⌂Razia⌂
Arya menaruh buku biologi di loker warna hijau lumutnya. Setelah mengurangi beban di tas, ia kemudian menutup kembali loker dan menguncinya.
Hari ini saat istirahat, tidak biasanya seorang Arya tidak berkumpul dengan gengnya Dero. Sebenarnya tadi ia sudah diperingati oleh Dero supaya segera menyusul dengan membawa jajan ke gudang sekolah. Namun, ia sengaja berlama-lama menaruh buku di loker supaya tidak kesana. Setelah ini ia juga berniat untuk berlama-lama membeli jajan.
Jujur, Arya sangat malas untuk pergi ke gudang sekolah. Tempat yang ada di sayap barat sekolah dan bedekatan langsung dengan ruang musik itu pasti akan selalu dinaungi aroma nikotin. Seolah sebagai pengharum ruangan, aroma nikotin selalu saja tidak bisa jauh dari situ. Gudang tersebut sebenarnya tempat menyimpan alat-alat kebersihan. Penjaga sekolah biasanya kesana untuk merokok.
Jadi tempat itu bisa dibilang sebagai ruangan bebas asap rokok yang ada di sekolah. Mungkin karena melihat ekbiasaan penjaga sekolah itu, anak-anak macam Dero jadi ikut-ikutan menggunakan tempat itu sebagai area bebas asap rokok di sekolah dan merokok di sana.
Arya benci asap rokok. Ia selalu merasa seperti ada yang menyumbat paru-parunya jika berhadapan dengan asap rokok. Untungnya selama beberapa kali berada di sana akibat paksaan Dero dkk, asma yang ia derita tidak langsung kambuh. Biasanya sih, kambuhnya baru saat di rumah atau setelah keluar dari tempat itu.
Seperti titah Dero, ia membeli beberapa bungkus jajanan di kantin. Baru saja membayar dan keluar adri kerumunan kantin, ia melihat Pak Jafar dan Bu Nawang selaku guru kedisiplinan atau guru BK terburu-buru jalan ke suatu tempat. Arya melihat raut wajah mereka yang menegang. Pasti ada murid yang sebentar lagi diseret ke ruang BK.
Butuh waktu beberapa detik bagi Arya untuk menyadari bahwa dua guru kedisiplinan tersebut berjalan ke arah sayap barat sekolah. Dengan gerak cepat ia kemudian berlari untuk mencapai sisi barat sekolah tepatnya ke gudang sekolah untuk lebih dahulu daripada mereka. Ia yakin pasti dua gurunya itu menuju ke gudang sekolah, tempat Dero dkk berkumpul.
Kenapa Arya peduli dengan keselamatan geng Dero dari razia mendadak seperti ini? Karena jika tidak, pasti ujung-ujungnya Arya yang kena hukuman dari mereka.
Terakhir kali mereka kena razia dan dapat hukuman untuk membersihkan wc, Arya yang tidak tahu menahu malah jadi sasaran empuk untuk mengerjakan hukuman tersebut. Dan kali ini, daripada harus membersihkan wc lagi, ia lebih baik memeringatkan mereka semua dan berlari sampai ngos-ngosan ke tempat berbau nikotin tersebut.
Arya masuk ke dalam gudang yang pintunya memang tidak bisa tertutup rapat itu dengan tidak santai. Aroma nikotin langsung pekat memenuhi rongga hidungnya saat masuk. Ia bahkan menabrak pintu cokelat itu sampai berdebum. Bahkan bungkus jajan yang tadi ia beli makin lama makin berkurang akibat terjatuh saat ia berlari. Napasnya masih terengah-engah pasca lari barusan. Ia keluarkan inhaler dari saku celananya dan menghirupnya satu kali supaya napasnya bisa normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SM : AA
Teen Fiction❛❛Gue suka sama seseorang yang bahkan gue gatau apa warna bola matanya.❞ -SM. ❛❛Gue suka sama seseorang yang gue gatau hatinya buat siapa.❞ -AA. Naya sangat benci dipanggil dengan sebutan Shanay. Apalagi jika dipanggil dengan suara khas dari alien M...