⌂Bertemu Lagi⌂
Perempuan dengan hoodie hitam kebesaran yang ia colong dari kamar sebelah itu berdiri seorang diri di depan kap mobil. Barisan anak berseragam mulai berguliran keluar gerbang. Ada yang langsung menyeberang untuk menuju halte. Ada yang mangkir dulu membeli jajanan di tepian jalan. Ada pula yang mampir ke warung foto kopi sambil menenteng kertas putih.
Jengah juga ternyata menyender kap mobil dan menunggu orang yang batang hidungnya tak kunjung kelihatan. Saking tidak sabarnya, Alya bahkan kini mulai inisiatif untuk berjalan menghampiri gerbang sekolah yang terbuka menganga. Niatnya dia ingin menerobos masuk ke sana dan mencari Razka di dalam.
Mengikuti naluri, Alya akhirnya melewati gerbang sekolah itu. Membaur dengan anak-anak berseragam. Baru sempat memasuki halaman depan yang cukup lapang di mana terparkir jejeran mobil pengajar, Alya menangkap sosok yang tak asing.
"Naya!" panggil Alya reflek.
Gadis dengan rambut cepol berantakan yang berjalan sendirian itu pun menoleh. Ia dapati seorang perempuan dengan hoodie laki-laki melambaikan tangan dan berjalan menghampirinya. Langkah Naya yang tadi melamban seketika terhenti.
"Hai! Ketemu lagi kita!"
"Hai," sapa Naya balik sambil tersenyum singkat.
Sedikit ogah juga sebenarnya berbasi-basi dengan anak kuliahan yang satu ini. Masih terpupuk betul ingatan tentang bagaimana pertemuan terakhir keduanya berujung saling serang sindiran halus di koridor rumah sakit.
"Mau balik?" tanya Alya.
"Iya nih."
"Sendiri aja?"
Meski pertanyaan barusan terbilang biasa saja, entah kenapa Naya dalam hati sudah ancang-ancang merangkai kalimat sinis. Bentuk antisipasi saja kalau-kalau pertanyaan Alya merupakan pancingan seperti yang sudah-sudah.
"Bareng temen sih, gue disuruh nunggu di sini."
Alya berdeoh sebentar. "Temen atau temen?"
Kan... kan, mulai deh mancing. "Sama temen-temen cewek," tutur Naya.
Kekehan meluncur dari bibir merah muda Alya. "Jadi gimana? Udah ketemu sama yang di kamar Edelweis kan?"
"Udah," jawab Naya yang langsung paham pembicaraan ini mulai merujuk pada Arya.
"Udah tanya titipan pertanyaan dari gue juga?"
Naya mulai mengerutkan dahi. "Udah juga."
"Terus gimana kata Arya? Gue temen spesial dia kan bener?" ujar Alya.
Entah kenapa niat Alya yang tadi ingin langsung mencari Razka menguap, begitu ia berjumpa dengan Naya. Mengusili kisah percintaan tiga bocah SMA ini sebelum besok dia akan balik ke perantauan lagi tidak apa-apa lah ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SM : AA
Teen Fiction❛❛Gue suka sama seseorang yang bahkan gue gatau apa warna bola matanya.❞ -SM. ❛❛Gue suka sama seseorang yang gue gatau hatinya buat siapa.❞ -AA. Naya sangat benci dipanggil dengan sebutan Shanay. Apalagi jika dipanggil dengan suara khas dari alien M...