00:22

359 57 6
                                    

⌂A Date?⌂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌂A Date?


Sudah ada sekiranya hampir dua minggu ini Naya tidak lagi mendapat notes biru di loker. Pun ketika hari Kamis yang mana ia biasa mendapat notes, kini ia tidak lagi mendapatkannya. Boleh tidak kalau Naya bilang ia sedikit merindukan kiriman notes itu?

Ya, memang sih, sebenarnya untuk apa lagi ia mendapat notes biru itu kalau orang yang mengirim kini sudah lebih dekat dengannya. Sekarang Naya sudah seratus satu persen yakin kalau yang mengirimkan notes biru padanya adalah Razka. Ia yakin itu. 

Pasalnya di notes terakhir yang ia dapat, tertuliskan kata-kata yang sama persis seperti yang Razka katakan padanya di rumah sakit. Benar-benar persis seperti yang Razka lontarkan. Kalau bukan Razka mana mungkin kata-kata yang tertulis di notes serupa itu. Dan ya, mendengar penuturan dari Naya teman-teman segengnya pun mulai percaya bahwa Razka merupakan si pengirim notes. Raven juga percaya. Meski sebenarnya dalam benak Raven masih ada setitik keraguan kalau AA bukanlah Razka seperti yang Naya pikir. 

Ah, tapi ya sudah lah. Toh, sekarang Razka dan Naya sudah lebih dekat dari sebelumnya. Itu kan tujuan awalnya? Mendekatkan Razka dan Naya. Bukannya malah mengurusi dan memperdebatkan lebih lanjut tentang si pengirim notes tersebut.

Sudah ada dua minggu lebih dekat dengan Razka dan dua minggu pula Naya sudah benar-benar tidak berkomunikasi lagi dengan Arya. Asthmatic Boy itu? Oh dia sudah kembali bersekolah kira-kira seminggu yang lalu. 

Selama itu pula, baik Naya atau Arya tidak ada yang membuka chat duluan. Boro-boro saling berkirim pesan chat, bertemu dan saling menyapa saja tidak.

Naya benar-benar belum pernah melihat batang hidung bocah itu lagi meski sudah seminggu ini dia masuk sekolah. Naya tahu Arya sudah masuk sekolah dari teman segengnya. Namun, ia sama sekali belum mendapat kesempatan untuk berpapasan dengan bocah itu. Sesungguhnya Naya senang tidak bertemu dengan Arya. Sebab dia memang ingin membatasi jarak dengan alien Mars itu. 

Namun, ia sama sekali tidak mengira kalau arti dalam membatasi jarak dengan Arya bermakna bahwa ia tidak akan melihat batang hidung cowok itu selama dua minggu. Sempat terlintas dipikirannya bahwa Asthmatic Boy itu sudah benar-benar lenyap dari hadapannya. Ingat kesepakatan yang pernah mereka buat? Arya sepakat akan menghilang dari hidup Naya kan setelah bisa mendekatkan Razka dan Naya?

Naya menggelengkan kepalanya lagi kuat-kuat. Lagi-lagi pikiran yang tidak masuk akal itu menggelayutinya. Entah bagaimana bisa ia selalu kepikiran tentang Arya. Bisa-bisa ia jadi gila sendiri memikirkan bocah tersebut. Lebih gila lagi kalau dirinya yang waras mendapati bahwa dirinya memikirkan laki-laki itu, dan menyebut ia gila saat memikirkannya.

Koridor lorong ini sama seperti pagi-pagi sebelumnya, selalu tak pernah sepi. Kali ini tanpa ada niatan untuk menuju loker, Naya berjalan menuju ruang kelasnya. Gadis dengan rambut tergerai itu memicingkan mata dan memperlambat langkahnya saat melihat sosok yang tidak asing berjalan ke arah yang berlawanan dengannya. 

SM : AATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang