27. Jinyoung punya perasaan

715 78 14
                                    

Aku mengacau segalanya. Aku mengacaukan semuanya. Jihoon tak menginginkanku, daehwi juga sudah tidak ingin bersamaku. Tidak bisa seperti ini.

Aku ingin mereka tetap disisiku, aku ingin daehwi tetap dalam pelukanku. Aku harus mendapatkan milikku kembali.

Tapi pertama2 aku harus membujuknya jihoon agar tidak marah padaku lagi. Ia pasti memaafkanku. Aku tau itu, karna ia memang seperti itu.

Di bandara aku mencoba bicara pada daehwi selagi sungwoon hyung tidak disampingnya.

Aku bersyukur setidaknya aku tak harus sembunyi - sembunyi berinteraksi dengan daehwi, tidak seperti sungwoon yang harus berhati2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bersyukur setidaknya aku tak harus sembunyi - sembunyi berinteraksi dengan daehwi, tidak seperti sungwoon yang harus berhati2.

Di Pesawat, aku duduk bersama Jihoon, aku berusaha memperbaiki hubungan kami, aku tak ingin hubungan kami menjadi canggung aku tak ingin kehilangan daehwi dan Jihoon.

"hoonie~" aku memanggilnya dengan panggilan khusus yang kami gunakan saat kami masih bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hoonie~" aku memanggilnya dengan panggilan khusus yang kami gunakan saat kami masih bersama.

"aku hyungmu jinyoungi, panggil aku hyung" jihoon menatap malas muka jinyoung.

"ani, kau bilang aku boleh memanggilmu hoonie jika hanya berdua denganmu, sekarang kita hanya berdua aku boleh memanggilmu hoonie"

Jihoon hanya menghela nafas.

Ku genggam tangannya, tanganya basah karna keringat, ku lihat tangannya penuh goresan, kulitnya sangat sensitif pikirku.

Jihoon merespon perkataanku, ia melepaskan tanganya dari genggamanku dan menyilangkan tanganya di dada.

"kulitmu terlihat semakin sensitif, saat kita sampai di Korea aku akan menemanimu ke dokter" kataku menatapnya.

Ia masih tak bicara ia malah memasang masker matanya dan ingin tidur.

"kau mau tidur?" Baiklah tidurlah" kataku membelai rambutnya.

Aku juga memejamkan mataku dan tertidur.

Aku terbangun karna mendengar suara berisik dari sampingku, aku kaget saat membuka mataku karna yang duduk di sampingku adalah ong hyung.

"aahh hyung kau mengagetkanku, kenapa kau duduk disini? " tanyaku.

Awan PekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang