Mission Completed

1.9K 220 21
                                    

Sepulang dari kencan kecil kami di Taman Naksan, kami memutuskan untuk menonton film. Jungkook memborong beberapa film Hollywood dari toko DVD resmi dengan berbagai genre. Ia mengatakan padaku mungkin asyik jika melanjutkan 'kencan' di rumah dengan menonton film secara maraton. Selain membeli DVD, ia juga mengantarku membeli bahan makanan yang ku ingat sudah hampir menipis di lemari pendingin.

Hingga di sinilah kami sekarang. Sementara aku sedang meletakkan berbagai macam bahan makanan ke dalam kulkas, Jungkook terlihat masih sibuk memasang DVD ke dalam DVD player. Aku tak tau film apa yang akan kami tonton, namun sepertinya itu adalah film beraliran petualangan. Jungkook memang suka film dengan genre seperti petualangan, aksi maupun horror. Seleranya tidak terlalu buruk.

"Lina. Kemarilah. Filmnya akan segera mulai."

Aku hanya menyahut sekadarnya. Setelah selesai meletakkan bahan makanan, aku pun mengambil beberapa kaleng soda dan beberapa bungkus camilan. Aku pun melangkah menuju ruang keluarga dan duduk di samping Jungkook. Jungkook pun merangkul pundakku. Aku menyamankan diri.

"Film apa ini?" tanyaku.

"Bukan film yang baru. Mission Impossible."

Aku hanya terdiam dan menyembunyikan ekspresi excitedku. Tentu saja karena aktor utama dari film ini adalah salah satu aktor kesukaanku. Tom Cruise. Dia tampan. Tetapi mungkin Jungkook akan menutup mulutku dengan bibirnya jika aku memuji betapa tampan dan berbakatnya aktor kelas satu itu di sepanjang film.

"Ah, sepertinya kau ingin menunjukkan padaku betapa kejamnya dunia intelijen atau semacamnya padaku," simpulku saat film pada adegan tokoh utama, Hank menerima sebuah kamera yang sudah dimodifikasi untuk menunjukkan padanya sebuah misi.

Aku melirik Jungkook untuk memastikan bagaimana wajahnya. Ia hanya terdiam, namun aku bisa melihat seringai samar di bibirnya. Ia menegakkan tubuhnya dan mengambil sekaleng soda. Setelah membukanya dengan sekali tarik, ia meminumnya sebelum akhirnya ia berbicara.

"Dunia yang ku tekuni ini lebih kejam dari apa yang ditunjukkan di film."

Aku meneguk saliva dengan kalut. Mengingat bagaimana prolog dari film ini adalah saat Hank diinterogasi serta diancam oleh seorang antagonis. Hank terlihat begitu tertekan saat mendengar si tokoh antagonis tidak hanya mengintimidasinya dengan pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang ingin ia peroleh. Namun ia juga mengancam pada Hank untuk membunuh istrinya jika si tokoh antagonis tidak memberi informasi yang ia inginkan.

"Aku sudah bisa merasakannya semenjak Yoongi dan Ara memberitahuku semuanya," jawabku.

Kami mengobrol kecil namun masih larut dalam suasana menegangkan yang disajikan oleh film itu.

"Dunia itu mengharuskanku untuk..," jeda satu dua detik sebelum akhirnya Jungkook melanjutkan kalimatnya.

"Untuk pandai memanfaatkan situasi."

Aku terdiam dan masih sibuk mengunyah kue kering berisi selai coklat.

"Seperti saat kau menatapku sengit saat pertama kau berjumpa denganku di kampus, misalnya."

Aku menengok cepat dan menatapnya skeptis.
"Tunggu, kau sudah menjadi agen intel sejak saat itu?"

Jungkook mengangguk. Sesaat kemudian ia menatapku.
"Aku tak pernah menyesal karena aku pernah menjadi si jahil mesum bagimu."

Aku memutar bola mataku.

"Karena kenyataannya adalah kita yang sekarang tidak akan pernah ada jika tidak ada kita yang dulu. Seburuk apapun masa lalu, mereka tetap menuntun kita pada apa yang kita capai sekarang."

Endless Feeling [✔]jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang