First [M]

5.4K 694 137
                                    

"Buka maskermu."

"Ap-apa?"jawabku dengan suara yang terbata-bata. Pria yang ada di hadapanku ini-

"Cepat lepaskan maskermu!"

Aku mencoba untuk tetap tenang,"Maaf, aku tidak bisa. Sudah kubilang aku sedang flu!"

Namun, ia yang keras kepala menjulurkan tangannya, berusaha untuk melepaskan maskerku. Aku pun menepis tangannya.

"Mana sopan santunmu?"pekikku dengan suara panik yang terdengar seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Jungkook menarik tangannya dan melipatnya di depan dada.

"Kau pikir aku tertipu dengan penyamaranmu?"

Aku ingin menghilang sekarang.

"Apa yang sedang kau bicarakan?!"pekikku lagi.

Tiba-tiba dengan sekali gerakan cepat, tangannya berhasil menyingkirkan masker yang menutupi hidung dan mulutku. Aku langsung menutup wajahku dengan kedua tanganku dan membalikkan badan.

"Pergilah!"

Aku mendengarnya berdecak dan terkekeh menyebalkan dari balik punggungku, "Kau ini tikus kecil yang lucu dan merepotkan, ya! Sedang apa kau disini, huh? Oh, aku tau. Kau-"

Aku merasakan dada bidangnya yang menabrak punggungku. Ia pun melanjutkan kalimatnya,"Kau- gadis mainan Suga, ya?"

Satu kalimat yang begitu menusuk.

Tanpa ragu aku berbalik dan menampar pipinya keras-keras. Tubuhnya sedikit terdorong ke belakang.

"Jaga mulutmu! Kau ini tidak pernah diajari sopan santun, ya?!"bentakku.

Kepalanya tertunduk dan tangannya memegangi pipinya. Mungkin ia terkejut dengan apa yang baru saja kulakukan. Tetapi, kakiku reflek mundur satu langkah saat ia mengangkat pandangannya. Ia menyeringai dan melangkah mendekatiku. Aku pun mundur untuk menjauh darinya. Namun, sial bagiku karena aku sudah kehabisan ruang. Punggungku menabrak dinding pembatas taman dan Jungkook masih tetap melangkah mendekatiku. Ia terus mengikis jarak diantara kami.

"Jadi benar tentang isu itu,"ucapnya menggantung. Satu tangannya menyandar di dinding, tangannya berada di samping kepalaku. Membuat ruang gerakku semakin sempit.

Aku benar-benar takut sekarang.

Wajahnya terus mendekati wajahku sampai hidung kami bersentuhan.
"Isu tentang keluarga Min yang mengangkat seorang anak. Jadi, apa benar kau adik angkat Suga?"tanyanya. Aku hanya menjawab dengan anggukan. Oh tidak, ini terlalu dekat.

"Beraninya kau menamparku."ucapnya penuh penekanan.

Aku benar-benar merasa risih. Tanganku sudah mengepal dan jantungku berdegup cepat. Aku takut. Aku takut.
"Kau harus menerima balasannya,"bisiknya. Aku menutup mataku rapat-rapat. Tidak tau apa yang terjadi sampai aku merasakan bibirku basah. Aku mulai memberontak dengan memukul dadanya. Sebisa mungkin menjauhkannya dariku.

Aku menarik nafas dengan terengah-engah. Rasanya begitu sulit. Sampai akhirnya ia menghentikan ciumannya. Pandanganku kabur karena terhalang air mata. Sekali mataku berkedip, sudah pasti air mataku akan jatuh.

Dia. Jeon Jungkook. Telah mencuri ciuman pertamaku.

"Kau menamparku. Aku menciummu. Adil 'kan?"ujarnya santai.

Aku terisak dan bernafas dengan cepat, seakan sebentar lagi oksigen di udara akan habis. Tubuhku melemas. Aku menunduk dan memejamkan mata. Berusaha untuk menghindari kontak mata dengannya. Perlahan, ia menjauh dariku. Namun, efek ciumannya masih terasa. Jantungku masih berdegup cepat. Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku.

"Ups! Sepertinya aku orang pertama yang mencium bibirmu ya? Hmm... . pantas saja rasanya sangat manis. Oke, mungkin lain kali aku harus mencobanya lagi,"

Aku mengusap pipiku yang basah. Menatapnya lurus dan penuh kebencian. Ia sudah melecehkanku, mencuri ciuman pertamaku, dan dengan santainya ia malah melipat tangannya di depan dada dan menyeringai dengan tatapan matanya yang berkilat jahat itu?

"Dengar,"ujarnya seraya mengangkat daguku dengan jarinya.

Ia menyeringai lagi sebelum melanjutkan perkataannya,"Kau akan terus menjadi mainanku. Kau akan terus menjadi tikus kecilku. Jika kau berani melaporkan urusan kita pada Suga, kau tidak akan pernah hidup aman. Meskipun. Kau. Adalah. Adik. Angkat. Suga. Mengerti?"ucapnya penuh penekanan.

Aku hanya mengangguk karena takut. Kemudian ia berbalik dan melangkah menuju halaman depan dengan santainya. Seolah tak terjadi apa-apa. Sementara itu aku berlari dan masuk dari pintu belakang. Aku bergegas masuk ke dalam kamar. Menenggelamkan kepalaku di tumpukan bantal dan berusaha melupakan apa yang baru saja terjadi.

***

Ea ea eaa...

Endless Feeling [✔]jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang