42. FlashBack 6

647 107 34
                                    

....

"Gumowo hyung atas rotinya" ucap daehwi tersenyum dan turun dari meja dapur.

"Lain kali perhatikan tubuhmu juga, bahkan jika kau tidak lapar kau harus tetap makan" Sungwoon membersihkan sisa selai yang tersisa di sudut bibit daehwi.

Mata mereka saling bertemu dan hening, tidak ada yang bicara bergerak bahkan tidak ada yang berkedip, hanya suara degup jantung dan suara tetesan air dari keran cuci piring.

"eheekmm" Suara seseorang dari belakang sungwoon dan itu adalah Jisung.

Sungwoon melepaskan tanganya dari wajah daehwi dan salah tingkah, ia mengusap tengkuknya sendiri yang tiba-tiba berkeringat, begitu juga daehwi yang juga mengipas mukanya yang memerah.

"ahh kenapa panas sekali hari ini, aku akan kembali kekamar jisung hyung" kata daehwi berlalu pergi dan masih mengipasi wajahnya.

"aku juga akan ke kamarku" kata sungwoon yang juga tiba-tiba merasa kepanasan dan pergi ke kamarnya.

"ahh Waee, kenapa mereka menghindariku? Aheekkmm aheeekmm ... ahh tenggorokanku sangat gatal" kata jisung mengambil air putih hangat.

"ahh aneh sekali" kata jisung pelan yang masih mengingat kejadian pagi tadi.




Sementara itu di kamar.

Saat daehwi membuka pintu kamar, jinyoung langsung melompat memeluknya.

"daehwi~aa aku bisa menjelaskan segalanya" kata jinyoung tiba-tiba.

Sejujurnya daehwi sudah tidak memerlukan penjelasan Jinyoung lagi, daehwi ingin menutup mata dan telinganya dari semua yang terjadi.

"hyung aku tidak ingin membahasnya" kata daehwi melepaskan pelukannya dan berjalan kearah temapt tidurnya.

"Daehwi~aa aku mencintaimu" kata jinyoung sontak membuat daehwi membalikkan tubuhnya.

"daehwi~aa percayalah hanya kau yang aku..." kata-kata jinyoung terputus karena daehwi bejalan kearah jinyoung dan memeluknya.

"hyung, jangan pernah katakana bahwa cintamu hanyalah untukku, karena sejak dulu kau sudah membaginya." Kata daehwi memeluk Jinyoung.

"hyung, apa kau tau saat kau memilih jihoon hyung, saat kau pergi dariku akhirnya aku mengerti, bagaimana rasanya mati tanpa menikam dadaku sendiri. Perasaanmu padaku adalah sebuah kesalahan yang harusnya tidak kau lakukan saat kau sudah memilih orang lain". Kata Daehwi sambil tersenyum getir.

Daehwi melepaskan pelukannya dan menarung punggung tanganya di jidat Jinyoung untuk merasakan suhu badannya.

"Kau kembali demam, ayo istirahatlah.. aku akan menemani hyung tidur, kemarilah" kata daehwi menuntun Jinyoung yang sejak tadi diam, untuk tidur disampingnya.

Daehwi memeluk Jinyoung dan mengusap punggung Jinyoung agar cepat tertidur tapi bukannya Jinyoung yang tertidur malah Daehwi yang tertidur. Jinyoung sejak tadi tidak berkata apapun, ia menarik daehwi lebih erat kepelukkanya lebih erat saat menyadari daehwi sudah tertidur.

"aku tau, jika menurutmu cintaku adalah sebuah kesalahan, berikan aku menyayangimu dengan sisa hal yang kau benarkan meski mencintaimu adalah satu-satunya kesalahan yang akan terus ku perbuat.... Aku tau aku mungkin sudah menghancurkan hatimu berkeping-keping tapi tidak bisa kah kau mencintaiku lagi dengan kepingan yang tersisa daehwi~'aa?" kata Jinyoung pelan.

"jika aku mencintaimu dengan kepingan hatiku yang tersisa .. aku takut hatiku akan menjadi abu dan menguap tak tersisa, hatiku ini memilih untuk tidak tersakiti untuk kedua kalinya" balas daehwi dalam hati, ia pura-pura tertidur ia mendengar semua yang jinyoung katakana karena ia terbangun saat jinyoung memelukknya lebih erat tadi.





Di balik pintu kamar yang sedikit terbuka, sungwoon berdiri disana.

Ia diam disana untuk yang lama sejak daehwi masuk dalam kamar itu Sungwoon tepat di belakangnya. Tapi saat Jinyoung melompat memeluk daehwi sungwoon Ia tidak tau apa yang dibicarakan oleh Jinyoung dan Daehwi, ia hanya memilih mundur dan tidak jadi masuk.

"Jika doa tidak bisa membawamu kembali ke sisiku karena sepertinya tidak ada lagi ruang kosong untukku, biarkan keikhlasan yang mengantarkanmu pergi, meski hati ini masih belum seutuhnya melepaskanmu." kata sungwoon menjauh dari kamar itu.

To be continue.....

Awan PekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang