So Far Away

3.6K 512 21
                                    

Dua minggu kemudian... .

Yoongi terus menerus meminta pendapat eomma tentang penampilannya. Aku sampai dibuatnya terkekeh. Alasannya, ini adalah momen penting, jadi ia harus berpenampilan sebaik mungkin. Lihat. Toga itu sangat pas dengan tubuhnya. Yoongi memang berhak menerimanya. Ia memang tak bisa diragukan lagi jika disinggung tentang prestasi. Oh, aku lupa memberitahu kalian bahwa Yoongi lulus dalam dua fakultas sekaligus. Fakultas Ekonomi Perusahaan dan Fakultas Musik. Ah, mengapa dia begitu jenius? Aku saja yang hanya menggeluti dunia kedokteran sudah pusing bukan main saat mendapat tugas menghafal nama-nama tumbuhan herbal yang begitu banyaknya. Sudah begitu, pakai bahasa latin pula.

Oke, sekarang aku tengah berdiri di depan cermin, memastikan penampilanku tidak buruk. Meski tokoh utama dalam acara ini bukanlah diriku, namun tetap saja aku harus berpenampilan baik. Aku berputar, menatap bayanganku di cermin. Alina, kau sudah cantik. Haha, itu batinku yang terlalu percaya diri. Aku mendekatkan wajahku pada cermin dan mengoleskan seidikit lipbalm pada bibirku. Setelah sebelumnya, wajahku sudah kupoles dengan make up tipis dengan brand favoritku. Brand milik Kylie unnie. Oh, sial. Mengapa aku jadi teringat ciuman Jungkook sialan itu?

Ini tidak bisa dibiarkan.

Aku harus menghilangkan pikiran-pikiranku mengenai apapun hal yang berkaitan dengannya.

Aku menegakkan tubuhku. Tunggu.

Yoongi akan lulus dari kuliahnya, beserta dengan 3 temannya yang lain. Lalu, untuk tahun-tahun berikutnya, siapa yang akan menjagaku dari artis-artis kampus teman-teman Jungkook itu. Lalu, dan, ya siapa juga yang akan menjagaku dari Jungkook?

Mengapa begini? Kurasa aku tak bisa mengandalkan Kim Ara. Karena, ku pikir, dia juga memiliki hubungan rahasia dengan Kim Taehyung yang patut dicurigakan. Entahlah, dia sepertinya agak terganggu jika ku tanyai beberapa hal tentang Kim Taehyung. Padahal, menurutku, Kim Taehyung itu jauh lebih ramah dan lebih baik dari Jeon Jungkook.

"Alina?"

Panggilan itu menginterupsi kegiatan merenungku. Aku menolehkan kepalaku dan mendapati eomma tengah berjalan menghampiriku. Aku menghadapnya dan tersenyum.

"Ada apa, eomma?"tanyaku.

"Anakku. Kau sangat cantik dengan gaun ini. Aku, aku ingin berterima kasih padamu karena sudah membantu Yoongi dalam hal apapun. Ya, contohnya, seperti mengingatkan dirinya untuk makan teratur, dan membangunkannya dari tidur. Anak itu, pasti masih menjadikan tidur sebagai hobinya, bukan?"

Aku tersenyum, selanjutnya aku mengelak, "Eomma tak perlu merasa seperti itu. Kami kakak dan adik, saling menjaga dan mengingatkan itu tugas kami,"

"Meskipun aku dan keluarga Min tidak ada hubungan darah sama sekali,"lanjutku lirih.

Selanjutnya giliran eomma yang menyelaku, "Hei, apa yang kau katakan? Kau ini gadis eomma. Tambang emas eomma. Min Leena, Min Yoongi dan Min Jinwoo adalah harta eomma dan appa yang tak bisa ditukar dengan apapun."

Aku terhenyak dan menatap wanita yang ada di hadapanku. Selanjutnya, ia menarikku dalam pelukan.

"Maafkan eomma, tak bisa menjadi ibu pengganti yang baik bagimu."

Aku mengurai pelukan dan menggeleng.
"Eomma yang terbaik."

Ah, sebenarnya yang akan lulus aku atau Yoongi? Mengapa hari ini aku merasa istimewa?

Suara panggilan appa menginterupsi kami. Kami pun keluar dari kamarku dan menuju ruang tengah, dimana ternyata semua sudah siap untuk berangkat. Yoongi terlihat rapi dengan toga yang ia kenakan, begitu pula Jinwoo dan appa yang sudah rapi dengan jas mereka masing-masing. Sementara itu aku dan eomma sudap siap dengan mengenakan terusan kasual.

Kami pun pergi menuju kampus Yoongi, yang juga merupakan kampusku.

***

Suasana penyerahan sertifikat kelulusan benar-benar khidmat. Satu per satu mahasiswa dipanggil menuju panggung  oleh kepala yayasan universitas untuk menerima samir dan sertifikat kelulusan. Tidak terkecuali Min Yoongi. Beberapa teman Yoongi juga ternyata lulus bersamaan di tahun ini. Kim Seokjin yang lulus dari Fakultas Manajemen Bisnis, Kim Namjoon lulus dari Fakultas Matematika Ilmu Alam sekaligus Hubungan Internasional, aku heran juga pada teman Yoongi yang satu ini, mengapa ia begitu jenius?

Yoongi pula lulus dari Fakultas Manajemen Bisnis dan Fakultas Musik. Sementara itu, idola Kim Ara, Jung Hoseok, lulus dari Fakultas Teknik Komputer.

Aku duduk di sini, di antara keluarga mahasiswa yang akan lulus.

Beberapa mahasiswa juga masih terlihat berseliweran. Bulan ini memang didedikasikan untuk mahasiswa yang akan lulus, jadi akhir-akhir ini jarang sekali diadakan kelas. Hanya beberapa dosen yang memberikan tugas sebelum ujian akhir tahun. Mungkin, mahasiswa yang masuk hari ini hanya akan menyerahkan tugas tersebut. Beruntung, aku sudah mengumpulkannya lebih dulu.

Keluarga Min, termasuk aku langsung menegakkan tubuh saat nama Min Yoongi dipanggil untuk memberikan pidato sebagai perwakilan sarjana terbaik tahun ini. Lihat? Meskipun dia menanggung dua fakultas sekaligus, dia masih saja menjadi yang terbaik. Ah,aku sangat iri dengannya.

Yoongi terlihat gugup. Meskipun tempat dudukku dan panggung itu tidak dekat, namun aku tau persis bahwa Yoongi sedang gugup. Aku bisa melihatnya dari tingkah lakunya. Selanjutnya ia berdiri di depan podium, mendekatkan wajahnya pada mikrofon.

Hening.

Lima detik. Sepuluh detik, Yoongi masih diam. Hingga akhirnya, ia bicara.

"Terima kasih,"adalah ungkapan pertama yang Yoongi sampaikan. Selanjutnya ia terkekeh gugup.

"Ah, sungguh. Aku tidak menyangka akan lulus tahun ini. Mengingat aku sering tertidur di beberapa mata kuliah,"jelas Yoongi mengundang tawa.

"Tetapi, ya, aku sungguh berterima kasih kepada Tuhan, keluargaku, dosen pembimbing dan teman-temanku. Ah, semua yang sudah ikut melancarkan kelukusanku tahun ini. Abeoji, eomma, lihat! Anak kalian lulus!"

Aku menengok, melihat ekspresi kedua orangtuaku. Mereka mengangguk-angguk dan tertawa, lalu mengacungkan jempol.

"Kemudian, ada Min Leena, atau biasanya dipanggil Alina, dia banyak membantuku dalam hal apapun. Lina! Oppa-mu yang paling tampan ini lulus!"

Seketika semua mata tertuju padaku. Aku menutup mulutku dengan kedua tangan dan mengangguk untuk menanggapi Yoongi. Sementara ia melanjutkan pidatonya, telingaku berdengung kala mendengar bisikan-bisikan dan tatapan menilai. Sudah pasti, mereka, mahasiswi-mahasiswi penggemar Yoongi, terkejut saat mendengar Yoongi mengakuiku sebagai adiknya.

Astaga. Mengapa Yoongi melakukan ini padaku?

***

Haluuuuuuuu
Masih ada yang baca?

Endless Feeling [✔]jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang