⌂Awal Kebencian⌂
Shanaya pergi berjalan ke arah lokernya. Ia membuka pintu benda besi berwarna hijau lumut tersebut dengan sebuah kunci kecil yang sengaja dikalungkan ke leher. Naya melihat isi loker yang berantakan dengan tatapan prihatin.
Niatnya, ia ke sini hanya untuk mengambil buku catatan Ekonomi yang tertinggal. Namun, setelah melihat keadaan loker yang cukup mengenaskan, ia putuskan untuk membereskannya sedikit.
Pertama, ia mengumpulkan kertas-kertas yang tertempel di dinding loker. Merasa kalau kertas-kertas itu sudah tidak penting lagi, ia lalu membuangnya ke sebuah kantong plastik yang tak sengaja ia temukan di dalam loker. Cukup lama berkutat membersihkan tempat persinggahan sementara barang-barang sekolah, akhirnya sekarang tempat penyimpanan itu sudah terlihat lebih tertata. Setelah selesai dengan urusan loker, ia langsung kembali ke tujuan awal yaitu mengambil buku catatan lintas minat Ekonomi.
Nama lengkapnya Shanaya Mirellia. Orang-orang akrab memanggilnya Naya. Naya yang cerewet, Naya yang selalu heboh, Naya yang ketus. Lengkap sudah label negatif yang melekat pada dirinya.
Hari ini, saat jam istirahat, seusai ia mengambil buku catatan di loker, ia langsung berjalan menuju kantin. Sesampainya di kantin Naya langsung menuju meja di mana teman-temannya berada. Ia sudah lebih dahulu berpesan pada temannya untuk membelikannya makanan. Dan benar saja, temannya yang amanah ini mengabulkan pesanan Naya. Hal ini terbukti dengan adanya nampan berisi makanan pesanannya di ruang kosong yang sengaja disisakan untuk Naya oleh teman-temannya.
Naya segera bergabung dengan mereka. Gerombolan anak perempuan ini asyik berkasak-kusuk membicarakan gosip seputar sekolah mereka. Yang sekarang menjadi hot news adalah adanya siswa pindahan baru di sekolah mereka. Sayang siswa baru yang menjadi hot news itu berbeda kelas dengan mereka.
"Ah, sayang banget kita ga sekelas! Katanya sih dia lumayan oke," ujar Letisya menyayangkan.
"Siapa, sih?" tanya Naya yang masih belum paham topik gosip siang ini.
"Orang dibilangin anak baru. Lo ini ya, dari tadi kita heboh lo ke mana aja, hah!?" sahut Keisha greget pada temannya yang mendadak telmi.
Naya hanya berdeoh ria mendengar perkataan Keisha. Ia terlihat belum tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang si anak baru itu. Siang ini yang membuat ia tertarik hanyalah makanan yang ada di depannya. Suasana kantin jadi makin ramai setelah kedatangan gerombolah perusuh. Gerombolan itu menyemut di antrean membuat beberapa anak yang mengantri merasa risih.
"And, let's the show begin!" kata Raven saat melihat gerombolan perusuh tiba di kantin.
Naya dan Tisya yang duduk memunggungi pintu masuk lalu mengarahkan pandangannya ke belakang, mengikuti pandangan Raven.
Ada sekitar lima detik sebelum akhirnya Naya kembali berkutat dengan nampan makanan yang masih tersisa setengah.
Brak!
KAMU SEDANG MEMBACA
SM : AA
Teen Fiction❛❛Gue suka sama seseorang yang bahkan gue gatau apa warna bola matanya.❞ -SM. ❛❛Gue suka sama seseorang yang gue gatau hatinya buat siapa.❞ -AA. Naya sangat benci dipanggil dengan sebutan Shanay. Apalagi jika dipanggil dengan suara khas dari alien M...