00:38

266 37 4
                                    

⌂Berpacu Dalam Ketegangan⌂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌂Berpacu Dalam Ketegangan


Sebuah ide untuk menguji nyali Naya tiba-tiba terlintas di pikiran Dero. Ia tegakkan badannya dan memposisikan tangannya ke belakang. Senyum miring tak lupa juga ia sunggingkan di wajah. Ia menunggu gadis itu melewatinya supaya ia bisa menjalankan aksi. 

Saat target incaran lewat belakang tubuh tegapnya, jemari nakal Dero dengan sengaja mebuka bagian belakang rok seragam Naya. Meski hanya sebentar, rok tersebut tetap sempat terangkat sedikit sehingga mengekspos bagian paha belakang gadis itu. Iya, paha belakang bagian atas Naya terekspos dan dapat dilihat orang-orang yang ada di belakangnya. Meski gadis itu menggunakan celana pendek sebagai dalaman dengan warna hitam di balik roknya, tapi tetap saja insiden tersingkapnya rok adalah hal yang memalukan.

"Eh, maaf ga sengaja," ucap Dero kelewat santai. Seolah tindakannya barusan bukan masalah besar.

Naya langsung menghentikan langkahnya saat ia sadar bahwa roknya terangkat ke atas. Dia tidak langsung membalikkan badannya untuk segera menampar laki-laki yang barusan meminta maaf secara tidak tulus itu. Naya sadar dirinya telah dilecehkan oleh Dero, dan ia sangat yakin seratus persen bahwa orang itu sengaja melakukannya. Rasa malu dan marah sudah mulai menderanya.

Teman-teman Dero yang lain, tentu melihat apa yang barusan laki-laki itu lakukan pada Naya. Langit bahkan mengelap wajahnya frustrasi. Yang ia prediksikan betul terjadi, perkara dengan Naya pasti akan berakhir panjang.

"Ro," lirih Zufran dengan ekspresi tak habis pikir akan ulah temannya.

"Apa? Gue kan udah minta maaf, barusan enggak sengaja. Mungkin tangan gue minta jatah," ujar Dero dengan tawa renyah di akhir kalimat.

Dewa menelan salivanya kasar dan kini saling pandang dengan Zufran sebentar. Keduanya sadar bahwa apa yang dilakukan Dero barusan termasuk pada kategori pelecehan dan tentunya sudah kelewat batas. Sayangnya mereka tidak tahu harus melakukan apa.

Berbeda dengan temannya yang sudah bereaksi, Arya masih bergeming pada sandaran lokernya. Dia menyaksikan semuanya dan dia tahu yang barusan Dero lakukan pada Naya adalah tindak pelecehan yang sama sekali tidak lucu. 

Rahangnya sudah mengeras, tapi ia masih berusaha mengontrol tatapannya sedatar mungkin. Oh, dan jangan lupakan kepalan yang kini sudah terbentuk di balik tangannya yang bersedekap dada. Jangan tanyakan seberapa besar keinginannya untuk meninju Dero sekarang, karena ia sangat ingin melakukannya lebih dari apapun.

Setelah mengembuskan napasnya pelan, Naya kemudian memutar badan. Di belakangnya sudah ada Dero dengan menyuguhkan senyum miring. Tepat seperti dugaannya. Ia sampai heran, akting laki-laki itu jelek banget! Harusnya kalau mau membuat Naya percaya permintaan maafnya tulus dan perbuatannya barusan bukanlah kesengajaan, bukan senyum miring sok iye yang diulum.

Naya tersenyum sambil memiringkan kepala sedikit. "Kenapa lo buka rok gue? Penasaran sama apa yang ada di balik ini?" paparnya to the point sambil menunjuk ke bawah, ke arah roknya.

SM : AATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang