Graduation Yoongi

3.9K 507 23
                                    

Porsche warna hitam mengkilat milik Jungkook itu berhenti di depan kediaman keluarga besar Min. Aku pun turun keluar dari mobilnya. Sebelum membanting pintu mobilnya aku membungkuk, mencari wajahnya di balik kemudi. Setelah itu mengucapkan terima kasih atas tumpangan yang ia berikan. Tumitku hendak berputar dan membawa tubuhku menuju gerbang rumah, namun berhenti kala Jungkook memanggil namaku lagi.

"Terima kasih, tikus kecil. Senang bisa menghukummu."

Begitu ucapnya dengan sebelah alisnya terangkat, membuat kesan licik di wajah tampannya itu terlihat jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu ucapnya dengan sebelah alisnya terangkat, membuat kesan licik di wajah tampannya itu terlihat jelas. Aku mengalihkan pandangan dan memutuskan untuk mengendikkan bahu tak peduli. Porsche itu pun melaju meninggalkan rumah ini, meninggalkanku yang sudah bersiap membuka gerbang namun terkejut oleh siapa yang ada di balik gerbang hitam yang tinggi menjulang ini.

"Aigoo, Yoongi oppa, kau mengejutkanku."

Yoongi hanya mengendikkan bahu dan membukakan pintu gerbangnya. Membuat kepalaku celingukan mencari dimana gerangan dua orang penjaga yang biasanya bolak-balik membukakan pintu gerbang.

"Seokwoo samchun sakit. Dia, yang memang keras kepala itu memaksakan berangkat kerja, sehingga saat aku melihatnya begitu pucat, aku langsung menyuruh Jinwoo hyung untuk mengantarkannya ke rumah sakit."

Aku ber-oh. Namun, isi kepalaku terus mengingatkanku untuk menjenguk Seokwoo ahjussi sore nanti.

"Mengapa Jungkook?"tanyanya.

Aku yang sudah berjalan mendahuluinya terhenti dan berbalik badan. Kemudian, menyengir.

"Ah, kebetulan aku bertemu dengannya dan dia memaksaku untuk ikut saja dengannya, dan ya... . Seperti itu."

Yoongi berjalan santai menyamai langkahku.

"Bodoh, itu artinya dia sudah tau siapa dirimu."

Aku meliriknya sebal.
"What a savage,"lirihku.

Yoongi terkekeh kecil.

Kami langsung masuk ke ruang tengah. Aku meletakkan tasku sementara Yoongi menghampiri kulkas. Ia mengambil dua kaleng kopi dingin dan melemparkan salah satunya padaku. Aku menangkapnya.

"Sejak kapan?"tanyaku.

"Apa?"

"Kau. Sejak kapan minat kopi dingin? Biasanya kau selalu ingin yang diseduh."

Yoongi mengendikkan bahunya. Ah, aku jadi bosan sendiri memiliki kakak angkat, ya setidaknya aku memiliki kakak sepertinya, sih, yang begitu cuek dan ya, dia itu savage, atau swag aku tak begitu mengerti verba jadi ya, seperti itu kiranya. Sementara pikiranku berkeliaran mencari kemungkinan bagaimana jika Yoongi melakukan aegyo. Yoongi sendiri sudah duduk di sofa, sebelah tangannya bersandar di sandaran sofa, sebelahnya lagi bertumpu di pegangan sisi sofa. Kakinya naik ke meja. Ya, begini Yoongi di rumah. Aku masih menatapnya.

Endless Feeling [✔]jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang