41. Flashback 5

652 94 21
                                    

Jinyoung merenung di kamarnya. Merutuki kesalahannya.

"Arrrrrggggggggggggggggg pasti daehwi akan marah lagi padaku...kenapa kau tidak bisa menahan dirimu bodoh" kata jinyoung membenturkan kepalanya di tiang ranjang.

"apa yang harus kulakuan sekarang" Jinyoung merebahkan dirinya di tempat tidurnya menutup matanya dengan lenganya.

.
.
Kamar Panwink

Guanlin  sedang memakan anggur dan menatap Jihoon sedang sibuk mengecek hasil tugas guanlin.

"Hyung.. Sebenarnya ada apa antara kau dan Jinyoung hyung?..kenapa kalian.. " kata-kata guanlin di potong oleh jihoon.

"Tidak ada apa-apa..seperti yang kukatakan tadi Jinyoung pasti mengira kakiku adalah kaki daehwi" Jihoon berbohong soal kejadian tadi dan menyembunyikan fakta yang sebenarnya bahwa benar Jinyoung tidak salah mengira. Jinyoung sadar sepenuhnya jika yang ia sentuh adalah jihoon bukan daewhi. Jihoon menutupi itu agar hubungan jinyoung dan guanlin tidak rusak.

"benarkah? Syukurlah..." Guanlin mengusap rambut Jihoon.

"jika ada sesuatu katakan padaku, Kau mengerti hyung aku  tidak ingin ada rahasia diantara kita" Kata guanlin sambil berbisik.

Guanlin mengecup pipi gembil Jihoon membuat muka Jihoon memerah.

"yakk yakk  yakk bisakah kalian tidak melakukannya di depanku?" kata woojin yang sedari tadi berdiri di pintu kamar.

"apa kalian tidak kasihan padaku? Aku tersiksa menghadapi kalian semua." kata woojin mendramatisir.

"tidak" jawab gaunlin singkat dan sibuk dengan buah anggur lagi.

"ahhhh" woojin menghela nafas panjang mengambil bajunya dan bergegas ke kamar mandi karena ia ada ujian.

Guanlin kembali mendekat berniat untuk mencium bibir manis kekasihnya itu. Tinggal beberapa centi lagi tiba-tiba pintu kamar terbuka membuat keduanya kaget.

"Ahhh hyung kau mengagetkanku kenapa kau disini? Bukankah kau harusnya cuci piring bersama sungwoon hyung?" tanya gualin pada sosok manusia dengan postur kepala yang mirip seperti shincan jika dilihat dari belakang atau kalian mengenalnya dengan nama kim jaehwan.

"Sungwoon hyung bilang, ia akan mencucinya sendiri ia menyuruhku tidur karena sore ini aku harus tampil di "immortal song". " kata Jaehwan menidurkan dirinya.

"huft" guanlin menghela nafas putus asa membuat jihoon tertawa.

"hyung juga ada rencana hari ini?" tanyanya pada jihoon

"aniya aku tidak ada rencana atau jadwal apapun, tapi aku akan ke dokter hari ini" 

"aku ingin menemani hyung tapi aku aku harus ujian bahasa korea hari ini" kata Guanlin memainkan tangan jihoon.

"Gwencana .. aku pergi bersama manajer tidak perlu khawatir. Fokus saja pada tes mu" Jihoon membelai rambut Guanlin. 

"Dia memang sangat berbeda dengan Jinyoung, gumowoo Lini~aa telah hadir di hidupku. " ucap Jihoon dalam hati.

Meja makan

Daniel sedari tadi diam tanpa suara ia tahu Ong masih marah padanya. Jisung sudah tidak sanggup lagi melihat mereka saling tidak bicara seperti ini hanya karena Jelly.

"yakk kalian berdua ikut aku " Jisung menarik kerah baju daniel dan Ong untuk kembali kekamar mereka.

"sungwoon~aa Daehwi~aa kami kembali ke kamar dulu, terima kasih atas makanannya"

dan sekarang hanya tinggal Daehwi dan sungwoon berdua. Sungwoon sibuk di meja cuci piring sedangkan Daehwi masih di meja makan.  Daehwi memakan nasinya sedikit demi sedikit kemudian menghela nafas panjang dan memakanya lagi sangat pelan bahkan Sungwoon sudah selesai mencuci piringnya, daehwi masih berkutat dengan mangkoknya, nasi yang ia makan bahkan belum separuh habis, ia memakannya sebutir demi sebutir. Sungwoon yang melihat daehwi tidak semangat makan menggelangkan kepalanya.

Di ambilnya 2 potong roti dan di panggangnya sendiri ditambahkanya selai stroberi di atasnya. Ia berjalan kearah daehwi dan duduk di kursi samping daehwi. Sungwoon merebut mangkok nasi Daehwi dan menggantinya dengan sepiring roti berselai stroberi yang secara kontan membuat pipinya naik tersenyum.

"Makan roti ini saja aku tahu kau tidak suka makan nasi untuk sarapan meskipun ini sudah cukup siang untuk di sebut sarapan" kata Sungwoon meletakkan piring roti itu dihadapan Daehwi.

"Gumowo hyung" kata daehwi memakan rotinya dengan lahap sambil tersenyum.

"hmm, maaf tadi aku membentakmu" Sungwoon mengusap rambut Daehwi.

"Gwencana... hyung mau ?" daehwi menyodorkan roti itu ke sungwoon.

"ani.. makanlah sendiri aku sudah kenyang" sungwoon mengelak.

"ahhh gigit sedikit saja ini sangat enak" Daehwi tetap bersikeras menyuapi Sungwoon tapi sungwoon menutup mulutnya.

"aniaaya" Sungwoon menggelengkan kepalanya.

"Jinja ...?" tanya daehwi lagi.

"jinjaro...makan saja semuanya perutmu sudah meronta untuk di isi" Sungwoon betumpu pada sikunya memerengkan kepalanya memandang Daehwi yang makan roti sambil tersenyum daehwi bahkan menghentak-hentakkan kakinya pelan.

"etttdahhh.. apa hanya aku yang kalian siksa seperti ini?" kata Wojin yang baru keluar dari kamar mandi.

"kalian bersama tidak bicara, saling membentak saling cemburu sekarang tersenyum seperti orang gila, apa kalian waras? apa cinta membuat otak kalian rusak?" katanya lagi merebut roti di tangan Daehwi.

"yaakkkk hyung.. itu rotiku" Teriak Daehwi.

"Terserahku" Kata Woojin sambil berlalu meninggalkan Daehwi dan Sungwoon.

"ahhhh rotiku hyung diambil" Daehwi memasang wajah cemberut membuat sungwoon tertawa.

"sudah biarkan saja.. akan ku buatkan lagi, tunggu sebentar" Sungwoon berdiri dari kursinya dan membuatkan roti lagi untuk Daehwi.

Kali ini Daehwi tidak tinggal diam, ia menyusul Sungwoon ke dapur duduk di atas meja dapur dekat pemanggang roti. Memperhatikan Sungwoon membuat roti untuknya. Tidak perlu piring karena Sungwoon langsung menyuapkan roti itu ke mulut daehwi.

"massiso?" tanya sungwoon 

"nde" jawab daehwi tersenyum.

"daehwi~aa soal Jinyoung tadi apa yang akan kau lakukan" sungwoon membersihkan sisa selesai di bibir Daehwi. Di beri pertanyaan seperti itu membuat Daehwi terdiam raut wajah cerianya sirna seketika.

"arashoo arashooo, aku tidak akan bertanya, makanlah" Sungwoon tahu suatu kesalahan bertanya hal sensitif seperti itu. hal itu akan hanya akan membuat Daehwi kehilangan senyumnya.

"kenapa duduk diatas meja  kau jadi tinggi aku bahkan harus berjinjit untuk menyuapimu" kata Sungwoon sambil berjijit menyamkan tingginya dengan daehwi. 

Tawa Daehwi pecah melihat sungwoon yang berjinjit.

"kau saja yang memang pendek hyung" kata Daehwi memegang perutnya karena terlalu banyak tertawa.

Sungwoon pura-pura marah karena disebut pendek tapi kemudian ikut tertawa.

"Teruslah tertawa seperti ini daehwi~aa" Kata sungwoon dalam hati.

.

.

woojin menatap mereka dari jauh.

"gumowo sungwoon hyung" ucap Woojin pelan dan tersenyum melihat daehwi tertawa.


Tobe continue



Awan PekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang