Park

1.7K 270 20
                                    

Aku menolehkan kepalaku dan mendapati atensi pemuda dengan marga Park itu. Ia berdiri tak jauh dari tempatku dan Wonwoo duduk. Menatapku datar. Seakan ia tak bisa berekspresi. Aku mengernyit heran.

"Kemari."

Ia berujar seraya melambaikan tangannya. Mengirimkan isyarat agar aku menghampirinya.

Aku menatap Wonwoo sekejap untuk memastikan bahwa ia membolehkanku pergi. Pemuda itu menoleh ke arah Jimin dan kembali menatapku. Gurat wajahnya menunjukkan kekhawatiran.

"Kau yakin kau baik-baik saja?"tanyanya.

Aku mengangguk.

"Dia terlihat seperti bukan orang yang terlalu baik."

Aku terkekeh.

"Memang,"ujarku sebelum akhirnya beranjak dan melangkah menghampiri Park Jimin.

Tak butuh waktu lama, kami berhadapan. Ia menatapku tajam dengan garis wajah yang keras. Rahangnya mengatup. Tubuhnya terlihat tegang dengan kedua tangannya menyilang di depan dada.

"Apa benar yang orang lain katakan?"ucapnya, membuatku mengernyit bingung.

"Tentang apa?"

"Kau dan Wonwoo. Kalian memiliki hubungan khusus?"

Aku mengalihkan pandangan dan mendengus dingin.

"Kau tidak punya hak apapun untuk mengetahui semuanya, sunbae."

Kini giliran Park Jimin yang mendengus. Terdengar tawa kecil yang getir dan mengerikan.

"Aku tidak suka melihatmu dengannya, Lina-ya. Apa kau tidak ingat bahwa kau adalah tunangan Jungkook?"

Nafasku sempat tertahan saat mendengar kalimat itu. Telingaku berdengung. Kedua tanganku mengepal dengan erat di sisi-sisi tubuhku.

"Jangan sebut namanya lagi. Dia sudah mati bagiku."

Jimin menatapku tak percaya.

"Lina, dengarkan. Dia tidak pernah pergi meninggalkanmu. Kau tau, beberapa kisah orang di dunia ini mengorbankan kebahagiannya demi orang yang ia cintai. Mungkin itu yang Jungkook lakukan untukmu."

"Jangan berpikir bahwa kau tau segalanya tentang kami, Park. Kau tidak punya hak untuk itu."

Jimin menghela nafas.

"Aku adalah sahabat Jungkook. Aku mengenalnya hampir seluruh hidupnya,"ucapnya lirih.

"Penilaianmu salah terhadap Jungkook, Lin. Kau hanya sedang terkejut dan belum bisa menerima semua ini."

Aku menatap Jimin. Tepat pada matanya.

"Aku sudah pernah kehilangan orang yang kucintai sebelumnya, Park Jimin. Rasanya persis seperti ini,"jawabku.

Aku menarik nafas dalam sebelum melanjutkan pembicaraan.

"Mereka tidak pernah kembali meski mereka berjanji untuk menemuiku lagi,"tukasku.

"Orangtuamu?"tanyanya.

Aku hanya diam.

"Itu berbeda, Lin."

Aku menggelengkan kepala.

"Kau tidak pernah mengerti. Kau tidak akan pernah mengerti karena kau tidak pernah merasakan apa yang pernah kurasakan."

Kedua tangan Jimin berpindah menggenggam bahuku erat.

"Dengar, aku sudah cukup mendengar kisahmu dari Jungkook. Apapun yang ingin kau lakukan, jangan bawa dirimu pada kesulitan. Jauhi pria itu."

Endless Feeling [✔]jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang