduk di kursi yang masih kosong. Oh tidak, jarakku dengan Jungkook kurang dari 1 meter!
"Kita berkenalan dulu satu sama lain. Sambil menunggu Suga hyung. Namaku Namjoon."
"Aku Jin. Seokjin. Boleh kutanya sesuatu?"
Aku menatapnya dan mengangguk.
"Mengapa kau pakai masker?"
Aku pun berpura-pura bersin lagi,"Aku agak demam dan flu."
Jin mengangguk-angguk. Setelah itu, mereka memperkenalkan diri masing-masing.
"Namaku Park Jimin. Senang bertemu denganmu,"
Aku yang tidak senang bertemu denganmu. Kau yang menyebutku 'tikus mungil' 'kan?!
Sementara itu, Jungkook menatapku curiga. Aku hanya menunduk.
"Hey, Kookie. Kau tidak berkenalan dengannya?"ujar Namjoon.
Aku mengangkat kepalaku untuk melihatnya. Aku melihatnya menyeringai.
"Namaku Jungkook. Aku yakin kau sudah mengenalku,"ujarnya."Loh? Kalian sudah pernah bertemu sebelumnya?"tanya Taehyung.
Aish... apakah dia tau?
Aku menjawabnya dengan santai.
"Namaku Alina. Kita 'kan belum pernah bertemu sebelumnya. Jadi, mana mungkin aku tau namamu?"jawabku.
"Apa kau yakin?"tanyanya seraya melepas jaket kulitnya. Mengapa dia terkesan menyudutkanku?
Tiba-tiba, lagu Save Me terdengar lagi. Buru-buru aku pergi untuk mengangkat telepon. Huft... aku berterima kasih pada siapapun yang meneleponku kali ini.
"Permisi. Aku harus mengangkat telepon."
Aku pun berlari keluar menuju halaman belakang. Di layar poselku tertera nama Min Yoongi. Semoga dia cepat pulang dan aku bebas dari rasa cemas.
"Halo?"
"Mereka sudah datang?"
"Ya, oppa. Cepat pulang! Kelasmu sudah selesai bukan?!"tanyaku cemas.
"Ya. Ini aku sedang dalam perjalanan. Sebentar lagi aku sampai."
"Ya, sudah. Tutup teleponnya sekarang! Jangan menelepon sambil menyetir!"
"Oke!"
Sambungan terputus. Aku duduk di sebuah ayunan. Sebaiknya aku menunggu Yoongi disini saja. Sepertinya jika aku masuk, aku akan selalu merasa cemas. Aku terdiam dan memikirkan sebuah kalimat yang sedari tadi selalu terngiang di telingaku.
Tunggu saja, tikus kecil. Aku akan kembali."Apa maksudnya?"ucapku lirih.
Apa dia kesal padaku karena aku mengatainya 'tengil'? Tetapi, lagipula dia duluan yang cari masalah. Jangan-jangan dia akan menjadikanku 'boneka'nya? Oh tidak, tidak, tidak! Itu tidak boleh terjadi. Aku harus selalu jaga jarak dengannya.
"Syukurlah kau bisa masuk pendidikan kedokteran. Temanku juga berhasil masuk ke bidang itu, jadi kurasa kalian akan sering bertemu di beberapa kelas."
Tiba-tiba ucapan Yoongi tahun lalu terngiang lagi di telingaku. Masalahnya, aku pernah sekelas dengan Jungkook di beberapa mata kuliah. Apa berarti teman Yoongi yang masuk ke bidang itu adalah Jungkook? Jika benar begitu maka aku akan selalu bertemu dengannya dan berurusan dengannya?
Aihh... Tuhan, tolong aku.
Aku beranjak dari ayunan dan berjalan mengitarinya. Cemas. Cemas. Gelisah. Kenapa juga 'sih aku harus berurusan dengannya?
Tiba-tiba saat aku berbalik, tubuhku menabrak seseorang. Ia begitu tinggi sehingga dahiku terantuk dagunya. Aku pun melangkahkan kaki ke belakang dan mengusap-usap dahiku.
"Buka maskermu."
***
Vote or comment juseyo💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Feeling [✔]jjk
Fanfiction"Sejauh manapun aku kehilangan arah, aku yakin semua jalan ini akan menuntunku kembali padamu." *** Aku baru menyadari, hidupku rumit. Penuh suka duka. Balas dendam. Kebencian. Namun, di tengah itu semua, kami masih mengharapkan akhir yang bahagia...