00:03

822 172 63
                                    

    ⌂Namanya Arazka Askar⌂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    ⌂Namanya Arazka Askar⌂


Krek!

Naya kembali mengunci lokernya dan mengalungkan kunci loker tersebut ke leher. Di tangannya kini terdapat sebuah notes berwarna biru muda. Lagi-lagi di hari Kamis, ia mendapat sebuah pesan dari notes tersebut. Ia temukan notes biru itu dari dalam lokernya barusan, saat ia menaruh buku cetak Bahasa Indonesia.

Untuk: Shanaya Mirellia

The day I met you, my life changed. —AA

Naya kembali mengerutkan keningnya saat membaca tulisan yang tertera. Bukan karena tulisan yang tertera di sana ditulis dengan tulisan ceker ayam bak anak kecil yang baru belajar menulis, tapi lebih karena isinya yang menurutnya dangdut abis. Ia geleng-geleng kepala sejenak, kemudian kembali meremas notes kecil itu. Membuangnya ke tong sampah dekat loker sembari berlalu pergi dari koridor loker.

Tanpa Naya sadari, ada sepasang mata yang melihat notes biru itu dibuang oleh Naya. Orang tersebut kemudian menghela napas pasrah mengetahui kertas yang dibuatnya itu dibuang.

Seperti biasa, Naya menyusul teman-temannya yang sudah ada di kantin. Sialnya, ia tadi lupa menitip makanan pada Tisya. Jadilah sekarang ia harus mengantri membeli makanan terlebih dulu sebelum menuju meja nomor tiga di mana teman-temannya duduk. 

Di lapak Bu Yuni, ia berdiri dengan terdesak-desak demi sepiring nasi goreng. Di lapak ini rata-rata makanannya sudah pada ludes.

Mata Naya tertuju pada sepiring nasi goreng yang dibiarkan teronggok di atas meja lapak tersebut. Mengira kalau nasi goreng itu tak bertuan, dengan gerakan cepat gadis tersebut lalu mengambil sepiring nasi goreng itu. Ia rogoh sakunya, mengambil selembar uang untuk membayar sepiring nasi goreng klaimannya tersebut.

"Lah, nasi goreng gue mana?" heran seorang laki-laki di sebelah Naya sambil celingukan. "Bu, nasi goreng saya yang tadi di sini ke mana?" lanjutnya sambil berteriak pada si ibu penjual.

"Loh tadi kan ditaruh di situ, toh. Ga tau saya, Mas..." timpal ibu penjual tersebut dengan masih sibuk melayani pembeli lain.

Laki-laki itu menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Naya melihat ke arah nasi goreng yang dipegangnya sejenak.

Ini nasi goreng yang dia maksud kali ya, batinnya. 

Naya meringis sebentar merutuki kelakuannya. Setelahnya ia putuskan untuk mengembalikan nasi goreng tersebut pada laki-laki di sebelahnya ini.

"Eh, ini nasi goreng lo, ya?" ujar Naya sok bego sambil melihat ke arah laki-laki yang mencari sepiring nasi goreng itu.

Laki-laki berambut coklat itu menoleh ke arah Naya. Dikerutkannya kening dalam-dalam sambil melihat ke arah sepiring nasi goreng sodoran Naya tersebut.

SM : AATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang