⌂Pertemuan Pelipur Rindu⌂
Sepeninggalan Alya keluar dari kamar inap, laki-laki berbaju pasien itu masih anteng tak merubah posisi duduknya. Dengan kaki menjuntai ke bawah, ia duduk di tepi brankar menghadap pintu masuk. Sudah ada setengah jam Arya berkutat dengan sketchbook. Matanya terlihat sangat serius mengarsir beberapa bagian di gambarnya. Hanya berbekal ingatan, ia bisa dengan detail melukis gadis berbaju kotak-kotak yang tadi ada ruangan ini.
Klek!
Arya mendengar dengan jelas suara bukaan pintu kamar. Saking fokusnya, ia jadi tidak punya waktu untuk melihat siapa yang masuk. Di pikirannya paling juga Alya yang kembali masuk karena kelupaan sesuatu.
"Señorita, barangnya ada yang ketinggalan?" celetuk Arya yang kini sibuk memperbaiki detail wajah pada objek gambarannya.
"Señorita?" ulang sosok perempuan itu setelah menutup pintu kamar.
Suara familiar itu sontak membuat Arya menghentikan kegiatan menggambarnya dan mengangkat kepala cepat. Pupil matanya membesar saat melihat Naya berdiri di dekat pintu. Netranya mengerjap beberapa kali karena terkejut akan kehadiran gadis tersebut di ujung kamar. Naya yang tampak nyata bahkan tengah berjalan menghampirinya sekarang.
"Sampai ketemu hari Rabu, Shanay." Naya tirukan perkataan Arya dengan mimik mencibir. Ia kemudian berdecih.
"Makan tuh Rabu! Sekarang udah hari Sabtu!" omel Naya dengan melipat tangannya ke depan.
Arya masih mematung seperti berusaha mencerna situasi. Tunggu? Ini sungguhan Shanay-nya kan? Bukan hantu rumah sakit yang menjelma jadi perempuan itu? Naya menjenguknya? Mimpi apa Arya semalam. Meski wajahnya tidak mengeluarkan ekspresi apapun tapi jantungnya sudah melompat-lompat.
Baru saja Arya membuka mulut untuk berbicara, notifikasi pesan yang masuk di ponselnya menginterupsi. Berkat dentingan nyaring yang menggema itu, perhatian Naya jadi teralihkan. Bukan hanya satu dentingan, tapi berkali-kali. Seolah orang yang mengirim pesan LINE ke ponsel Arya tak sabar untuk mendapat balasan.
Merasa terganggu, Naya akhirnya mencomot ponsel yang tergeletak di atas meja sebelah brankar Arya. Benda hitam di sebelah susu kotak varian coconut delight itu masih tak henti berkedip. Bertepatan dengan raihannya, layar benda petak menyala.
Mata Naya menangkap sebuah notifikasi LINE masuk dari seseorang bernama Señorita Alya. Oh, jadi ini alasan Arya tidak mau membalas LINE-nya. Karena dia asyik chat dengan perempuan lain?
Naya berusaha sebaik mungkin menutupi kejengkelannya. Padahal dalam hati ia sudah mencak-mencak tak karuan. Meski sebenarnya ia juga tidak tahu alasan di balik rasa tak terima Arya chatting dengan Alya muncul tiba-tiba. Ia semacam tidak rela bahwa Arya sungguhan dekat gadis itu. Tapi Naya sendiri tidak tahu bagaimana mendefinisikan perasaan tersebut sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SM : AA
Teen Fiction❛❛Gue suka sama seseorang yang bahkan gue gatau apa warna bola matanya.❞ -SM. ❛❛Gue suka sama seseorang yang gue gatau hatinya buat siapa.❞ -AA. Naya sangat benci dipanggil dengan sebutan Shanay. Apalagi jika dipanggil dengan suara khas dari alien M...