00:12

392 82 15
                                    

⌂ Apa itu damai? ⌂ 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌂ Apa itu damai?  


"Gimana? Udah berdamai sama Arya?" tanya Tisya. 

Naya yang tadinya nafsu makan kini jadi kehilangan selera. Ia letakkan sendok dan garpu ke atas piring siomay itu dengan sembarang. Ia menghela napas kasar dan menyandar ke kursi. Matanya melihat ke arah Tisya tidak mood.

"Hehe... Gagal berdamai, ya?" tebak Tisya sadar akan tatapan temannya itu.

"Gila, emang nyebelin banget ya tuh bocah. Gue benci. Benci. Benci!" umpat Naya.

"Nah kan, mulai lagi deh mencak-mencak ga jelasnya," cibir Raven yang disusul oleh tawa tertahan dari Keisha dan Tisya.

"Ya abisan."

Lagi. Naya menghela napas kasar. Ia mengedarkan pandangannya ke sisi lain kantin barangkali ada hal yang bisa menaikkan moodnya jadi ia bisa selera makan lagi. Tatapan mata Naya lagi-lagi tertuju pada meja di mana geng perusuh berkumpul. Gerombolan anak laki-laki itu baru datang dan langsung menempati salah satu meja kantin yang kosong di dekat lapak Mang Jajang.

Naya memerhatikan terus ke arah Razka yang tengah bersenda gurau dengan Dewa. Laki-laki itu kemudian tertawa lebar, disusul dengan gelegar tawa anggota geng tersebut. Saat Naya mengarahkan matanya sedikit bergeser ke sisi kiri Razka, ia mendapati seorang laki-laki dengan mata memicing sedang melihat lurus ke arahnya. 

Ya, itu Arya. Satu-satunya anak di meja geng perusuh yang tidak tertawa akan candaan Dero dkk.

Naya mengangkat sebelah alisnya. Ini alien Mars napa ngeliatin gue gitu amat dah batinnya.

Dengan muka seperti menantang, gadis itu menaikkan dagunya sedikit. Arya di seberang sana membalas Naya dengan mengarahkan telunjuknya ke samping. Menunjuk Razka yang ada di sebelahnya. Untungnya laki-laki yang ditunjuk itu masih asyik bercanda, jadi tidak memerhatikan Arya yang menunjuk-nunjuk. Raut wajah Naya berubah sebal. Ia menggeleng penuh penekanan ke arah Arya sebagai kode supaya anak laki-laki itu jangan macam-macam.

Arya menyunggingkan senyum miringnya untuk menggoda Naya. Ia ingin lihat bagaimana ekspresi Naya. Masa bodohlah kalau habis ini ia akan dihabisi olehnya.

Laki-laki itu bahkan kini bergerak merangkul bahu Razka. Alis Naya makin bertaut tidak suka akan kelakuan Arya yang sepertinya tidak takut akan ancamannya kemarin.

"Ka..." panggil Arya pada laki-laki di sebelahnya.

Brak!

Suara gebrakan meja langsung terdengar saat Naya melihat Arya yang seperti bicara sesuatu pada Razka. Sontak anak-anak di kantin jadi memerhatikan si penggebrak meja. Ia berdiri dengan wajah merah padam usai menggebrak meja yang mana sebagai pemicu perhatian. Teman satu mejanya bahkan tersentak kaget akibat kelakuan Naya barusan.

SM : AATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang