00:07

576 116 39
                                    

⌂Angket Malapetaka⌂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌂Angket Malapetaka


"Nah, akhirnya dateng juga! Makasih bosku!" seru Dewa pada Razka.

"Yoi!" balas Razka sambil melirik ke arah Langit yang sedari tadi keheranan melihat nasi goreng milik Dewa yang berubah warna.

Langit yang duduk di sebelah Dewa kemudian geleng-geleng kepala dan melihat ke arah Razka. Razka yang merasa Langit sudah tahu kalau ada sesuatu yang aneh dengan nasi goreng Dewa melemparkan senyum cengengesan tidak jelas.

Tangan Dewa kemudian bergerak menyendokkan nasi goreng ke dalam mulutnya. Tanpa ada rasa curiga terhadap nasi goreng tersebut, Dewa mulai mengunyah. Razka dan Langit melihat ke arah Dewa dengan lamat. Mereka berdua sama-sama menunggu reaksi kepedasan dari Dewa.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Dewa masih terus mengunyah bahkan ia mulai menyuapkan sendokan kedua nasi goreng ke dalam mulutnya. Alis Razka kini mulai bertaut. Langit yang akhirnya penasaran terhadap rasa nasi goreng Dewa lalu merebut sendok dari tangan Dewa. Satu sendokan penuh bergerak masuk ke dalam mulut Langit.

Baru tiga kali kunyahan, air muka Langit langsung berubah. Ia kemudian menunduk dan memuntahkan nasi goreng racikan Razka di bawah meja. Terbatuk beberapa kali bahkan sampai mendapat tepukan dari Odan yang duduk di atas meja dekat Langit.

"Lo kenapa dah, Lang?" heran Odan.

"Nasi gorengnya Dewa beracun!" pekik Langit sambil menjulurkan lidahnya keluar karena pedas yang masih menjalar di lidah.

"Lah? Perasaan nasi goreng gue rasanya enak dah," aku Dewa sambil kembali menyendokkan nasi goreng tersebut.

"Emang dasar lo aja punya lidah iblis!" tuduh Langit. "Sinting! Pedes banget gitu!"

Razka yang akhirnya penasaran akan nasi goreng sambal racikannya, kemudian bergerak menyendok sedikit nasi goreng di piring Dewa. Odan pun sekarang juga bergerak ingin mencicipi nasi goreng tersebut.

Raut muka Odan dan Razka secara hampir bersamaan berubah saat mencicipi nasi goreng tersebut. Bahkan Odan bergidik karena rasa pedasnya. Razka langsung meminum es jeruk miliknya sampai menyisakan setengah gelas.

"Anjir, ini nasi goreng apa sambal goreng, sih!?" kaget Odan.

"Tau tuh, Razka. Lo masukin cabe sekarung apa ke piringnya Dewa?" kata Langit.

Razka hanya menunjukkan deretan giginya ke arah ketiga temannya. Dewa yang tidak mempermasalahkan rasa nasi gorengnya itu malah lanjut memakannya.

Dari arah pintu masuk kantin, datanglah dua anggota geng rusuh yang lain. Dero dan Zufran. Tak lupa, di belakang mereka ada Arya yang mengekor. Ya, siapa lagi kalau bukan Dero yang memaksa Arya ikut ke kantin dan berkumpul bersama geng rusuhnya untuk dijadikan bahan bully.

SM : AATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang