00:43

313 41 15
                                    

⌂Kotak Biru Rahasia⌂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌂Kotak Biru Rahasia


Alya mendudukkan pantatnya pada sofa abu-abu setelah terpal plastik disingkirkan oleh Arya. Laki-laki itu menaruh kotak yang sedari tadi ditentengnya ke ruang kosong di sebelah Alya. Setelahnya, Arya berpamitan sebentar untuk ke bawah mengambil keperluan penunjang pesta minum kecil-kecilan yang biasa ia lakukan di rooftop.

Sepeninggal Arya ke bawah, gadis dengan kaos berwarna kuning itu duduk menyenderkan punggungnya ke sofa dengan nyaman. Rasa keki menyergapnya karena sendirian. Meski dari sini terdengar teriakan kegirangan si kembar yang tengah asyik bermain trampoline, tetap saja ia merasa kesepian. 

Belum ada lima menit ditinggal, Alya sudah menguap. Nuansa hijau di rooftop Arya yang asri tak elak membuatnya agak mengantuk.

Tidak berselang lama, setelah bosan melihat pot dan tumbuhan hijau di sekeliling, iris coklatnya menangkap kotak biru yang teronggok di sofa. Ia terdiam sebentar menatap datar kotak tersebut. Perlahan tangannya bergerak mendekati bagian atas kotak. Jemari lentiknya mengetuk-ketuk bagian tersebut. Ekspresi menimang apakah ia akan melanjutkan aksi lancangnya untuk membuka kotak biru itu terpasang apik di wajah Alya.

"Ngintip dikit doang ga apa-apa lah," gumamnya sendiri seolah mencari pembenaran terhadap tindakan salahnya.

Usai menggumamkan hal tersebut, kotak biru gelap yang tadi teronggok di samping kini sudah berpindah ke atas pahanya. Bahkan badan Alya yang menyender lesu kini sudah ia tegakkan lagi.

Alya membuka penutup kotak itu tanpa ragu. Sebuah bunga kering berwarna kuning yang diselimuti oleh notes-notes berwarna biru langsung menyapa netranya. Tangan kanannya terangkat mengambil sebuah notes biru secara asal. Coretan asal-asalan dan deretan angka familiar ditemuinya. Alya tersenyum sedikit karena bisa membaca kode yang didominasi angka satu dan nol itu.

Rasa keingintahuannya ternyata belum terpuaskan hanya dalam satu notes biru saja. Ia kemudian membaca-baca notes biru yang lain. Notes berikutnya yang ia baca berisi lumayan panjang. Berbeda dengan notes sebelumnya yang ditulis menggunakan tinta, kali ini si empunya kotak menulis dengan pensil.

Untuk: Shanaya Mirellia

Gotta do whatever it takes for us to get by

oUr missing pieces walk between us

Hanging out with kids that we just met

iTs all that we do, its all we don't

See how it goes there still may be some hope

tEll me baby tell me

Baby i still believe that you've got what i need

dEep inside the heart of this troubled man

SM : AATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang