⌂Perdebatan Panas⌂
Laju kerangka besi itu melambat saat mendekat lampu lalu lintas. Lampu merah, deru kendaraan, dan panas terik yang mencapai tiga puluh satu derajat celcius mewarnai siang ini. Klakson mobil dan motor saling bersahutan sejak si merah digantikan nyalanya oleh si hijau. Razka melajukan lagi kendaraannya dengan kecepatan rata-rata. Sesekali menyalip kendaraan lain di depannya. Dalam benaknya, ia sendiri pun tidak tahu harus pergi ke mana.
Laki-laki yang duduk menyender di belakang sama sekali tidak memberinya ide harus ke mana, dan gadis di sebelahnya? Dari tadi memang berbicara dengan Razka, tapi sama saja tidak memberinya ide harus kemana.
Berada satu mobil dengan Razka, entah mengapa lagi-lagi membuat Naya jadi kegerahan. Selalu saja ia merasa AC di dalam mobil Razka tidak bekerja jika semobil dengannya. Untuk kesekian kalinya, Naya merasakan lagi yang namanya duduk di jok sebelah Razka.
Gugup, senang, panas, ingin berteriak, melompat kesenangan, semua bercampur aduk jadi satu. Boleh jadi jok sebelah Razka merupakan hot seat nyata bagi Naya. Alunan lagu Iron & Wine yang diputar oleh salah satu radio lokal ibu kota kini menjadi satu-satunya yang bernyawa di dalam mobil. Beberapa menit yang lalu, Razka dan Naya sudah menghentikan obrolan mereka.
Berakhir dengan candaan Razka yang dibalas dengan tawa seadanya oleh Naya. Padahal biasanya saat berdua di mobil dengan Razka, Naya bisa menjadi pribadi yang super duper cerewet dan yang pasti tidak akan menghentikan candaan Razka hanya dengan tawa seadanya. Ia akan memperpanjang percakapan dengan Razka sampai mereka tiba di rumah Naya. Namun, sepertinya siang ini berbeda. Sangat berbeda kalau boleh dikatakan.
Selain perbedaan kuota penumpang mobil yang kini ada tiga orang, suasana di dalam mobil juga entah mengapa berbeda dari biasanya. Mulut Naya sudah komat-kamit mengikuti alunan lagu Bitter Truth-nya Iron & Wine sambil melempar pandangan ke luar jendela sekarang.
Razka sempat melirik ke spion atas berharap mendapat kontak mata dengan laki-laki yang duduk di belakang. Namun, nihil. Arya tidak sedang melihat ke arahnya. Pandangan mata laki-laki itu tertuju ke luar jendela sambil mulutnya ikutan komat-kamit seperti Naya. Mereka sama-sama menikmati alunan musik itu. Satu fakta baru yang Razka ketahui siang ini, bahwa gadis menarik di sebelahnya mempunyai selera musik yang sama dengan laki-laki di jok belakang.
"Lo berdua suka Iron & Wine?" tanya Razka memecah keasyikan keduanya yang sedang komat-kamit.
Naya langsung menoleh. Menarik pandangannya dari arah jendela ke arah Razka. Melirik sebentar ke arah spion atas di mana ia bisa melihat wajah Arya yang tampak tidak mempedulikan pertanyaan Razka barusan.
"Iya gue suka. Lo?" jawab Naya.
"Gue dengerin sih sesekali," ujar Razka. "Lo suka lagu yang mana Nay dari Iron & Wine?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SM : AA
Teen Fiction❛❛Gue suka sama seseorang yang bahkan gue gatau apa warna bola matanya.❞ -SM. ❛❛Gue suka sama seseorang yang gue gatau hatinya buat siapa.❞ -AA. Naya sangat benci dipanggil dengan sebutan Shanay. Apalagi jika dipanggil dengan suara khas dari alien M...