Pagi di musim dingin adalah sebuah hal yang cukup buruk bagi kalian yang tidak terlalu menyukai udara dingin. Seperti diriku, meski terlahir di musim gugur yang notabene bersuhu agak rendah, aku bukan tipe gadis seperti di luar sana, menghabiskan waktu libur musim dinginnya untuk berlibur; bermain ski, membuat boneka salju, menikmati pemandangan dari atas Namsan dengan satu cup kopi di genggaman, atau sekedar menantikan salju pertama di tempat lain.
Aku tidak bisa.
Sekalipun aku memaksakan, pasti akan berakhir di ranjang rumah sakit dengan diagnosis hipotermia. Terkadang aku heran mengapa tubuhku bisa sesensitif ini?
"Ya! Lina-ya! Kau belum bangun juga? Astaga, kau ini!"
Suara menyebalkan itu terdengar lagi setelah si pemilik suara berhasil membuatku bangun karena bisikannya pada telingaku, yang sontak membuat tubuhku terlonjak karena geli.
Sialan kau, Jeon Jungkook.
Aku menggeram. Astaga, mengapa dan sejak kapan ia berada di kamarku?
"Diamlah, aku ingin tidur lagi,"sahutku malas dengan suara serak yang mengerikan. Mungkin karena semalam aku meneriakkan fanchant terlalu keras?
Dapat kulihat dari ekor mataku, Jungkook beranjak dan berjalan dari set kursi dekat balkon menuju tempat tidurku. Aku memejamkan mata erat dan kembali berpura-pura tidur. Namun, yang ia lakukan adalah menyibak selimutku dan melompat ke atas ranjangku, kemudian memelukku erat dari belakang. Aku masih diam.
Namun sesuatu yang membuatku bergidik geli adalah hangat nafasnya yang langsung mengenai tengkukku. Namun, aku masih diam juga. Sampai ia mengambil tindakan yang lebih parah.
"Bangunlah,"bisiknya tepat di telingaku.
Aku berbalik dan mendorong tubuhnya hingga nyaris terjatuh.
"Jangan lakukan itu lagi, Jungkook-a! Menyebalkan!"
Jungkook terkekeh.
"Lantas bangunlah, dan baiklah, maafkan aku. Rupanya kau masih trauma dengan hukuman itu, ya?"
Aku menutup wajahku dengan telapak tangan dan turun dari ranjang. Berjalan menuju wastafel dan segera membasuh wajahku yang super berantakan.
"Santai saja, aku pernah melihat wajah bangun tidurmu sebelumnya. Tetap cantik."
Aku mendengus.
"Diam, kau sialan."
Terdengar kekehan lagi. Mungkin aku harus diam dan membatu agar Jungkook tidak terus menggodaku seperti ini. Pada dasarnya, dia itu memang menyebalkan dan tidak ada orang yang dapat menyangkal fakta itu.
Setelah membasuh wajah dan menyikat gigi, aku bergegas menuju kamar mandi. Namun, menyadari sesuatu saat Jungkook berjalan keluar menuju ruang makan, aku tersadar. Aku pun memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Feeling [✔]jjk
Fanfiction"Sejauh manapun aku kehilangan arah, aku yakin semua jalan ini akan menuntunku kembali padamu." *** Aku baru menyadari, hidupku rumit. Penuh suka duka. Balas dendam. Kebencian. Namun, di tengah itu semua, kami masih mengharapkan akhir yang bahagia...