Tanganku aktif menggerakkan mouse yang terhubung pada laptopku. Kini, aku sedang mengirim tugas akhir yang baru saja kuselesaikan tadi ke alamat e-mail dosen pembimbingku. Aku menggerutu dalam hati. Sebenarnya tugas ini bisa kuselesaikan sore tadi, tetapi entah mengapa aku tidak bisa fokus, sehingga tugas akhir itu baru saja terselesaikan.
Aku menatap jam meja yang terletak di nakas samping tempat tidurku. Waktu menunjukkan pukul setengah delapan malam. Ini waktunya makan malam. Aku menghela nafas desah. Kalimat demi kalimat yang Jungkook utarakan siang tadi terus membayangi pikiranku.
'Aku tidak akan pergi dengannya. Aku harus bersembunyi. Bagaimanapun caranya akan kulakukan agar perjodohan bodoh itu tak akan pernah terjadi,'tekadku dalam hati.
Lamunanku buyar saat rungu ini menangkap suara ketukan pintu diikuti suara lembut Kim Ara mengajakku makan malam. Aku turun dari tempat tidurku dan segera membukakan pintu kamar yang notabenenya adalah kamar Ara juga.
"Makan malam sudah siap. Taehyung sudah menunggu kita di ruang makan."
Tersenyum padanya adalah jawaban terbaik. Ara balas tersenyum dan mengamit lenganku dan menuntun langkah.
"Ara, aku harus pergi."
Langkah kami berdua terhenti. Tubuh Ara berbalik. Sorot pandang herannya menghujam mataku dengan tepat.
"Seseorang akan datang ke sini dan mencariku. Aku harus lari dan bersembunyi."
Ara sepertinya sudah paham akan arah pembicaraanku. Ia diam dan menatapku khawatir.
"Setidaknya, kau harus ikut makan malam terlebih dahulu. Cuaca di luar sangat dingin."
Aku mengangguk.
"Baiklah."Kami berjalan ke ruang makan. Sesampainya, netraku mendapati Taehyung yang tengah menunggu kami dengan ponsel berada di tangannya. Pandangannya tak lepas dari layar ponsel barang sedetikpun. Ara mengeluarkan suara kecil. Secara tidak langsung memberi kode bagi Kim Taehyung untuk meletakkan ponselnya sejenak.
"Ah, Alina? Bagaimana dengan tugas akhirmu? Sudah selesai?"tanyanya.
Aku mengangguk dan mulai mempersiapkan makan malamku.
Sementara itu Ara sibuk mempersiapkan makan malam miliknya dan milik kekasihnya, Taehyung. Aku hampir saja tersenyum gila saat mengingat betapa berkobarnya Kim Ara satu tahun yang lalu dalam mencurahkan isi hatinya bahwa ia sangat membenci Kim Taehyung. Saat dengan geramnya Ara berteriak pada ladang bunga yang luas bahwa ia tak akan pernah berbaik hati pada Kim Taehyung. Aku ingat betul saat itu adalah liburan kami berdua di Pulau Jeju.
Tetapi, lihatlah sekarang. Mereka tinggal satu atap. Tak jarang menampakkan diri tengah memadu kasih, sekalipun itu di tempat umum seperti di lingkungan kampus. Meskipun terkadang Ara merasa risih dengan tingkah laku Taehyung yang menurutku terlalu posesif pada sahabatku itu. Aku tak tau apa yang membuat Ara menjatuhkan diri di jurang milik Taehyung. Pun tak tau apa yang Taehyung lakukan pada Ara sehingga gadis itu bertekuk lutut padanya.
Dentingan sendok dan garpu yang menyapu permukaan piring itu membuyarkan lamunanku. Aku melihat makanan di depan mereka. Hampir habis. Sedangkan milikku belum tersentuh sama sekali. Entah mengapa aku merasa aneh. Seperti sesuatu yang tidak biasa akan terjadi.
"Ara-ya, Taehyung-ah, setelah ini aku akan pergi. Terima kasih telah menampuku. Maaf sekali karena telah merepotkan kalian berdua. Aku tak tau apa yang harus ku--"
"Kau berkata begitu seakan kau sedang berbicara dengan orang yang baru saja kau kenal,"tanggap Taehyung. Ara mengangguk dan aku menyengir.
"Jangan pernah merasa seperti itu,"Ara bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Feeling [✔]jjk
Fanfiction"Sejauh manapun aku kehilangan arah, aku yakin semua jalan ini akan menuntunku kembali padamu." *** Aku baru menyadari, hidupku rumit. Penuh suka duka. Balas dendam. Kebencian. Namun, di tengah itu semua, kami masih mengharapkan akhir yang bahagia...