Warning : perlu pemahaman lebih untuk baca part ini. Baca pelan-pelan biar paham ya😘
Aku mendorong kursi roda Yoongi dengan perlahan. Menuntunnya hingga sampai di taman rumah sakit. Yoongi terus menanyakan apakah ia menggangguku bekerja. Aku tak bisa menjawab apapun selain menyuruhnya untuk tidak khawatir.
"Aku sudah selesai. Berhentilah bertanya, Yoongi."
Yoongi terdiam. Ia menoleh ke belakang dan mendongak untuk menatap wajahku. Hanya sesaat sebelum akhirnya ia kembali mengalihkan pandangan. Aku duduk di bangku taman tepat di samping kursi roda Yoongi.
"Kau yakin kau sudah merasa baik?"
Yoongi berdecak dan menatapku datar.
"Ayolah, aku tidak selemah itu."Aku tertawa. Setelah itu aku mengambil ponselku dan mengetik sesuatu.
Apakah semua ini begitu berbahaya hingga kau ingin aku membawaku ke sini? Mengapa kau justru memilih tempat terbuka?
Yoongi membacanya, sesaat kemudian ia tertawa untuk menyembunyikan ekspresi sebenarnya. Aku tau itu.
"Kau tau, video yang baru saja kau tunjukkan padaku sangat lucu. Biarkan aku menunjukkanmu video milikku."
Ia mengetik sesuatu pada ponselnya. Setelah selesai, ia memberikan ponselnya padaku.
Karena aku tau, ada musuh dalam selimut yang bisa mendengar semuanya jika aku menjelaskan semuanya padamu di ruang rawat.
Aku sempat mengernyit.
"Aneh,"ucapku.Yoongi menatapku.
"Memang. Sangat tidak masuk akal bukan?"Aku mengangguk.
"Tetapi aku tidak bisa memastikannya. Hanya jaga-jaga jika memang benar ada orang yang akan mendengarkan cerita tentang tunanganku,"ucap Yoongi.
Bagus sekali. Ia menyamarkan masalah penembakan itu dengan cerita tentang tunangannya. Aku terdiam. Jujur saja, sepertinya aku belum siap menerima semua ini.
"Tidak apa. Aku jamin, tidak ada yang bisa mendengar kita di sini. Suasana terlalu ramai dan tidak banyak tempat untuk bersembunyi. Tetapi tetap saja, kita tidak boleh mengeraskan suara."
"Baiklah. Kau bisa memulai. Jadi, mengapa kau tertembak, mengapa Jungkook tertembak, mengapa semua ini terjadi, jelaskan padaku secara perlahan."
Yoongi tersenyum.
"Ini akan terdengar sulit bagimu. Aku tidak memintamu untuk memahaminya. Jangan bertanya sebelum aku menyelesaikan penjelasannya."Aku mengangguk.
"Aku akan mencoba mengerti.""Jungkook pergi darimu tiga tahun lalu, bukan karena ia ingin melanjutkan pendidikannya."
Aku mendengarkan Yoongi dengan seksama.
"Ia pergi mengejar pembunuh yang berusaha membunuhmu di malam saat keluarga Jungkook membahas perjodohan kalian. Selain itu, ia mengalihkan pembunuh itu dengan mengajakmu ke Busan dan menabrakkan mobilnya saat perjalanan pulang. Ia merekayasa kecelakaan itu agar orang-orang yang ingin membunuhmu berpikir bahwa kalian sudah mati. Sekedar informasi untukmu, rumah sakit pertama yang menanganimu bahkan membuat pernyataan bahwa kalian sudah meninggal, tepat sebelum kalian dirujuk ke rumah sakit di Seoul secara rahasia."
Aku terdiam. Jadi, itukah alasannya?
"Jungkook pergi darimu bukan karena ia tidak ingin bersamamu. Ia ingin melindungimu."
Apakah ini cerita sedih? Mengapa tiba-tiba dadaku terasa sesak? Mengapa aku seperti ingin menangis?
"Bolehkah aku bertanya sekarang?"tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Feeling [✔]jjk
Fanfiction"Sejauh manapun aku kehilangan arah, aku yakin semua jalan ini akan menuntunku kembali padamu." *** Aku baru menyadari, hidupku rumit. Penuh suka duka. Balas dendam. Kebencian. Namun, di tengah itu semua, kami masih mengharapkan akhir yang bahagia...