00:10

463 96 19
                                    

⌂Bunga Akasia⌂   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌂Bunga Akasia   


Saat istirahat pertama sebelum ke kantin, Naya menyempatkan dulu untuk mengecek lokernya. Berhubung ini adalah hari Kamis, di mana biasanya akan ada notes biru di loker. Tadi pagi saat berangkat sekolah ia sempat mengecek loker tersebut, tapi ia tidak mendapatkan notes biru yang biasanya langsung melayang jatuh ke bawah itu. Makanya kali ini ia akan mengecek satu kali lagi. Mungkin tadi pagi si pengirim notes itu belum sempat memasukkan notes biru ke lokernya.

Krek!

Naya membuka loker dengan harapan penuh akan ada secarik kertas warna biru terjatuh. Sayang kali ini tidak ada apapun yang jatuh. Hatinya mendesah karena sepertinya tidak akan ada notes untuk Kamis ini. Saat ia akan menutup loker kembali, matanya tak sengaja menangkap sesuatu di atas tumpukan buku.

Ia mengambil benda itu kemudian. Sebuah bunga akasia berwarna kuning yang sudah gepeng ia keluarkan dari loker. Naya mengamati bunga itu dengan kening berkerut.

"Shanay!" seru ketiga teman-temannya mengagetkan. Naya sedikit tersentak akibat ulah jahil temannya. Ketiga perempuan tersebut kemudian tertawa mendapati ekspresi tersentak Naya barusan.

"Ayo ke kantin. Ngapain sih masih di sini aja?" ajak Tisya sembari merangkul Naya.

"Iya bentar, gue tutup loker dulu," tukas Naya kemudian menutup lokernya. Ia juga menaruh bunga akasia itu ke dalam lokernya kembali.

Di kantin, sambil memakan nasi goreng Bu Yuni. Naya kembali menceritakan temuannya di loker. Iya, tentang bunga akasia gepeng warna kuning itu.

"Gepeng gimana?" tanya Raven tidak mengerti sambil menyuapkan soto ke dalam mulut.

"Ya bentuknya gepeng gitu. Ga kayak bunga pada umumnya," terang Naya.

"Mungkin sengaja digepengin biar muat masuk ke loker lo," tebak Tisya.

"Bisa jadi," kata Naya mengangguk. Raven juga.

"Bukan gepeng tapi emang sengaja sama yang ngirim bunganya di book-pressed kali," ujar Keisha mulai bersuara.

"Book-pressed?" tanya Raven tidak mengerti.

"Iya, biasanya kan kalo mau dijadiin pernak-pernik, bunga bisa di simpen di sela-sela buku, biar bunganya gepeng dan bagus dijadiin aksesoris," kata Keisha. "Bisa juga bunganya emang udah lama dijadiin pembatas buku sama si pengirim."

"Jiah, si Shanay dapet bunga bekas pembatas buku. Hahaha,"

"Tapi bunganya ga layu. Masih seger," tutur Naya.

"Ya emang ga layu. Kan cuma di press," tambah Keisha.

"Pinter banget nih anak yang punya toko bunga," puji Raven. Keisha kemudian melemparkan senyum bangga ke arah Raven.

SM : AATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang