17.KCON (Part 8)

745 95 2
                                        

Jinyoung POV
"aku akan tidur disini malam ini, aku tidak bisa tidur kalau tidak memelukmu" kataku sambil memeluknya dan berjalan masuk lebih dalam ke kamarnya sedangkan kakiku kugunakan untuk menutup kamar.
.
.
.
Daehwi POV

Aku tak tau apa yang terjadi dengan sungwoon hyung. Ia baik2 saja tadi, apa maksudnya dengan menyuruhku kembali pada jinyoung hyung. Apa selama ini ia hanya mempermainkan perasaanku saja?. Ada apa sebenarnya denganya.

Cukup lama aku termenung mencoba mencerna apa yang terjadi dan suara ketukan pintu mengagetkanku, aku berlari kearah pintu berharap sungwoon hyung kembali dan menjelaskan semuanya. Tapi yang kulihat saat membuka pintu bukanlan sungwoon hyung tapi jinyoung hyung. Entah kenapa aku merasa kecewa, jinyoung hyung tidak melihat ekspresi kecewaku karna ia langsung memelukku sesaat setelah aku membuka pintu.

Ia mengatakan ia tidak bisa tidur tanpa memelukku. Lucu sekali bukan?  mengingat ia membagi hatinya dengan orang lain selain aku. Aku takut Sungwoon hyung tiba2 datang, tapi aku juga tidak punya alasan kuat untuk menolak permintaannya. Jadi kubiarkan ia tidur ditempat tidur daniel hyung.

Ku tidurkan tubuh lelahku dan menutup seluruh tubuhku dengan selimut. Menikamati aroma harum vanilla sungwoon hyung yang menempel diselimut kami membuatku tenang dan nyaman, aroma yang setelah sekian lama kuhirup kembali, aroma vanilla yang yang dulu sangat aku sukai sebelum aku terpikat aroma coklat yang memabukkan.

Ku mencoba memejamkan mataku, aku ingin cepat tertidur dan melupakan semua yang terjadi, kurasakan sebuah tangan melingkar di perutku dan hawa hangat menjalar dari panggungku, seketika aroma coklat memenuhi penciumanku saling bertabrakan dengan aroma vanilla. Kubiarkan ia memelukku rasanya tubuh ini tidak dapat lagi bergerak karna lelah yang tak tertahankan. Hal terakhir yang ku dengar adalah "maafkan aku, aku mencintai... "

Jinyoung POV

Ia menyuruhku tidur ditempat tidur daniel padahal aku ingin tidur dengan memeluknya. Kulihat ia menenggelamkan tubuhnya dalam selimut.

Kuberanikan diriku untuk naik ketempat tidurnya masuk kedalam selimut yang digunakanya memeluknya erat, menyalurkan hawa panas tubuhku padanya, menciumi bagian belakang kepalanya.

"maafkan aku, aku mencintaimu" bisikku ditelinganya entah ia mendengarku atau tidak

"maafkan aku,  aku tidak bisa melindungimu dari sungwoon hyung"

"Aku akan melindungimumu darinya, kau tidak akan terluka lagi olehnya, tidak akan kubiarkan ia membuatmu menangis lagi"

"tidak akan pernah kubiarkan kau menderita lagi, ada aku kau memilikiku"

"kau tak akan kembali padanya kan?  Kau mencintaiku kan?  Kau sudah melupakannya kan"

"daehwi~aa sepertinya hatiku lebih condong padamu, bisakah kau sedikit bersabar menunggu hatiku benar2 melupakan jihoon.

"daehwi~aa tetaplah disisiku"

Aku bicara sendiri pada daehwi yang sedang tertidur pulas.

.......................

Sungwoon POV

Aku berjalan gontai menuju kamar Daniel. Aku mengingatkan diriku berkali2 kalau semua ini untuk daehwi, agar ia bisa bahagia bersama orang yang ia cintai.

Langkah kakiku terhenti, saat ingin keluar dari lift. Aku ingin mengatakan bahwa aku mencintanya untuk yang terakhir kalinya.

Kuputuskan untuk kembali kekamar. Aku menekan tombol lift berkali2 berharap ia cepat membawaku kembali.

Aku berlari keluar dari lift secepat mungkin  aku ingin mengatakan aku mencintanya. untuk terakhir kalinya.

Aku mengatur nafasku saat sudah semakin dekat dengan lorong kamar kami. Tapi dari ujung lorong ku lihat jinyoung berdiri depan kamarku.

Aku melihatnya, Ia mengetuh pintu kamarku dan pintu itu terbuka dengan sangat cepat seolah2 sang pemilik kamar memang sedang menunggu.

Aku melihatnya..jinyoungi memeluknya erat dan masuk kedalam kamarku.

Pintu itu tertutup rapat. Aku berdiri didepan pintu itu yang tertutup itu. Seperti hati daehwi yang tertutup rapat untukku.

Aku hanya orang yang mencoba mendobrak pintu hati daehwi yang berakhir dengan menyakitinya aku menghalangi orang yang ia cintai, karna itu aku akan menyingkir dari pintu itu.

Ku kembali berjalan tanpa menengok kembali. Ku langkahkan kaki pendekku untuk berjalan cepat pergi dari tempat itu secepat mungkin.

Awan PekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang