00:39

309 42 7
                                    

⌂Awal Kepeduliannya⌂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌂Awal Kepeduliannya


Perkelahian di koridor loker saat jam istirahat siang langsung melejit menjadi kasus terhangat yang diperbincangkan oleh siswa SMA Jaya Swara. Bahkan dari ujung terdepan sekolah sampai belakang, semuanya tahu perihal kasus ini. Mulai dari pos satpam sampai ibu-ibu penjual kantin saja mengetahui perkelahian antara anggota geng rusuh tersebut. Tentu saja masalah ini menjadi sorotan. Selain karena perkelahian yang terjadi di dalam area sekolah luput dari pengawasan pihak berwenang sekolah, salah satu dari pelaku perkelahian itu pun dibuat sampai berdarah-darah.

Dero dan Arya tentunya langsung saja kena sidang kedisiplinan oleh duo serigala di ruang BK. Zufran yang memang melihat kejadian itu dari awal sampai akhir juga diseret sebagai saksi. Namun, dia diberi kelonggaran untuk pulang bersamaan dengan dibunyikannya bel pulang sekolah. Sementara untuk Dero dan Arya, mereka masih ditahan di ruang BK tersebut dan belum diijinkan pulang sebelum selesai diceramahi panjang kali lebar yang kemungkinan baru akan selesai setelah tujuh turunan oleh Bu Nawang.

Saat mendengar kabar mengenai pergulatan antara Dero dan Arya, Razka sangat terkejut. Telinganya sempat menolak kebenaran dari kabar tersebut saat diberi tahu teman sekelasnya. Tentu saja dia tidak percaya. Mana mungkin perkelahian itu terjadi, terlebih lagi dibumbui kabar kalau salah satu dari mereka sampai berdarah-darah. Dan yang paling bikin menganga adalah bahwa korban pemukulan yang berdarah itu adalah Dero. Iya, Dero dipukul sampai berdarah-darah oleh Arya.

Hah. Omong kosong macam apa itu. Kalau memang terjadi pertengkaran antara keduanya dan salah satu diantara mereka berdarah, yang ada Arya merupakan pihak yang dipukul sampai berdarah oleh Dero.

Sekalian untuk membuktikan kevalidan dari berita tersebut dan menaruh buku Bahasa Indonesianya ke loker untuk disimpan, maka disinilah Razka sekarang. Kaki panjangnya melenggang menyusuri deretan kerangka besi warna hijau lumut. Tak lupa matanya ia gunakan untuk menyusuri lantai koridor tersebut dengan teliti. Sebuah bercak merah pekat di dekat loker bernomor 110 itu membuatnya menghentikan langkah. Darah kering yang belum dibersihkan oleh petugas kebersihan itu menjadi bukti bahwa kabar perkelahian antara Dero dan Arya sampai berdarah tidaklah mengada-ada.

Timbul pertanyaan dalam benaknya tentang kepemilikan bercak darah tersebut. Oke, kevalidan berita pertama tetang terjadinya perkelahian berdarah antara Dero dan Arya memang benar. Tapi berita tentang si korban yang berdarah adalah Dero masih perlu ia buktikan dengan melihat secara langsung bocah lelaki itu. Kalau Dero memang sampai separah itu, bisa jadi Arya lebih parah lagi kena tinjuan Dero.

Sebuah tanda tanya besar terbentuk dalam benaknya lagi, mempertanyakan apa motif yang mendasari perkelahian kedua orang itu. Ya, dia tahu Dero memang brengsek. Tidak salah juga kalau Arya membenci Dero dan ingin memukulnya. Kadang Razka juga berpikir ia ingin meninju Dero kalau bocah itu sudah mulai menyebalkan. Namun, satu hal yang ia herankan adalah kenapa letupan emosi Arya itu baru memicu perkelahian besar sekarang. Kalau memang keduanya tidak akur sejak dulu, kenapa Arya menahan sebegitu lamanya untuk berkelahi dengan Dero sekarang.

SM : AATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang