00:24

305 46 3
                                    

⌂Chatime⌂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌂Chatime


Deretan toko-toko dalam mall dengan penerangan tinggi yang menyinari barang dagangan selalu menarik Naya untuk melihat-lihat. Atau setidaknya menjadikan barang-barang tersebut sebagai obat cuci mata. Naya tidak salah kan kalau suka berjalan-jalan ke mall seperti gadis seumurannya dan menganggap mall adalah tempat hiburan murah untuk sekadar memanjakan matanya? Ya, sangat tidak salah malah bisa dibilang wajar.

Setelah berjalan melewati parkiran di basement menuju lift terdekat dan menunggu cukup lama, di sini lah mereka bertiga sekarang. Lantai tiga sayap kiri mall sambil berdiri mengantre pada satu-satunya booth Chatime di mall itu. Booth dengan dominasi warna ungu cukup ramai. Ada kurang lebih empat baris antrean memanjang. Naya terlihat tidak keberatan sama sekali jika harus mengantre demi mendapatkan minuman segar itu. Malahan dia benar-benar butuh minuman itu sekarang, sebelum ia melakukan hal-hal yang lebih tidak terduga pada Arya. 

Kalau pecandu nikotin akan langsung lari pada rokok jika sedang ada pikiran, maka bisa diibaratkan kalau Hazelnut Chocolate Milk Tea dengan topping coconut jelly merupakan rokok bagi Naya.

Sebenarnya tadi Razka sudah menawarkan Naya minuman lain saja saat melihat antrean booth ini yang cukup panjang. Namun, Naya menolak. Jadilah mau tidak mau akhirnya mereka harus terjebak antrean Chatime untuk memenuhi keinginan tuan putri Naya satu ini.

"Biar gue aja deh yang antre, daripada tigaan gini." Razka menawarkan diri. 

"Lo berdua mau pesen apa?" lanjut Razka pada dua orang yang berposisi mengapitnya.

"Hazelnut Choccolate Milk Tea topping coconut jelly, large," jawab Naya.

"Brown Rice Green Milk Tea pake red beans, large," ujar Arya.

"Serius? Itu minuman aneh banget," cibir Naya menilai selera minuman pesanan Arya.

"Bukan urusan lo," balas Arya.

"Ya gue sih cuma ngomong. Gimana ya, selera minuman alien Mars emang suka nyeleneh kali ya."

Razka yang ada di tengah mereka sempat memutar bola mata sebelum akhirnya mengarahkan pandangan ke arah Naya. Gadis itu balik menatap lelaki di sebelahnya sambil mengangkat alisnya sedikit. Menunjukkan bahasa non verbal apakah barusan dia salah bicara atau tidak karena Naya yakin perkataannya barusan sangat tepat.

"Ya udah, gue yang bakal antre kalian cari tempat duduk gih." Razka menunjuk sebuah meja kosong di dekat tempat memesan dengan dagunya.

Baik Naya maupun Arya menghela napas hampir bebarengan seperti tidak setuju ditempatkan berdekatan satu sama lain. Bukannya melangkah ke arah meja yang ditunjuk oleh Razka, Naya malah melenggang ke arah pembatas kaca transparan setinggi perut orang dewasa. 

Ya, bukannya duduk sambil menunggu pesanan minumannya, ia lebih memilih untuk berdiri di tepi pembatas kaca tersebut. Berniat mengamati tiap sudut lantai mall dari sana. 

SM : AATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang