⌂Thread Sedih⌂
Kantin merupakan salah satu spot di sekolah yang tidak pernah sepi untuk dijamah. Sama halnya dengan kantin di sekolah lain, kantin SMA Jaya Swara pun tak pernah lengang. Meski kini sudah masuk istirahat kedua, nyatanya kantin ini masih saja ramai pengunjung. Ya, walaupun memang tidak sampai berjubel seperti saat istirahat pertama.
Masih dalam rangka misi menghindar dari Razka, siang ini Naya dan tiga temannya nongkrong di kantin saat istirahat kedua. Meja kantin pojok yang memunggungi pintu masuk adalah pilihannya siang ini. Ia dari tadi sudah asyik mengobrol dengan Keisha dan Raven sembari menyuapkan nasi goreng ke mulut.
Sesekali ia menyesap jus mangganya juga. Tak terasa makanan di piring yang tadinya utuh lama-kelamaan berkurang. Kini bahkan sudah tinggal sisa setengah saja.
Berbanding terbalik dengan keadaan piring Naya, piring milik orang di sebelah masih utuh tak tersentuh. Tisya yang duduk di sebelah Naya sama sekali belum menyuapkan satu sendok pun ke dalam mulut. Bukan hanya itu, sejak sampai di kantin Tisya juga hanya fokus pada ponselnya saja dan tidak ikut nimbrung.
Raven yang sadar kalau Tisya masih tak berkutik dari kegiatannya menge-scroll timeline Twitter, menendang pelan kaki Naya. Ia memberikan kode mata sekilas. Dengan cepat Naya bisa menangkap apa yang Raven ucapkan dari lirikan matanya.
"Tis!" panggil Naya sambil melihat ke samping kanannya.
Sadar kalau dipanggil, Tisya menoleh. Matanya yang tampak berkaca-kaca itu ia tampakkan pada Naya.
"Lo kenapa dah? Kok kayak mau nangis!?" sentak Naya agak kaget.
Mendengar seruan dari Naya itu, malah justru membuat air mata di pelupuk Tisya mengalir turun.
"Tis, lo diputusin sama pacar lo?" tanya Raven.
"Mata lo sakit kelamaan natap hp makanya berair?" Kini Keisha bersuara.
"Lo kenapa, Tis? Cerita dong, jangan sedih gitu," ungkap Naya. Ia kini juga menaruh tangannya untuk mengelus bahu Tisya berusaha memberikan efek tenang.
Tisya menggeleng cepat. "Gue... ga diputusin bangke..." katanya sedikit tergagap sambil menyeka air mata yang bercucuran.
"Terus? Lo yang mutusin?" heran Raven.
"Raven!" Naya sedikit mendelik. Matanya seperti berkata supaya jangan mengungkit kata putus karena takutnya itu merupakan topik sensitif yang sedang dialami teman sebangkunya ini.
"Tis, udah jangan nangis. Sabar ya, gue tau putus tuh berat tapi inget jomblo seumur hidup kayak Naya tuh lebih berat. Makanya yang sabar ya ada yang lebih ngenes dari lo kok," ujar Keisha.
Naya melemparkan tatapan datarnya ke arah Keisha. Entah kenapa perkataan Keisha barusan terkesan seperti mengejeknya. Meski niatnya baik untuk membuat Tisya tenang tapi tetap saja membawa status jomblonya yang seumur hidup itu menyindirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SM : AA
Teen Fiction❛❛Gue suka sama seseorang yang bahkan gue gatau apa warna bola matanya.❞ -SM. ❛❛Gue suka sama seseorang yang gue gatau hatinya buat siapa.❞ -AA. Naya sangat benci dipanggil dengan sebutan Shanay. Apalagi jika dipanggil dengan suara khas dari alien M...