⌂Notes Biru Misterius⌂
"Tadi gue perhatiin, lo liat-liatan sama Arya ya?" celetuk Tisya sambil menyiku Naya saat berjalan kembali ke kelas.
Naya mengalihkan pandangannya pada Tisya dengan tatapan datar. Khas seorang Shanaya jika disinggung dengan hal-hal berbau Arya.
"Wah, progress nih!" goda Raven sambil memainkan alisnya.
"Bisa ga sih, kalian berhenti godain gue dengan hal berbau Arya? Ih, jijik!" protes Naya sambil bergidik jijik.
"Menurut gue nih, Nay, Arya tuh tampangnya oke juga sih," kata Keisha sambil manggut-manggut. "Ya enggak jelek lah," lanjutnya.
Naya mengerlingkan matanya.
"Setuju! Seenggaknya masih okelah buat diajak ke kondangan atau prom," imbuh Tisya.
Naya menghela napas karena lagi-lagi bahan pembicaraan siang ini adalah tentang si Asthmatic Boy. Kenapa sih tiap hari telinganya harus diperdengarkan dengan nama Arya!? Tidak siang tidak pagi pasti nama itu terngiang di telinganya. Tidak bisakah sehari saja seorang Shanaya tidak mendengar nama itu lewat di organ pendengarannya?
"Udah deh. Telinga gue capek denger nama itu terus tiap hari. Bisa ga sih kita bicarain yang lain aja?" kesal Naya.
"Enggak bisa!" timpal Tisya dan Keisha hampir bebarengan.
"Kenapa sih lo sebel banget sama Arya? Kayaknya ada yang salah deh, harusnya kan Arya yang sebel sama lo. Gara-gara lo,dia jadi bahan perpeloncoan geng rusuh," kata Raven tidak mengerti.
"Kok gue?" Naya mengerutkan kening. Ada rasa tidak terima saat ia dituding menjadi penyebab dipelonconya Arya.
"Iya lah. Waktu SD kan lo yang nyebarin kalo dia sakit, terus lo juga yang ngasih nama olokan Asthmatic Boy. Sampe kebawa ke SMA lagi." Raven menggeleng-gelengkan kepala.
"Ya elah. Itu kan jaman baheula. Masih bocah juga," ujar Naya enteng.
"Tapi kan tetep aja, secara ga langsung lo jadi penyebab kenapa dia dibully sama gengnya Dero...." ujar Raven. "Harusnya lo kasian sama dia, bukan malah sebel sama dia."
Naya hanya memutar bola matanya menanggapi perkataan Raven. Malas berdebat di siang hari yang panas ini.
***
Sesampainya di rumah usai bubaran sekolah, Naya membaringkan dirinya di ranjang bernuansa biru. Ia tidur dengan terlentang sambil menatap langit-langit kamar yang dihiasi stiker bintang. Nuansa langit-lagit kamarnya yang seperti langit sungguhan membuatnya betah menatap lama-lama. Biasanya Naya menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang melayang jauh entah memikirkan apa. Tapi siang ini beda, pikirannya tidak melayang. Jadilah ia hanya diam sambil menatap langit-langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
SM : AA
Teen Fiction❛❛Gue suka sama seseorang yang bahkan gue gatau apa warna bola matanya.❞ -SM. ❛❛Gue suka sama seseorang yang gue gatau hatinya buat siapa.❞ -AA. Naya sangat benci dipanggil dengan sebutan Shanay. Apalagi jika dipanggil dengan suara khas dari alien M...