Ini adalah minggu ketiga di tahun ketigaku menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran sebuah universitas ternama di Seoul. Pun ini kali ketiga seorang Jungkook menjahiliku dalam sehari. Aku heran padanya. Sesuka apa dia padaku sampai aku terus saja menjadi korban kejahilannya. Ditambah tahun ini dan tahun depan, aku tak lagi bersama Yoongi. Tak ada lagi yang bisa menjagaku, selain Ara yang terkadang malah menyuruhku untuk menumpang Jungkook jika eomma maupun appa tak bisa menjemputku. Sialan memang gadis itu. Kini, kami berdua justru semakin sering menjadi bahan kejahilan trio sialan para artis kampus, siapa lagi kalau bukan Park Jimin, Kim Taehyung dan Jeon Jungkook.
Yoongi sudah terbang ke Florida. Jinwoo juga sudah kembali ke Daegu. Sementara kedua orangtuaku masih tinggal di Seoul. Aku bersyukur mereka tak lagi terlalu sibuk dengan pekerjaan.
Oh, ya. Aku sempat bersitegang dengan Ara perihal Yoongi. Ia tak percaya aku merahasiakan identitasku sampai ia juga tak tau bahwa aku adalah adik angkat Yoongi. Ia mengira aku tak mempercayainya sebagai sahabat, namun segeralah aku meminta maaf padanya. Pun kami berbaikan kembali seperti semula. Meskipun, dia masih juga tak mau membuka diri padaku perihal Taehyung. Ah, aku sungguh penasaran, sebenarnya apa hubungannya dengan Taehyung.
Saat ini, banyak perubahan yang terjadi dan tentu saja suasana makin berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya adalah makin banyaknya gadis-gadis penggemar Yoongi yang selalu saja menatapku, memberikan penilaian. Tentu saja mereka terkejut, ternyata selama ini seorang Alina, atau sekarang banyak sekali orang yang memanggilku Min Leena, adalah seorang adik angkat dari Yoongi, artis kampus yang populer. Sangat berbeda denganku yang bisa dibilang kurang pergaulan.
Ah, aku jadi merindukan kehidupan kampusku yang dulu. Selalu tenang. Hanya ada Kim Ara yang selalu menemaniku di sela-sela mata kuliah. Sangat berbeda dengan sekarang, tak sedikit yang berbisik-bisik di belakangku saat aku lewat. Bahkan ada yang sengaja mengeraskan suaranya. Aku tidak menanggapinya. Itu semua hanya kuanggap angin lalu.
Tidak sedikit juga yang ramah padaku. Entah itu sifat yang dibuat-buat karena mereka penasaran padaku, atau memang ramah adalah sifat mereka. Aku menanggapinya dengan senyum.
Sifatku tergantung dengan bagaimana kalian memperlakukanku.
Kecuali, dengan orang yang kini tiba-tiba memeluk pundakku dari belakang.
Aku sudah tau meskipun aku tidak menoleh ke belakang untuk memastikan. Aku hafal betul wangi tubuhnya.
"Jungkook, lepas, "lirihku.
Aku semakin lelah dengannya. Aku lelah dengan sifat romantisnya di depan semua orang. Aku lelah melihatnya berpura-pura.
"Aku lelah," adunya. Ia menyandarkan kepalanya pada pundakku. Hari ini, entah apa yang terjadi, ia sangat manja.
Satu lagi, aku lelah menjadi pusat perhatian jika ia bersamaku.
Aku berbalik dan menatapnya. Ia mengaitkan jemarinya pada jemariku.
"Hari ini kau pulang denganku."
Nah, seperti ini kebiasaannya yang paling ku tak suka. Jika ia menginginkan sesuatu dariku, bukannya bertanya ataupun meminta izin, ia malah terkesan memaksa. Satu lagi, Jeon Jungkook adalah tipe orang yang tidak suka ditolak.
"Tetapi aku... ."
"Apa?" kini ia justru menatapku menantang. Tatapannya itu seperti mengisyaratkan 'mau atau kau akan mendapat hukuman.'
"Aku sudah berjanji dengan Ara untuk--"
"Ara sudah pergi dengan Kim Taehyung. Maka dari itu kau pergi denganku."
"Apa?"
Tunggu, aku tidak salah dengar 'kan?
Jeon Jungkook mungkin menangkap tatapan bingungku, hingga ia mengarahkan pandanganku kepada dua orang yang tengah berjalan menjauh dari posisi kami, terlihat si lelaki sedang menggenggam tangan si gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Feeling [✔]jjk
Fiksi Penggemar"Sejauh manapun aku kehilangan arah, aku yakin semua jalan ini akan menuntunku kembali padamu." *** Aku baru menyadari, hidupku rumit. Penuh suka duka. Balas dendam. Kebencian. Namun, di tengah itu semua, kami masih mengharapkan akhir yang bahagia...