00:18

494 68 11
                                    

⌂Insiden Gudang⌂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌂Insiden Gudang


Siang ini Naya sudah menunggu temannya di depan pintu kelas. Tumpukan buku tugas mata pelajaran seni itu sudah ada di tangannya sejak lima menit lalu.

"Raja! Buruan kek! Berat nih!" keluh Naya dari depan kelas. Ia sengaja berteriak lantang supaya anak laki-laki yang ada di dalam kelasnya itu mendengar.

"Iya, iya otw..." balas Raja. Tak lama setelahnya, ia kemudian membawa tumpukan buku tugas yang lain keluar.

"Ayo! Sisanya nanti gue ambil aja sendiri."

Naya kemudian mengangguk.

Dua orang itu berjalan beriringan menuju ruang musik yang ada di sayap barat sekolah. Awalnya perjalanan mereka diliputi keheningan, tapi Raja tiba-tiba saja melempar jokes jayusnya berupa tebakan pada Naya.

"Kendaraan, kendaraan apa yang lucu?"

"Hah? Kendaraan apa?"

"Tebak!"

"Tayo dia bis kecil ramah?"

"Kok Tayo sih! Salah!"

"Terus?"

"Kereta api kyut kyut."

Tuhkan. Jayus.

"Kurang-kurangin yang beginian, Ja... Ja," ujar Naya menanggapi jokes barusan.

"Eh, kemaren lo tuh kenapa sama Langit? Berantem?" tanya Raja saat sudah di persimpangan koridor perpus.

Sudah Naya duga berita ini pasti tersebar dnegan cepat ke penjuru sekolah. Sebentar lagi berita kalau dirinya ditampar oleh salah satu anggota geng perusuh itu pun pasti akan tercium juga. Dan sudah pasti yangmenyebarkan berita tersebut ialah salah satu dari anak-anak yang menyaksikan kejadian itu langsung kemarin.

"Ga tau tuh. Emang geng rusuh ga jelas. Males gue bahasnya, Ja," jawab Naya sekenanya.

Raja mengangguk mengerti kalau teman sekelasnya ini tidak mau membahasnya. Toh  juga bukan urusannya, jadi ia tidak perlu mengorek lebih dalam tentang masalah ini.

Saat sudah sampai di ruang musik, mereka berdua langsung masuk ke sana. Mereka taruh tumpukan buku tugas itu ke atas meja. Ruangan itu sepi. Hanya ada alat musik di sana. Pak Calio yang biasanya berkantor di ruang juga sedang tidak ada di tempat. Biasanya sih saat istirahat seperti ini, ia ke kantor depan atau ruang BK.

"Nay, gue mau ambil buku yang lain dulu ya. Lo tunggu di sini sampe Pak Calio dateng," titah Raja.

"Oke. Jangan lama-lama tapi."

Saat Raja keluar dari sana, Naya juga ikut keluar. Ia berniat untuk menunggu Raja di luar saja. Ia senderkan punggungnya ke tembok pembatas antara ruang musik dan gudang kebersihan. Suasana sepi langsung menyambut koridor panjang itu. Sayap barat ini memang jarang untuk digunakan berlalu-lalang. Memang bisa sih ke kantin lewat sini juga, tapi anak-anak lebih sering lewat koridor loker yang ramai.

SM : AATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang