"Kalau begitu jadilah kekasihku" bisikku ditelinganya dan menggigit daun telinganya.
Ia mencoba melepaskan diri, menghindari ciumanku.
"Aku bilang aku ingin kau jadi kekasihku, bukankah kau menyukaiku" kataku lagi sambil kembali mencoba menciumnya.
"hyung hajima" katanya memohon untuk dilepaskan aku menatap matanya, matanya memerah. Airmatanya mengalir. Aku tersadar jika yang aku lakukan ini salah, jika yang aku lakukan ini tidaklah benar.
Kulepaskan tangannya dari kungkunganku. Kutarik ia duduk. Aku menghapus airmatanya.
"miane aku yang salah mianee daehwi~aa" kataku mencoba memeluknyanya tapi ia menolak pelukanku tapi aku tetap memeluknya dan terus minta maaf.
"hyung ada apa denganmu,kau bukan seperti jinyoung hyung yang kukenal" tanya kubiarkan ia memukul dadaku karna memang aku yang bersalah.
"Aku yang harusnya bertanya itu padamu, ada apa denganmu. Kau menghidariku sejak pagi itu, Kau bilang kau tak marah tapi apa yang kau menghindariku, aku sangat sedih. Aku membutuhkanmu disisiku." kataku padanya.
"Aku hanya tak ingin terluka hyung, aku tak ingin berharap padamu lagi. Aku ingin melupakan perasaanku padamu tapi kau selalu bersikap seperti tidak terjadi apa2, aku manusia hyung aku tak bisa mentolerir penghianatan , sebesar apapun aku mencintamu aku tetap tak bisa menerima kau membagi cintamu. Kau bilang Kau masih ragu kan antara aku dan Jihoon hyung ? karna aku yang mengalah, agar hyung bisa bersama Jihoon hyung. Setidaknya jika aku menjauhimu, kau bisa fokus pada perasaanmu padanya. Kau bingung pada perasaanmu karna kau selalu berada diantara kami, jika salah satu dari kami pergi menjauh maka kau bisa lebih cepat menentukannya dan aku memilih untuk pergi karna aku bukan orang yang sabar menunggu" ujar daehwi panjang lebar.
"Tapi Aku membutuhkanmu" kataku sambil menunduk.
"kau membutuhkanku? Jadi kau tidak membutuhkan Jihoon hyung? tanyanya lagi. Aku tak bisa menjawabnya lidahku kembali keluh.
"Kau mencintanya? " tanya lagi, ia menatap tepat dimataku seperti mencari jawaban. Tapi aku menghindari tatapan matanya.
Seperti sudah tau jawabannya ia berdiri dan beranjak pergi dari kamarnya tapi sebelum ia memutar gagang pintu ku peluk ia dari belakang.
"daehwi~aa aku mohon, beri aku waktu untuk memutuskan, aku tak mau kehilanganmu, aku membutuhkanmu, tak bisakah kau menutup mata atas perasaanku pada Jihoon, bisakah hubungan kita kembali seperti dulu. Jika tidak bisa, tolong beri saja aku waktu sedikit lagi. Aku tak ingin kehilangan orang yang aku benar2 aku cintai. Tolong mengerti perasaanku ini" kataku memohon padanya.
"hyung, hubungan kita tak akan pernah sama lagi hyung kecuali jika kau memilihku, bahkan jika kau memilihku aku takkan bisa langsung menerimamu karna luka penghianatan yang kau berikan dan bukan cuma kau yang punya perasaan, aku juga punya perasaan hyung, tolong hargai juga perasaanku dan jika memang kau mengingkankan waktu akan kuberi kau waktu sampai tengah malam ini. Tentukan pilihanmu, kau tau hyung lebih baik kau katakan kau tidak mencintaiku dan katakan kau mencintai jihoon hyung daripada kau terus menggantungkan perasaanku,aku bisa menerimaz setiap keputusan yang kau buat nanti. Setelah dipikir2 aku juga membutuhkan jawabanmu itu agar aku bisa melanjutkan hidupku" ia berkata dengan penuh keyakinan dan berlalu pergi.
Saat daehwi membuka pintu sudah ada sungwoon hyung disana. Aku tak tau sudah berapa lama ia berdiri disana dan apakah ia mendengar pembicaraan kami aku tak peduli. Ia mengatakan ingin bicara berdua dengan daehwi berdua saja dan menyuruhku turun kelantai 1 karna jisung hyung mencariku utk menyuruhku makan.
Aku sebenarnya tak ingin meninggalkan mereka berdua, aku takut perasaan daehwi padaku goyah. Tapi daehwi juga menyuruhku untuk pergi juga. Aku terpaksa melangkahkan kakiku keluar dari kamar itu dan sungwoon langsung masuk lalu menutup pintu. Aku hanya bisa berdoa pada Tuhan agar hati daehwi tidak goyah.Author POV
Sungwoon mendengar semua pembicaraan jinyoung dan daehwi dari balik pintu. Awalnya ia hanya disuruh untuk memanggil daehwi dan jinyoung turun dari untuk makan, tapi mendengar pembicaraan mereka, sungwoon memutuskan untuk mengatakan perasaanya sebenarnya pada daehwi, karna ia tidak seharusnya membuat daehwi bingung.
Setelah pintu tertutup, tidak ada dari kami yang bicara suasana menjadi canggung. Sungwoon mencoba mencuri pandang terhadap daehwi yang hanya melihat lantai.
Mata sungwoon tertuju pada pergelangan tangan daehwi yang memerah akibat cengkraman jinyoung tadi. Daehwi yang sadar sungwoon sedang menatap tanganya berusaha menyembunyikan tanganya.
Sungwoon membuka tas kecil yang dibawanya. Ia mengambil obat untuk mengurangi kemerahan pada kulit.
Ia menarik daehwi duduk, mengoleskan obat itu ke tangan daehwi yang memerah.
"apakah sakit?" tanya sungwoon
Daehwi tak menjawab ia hanya menggelengkan kepalanya Dan kembali sunyi.Sama seperti saat ia mengatakan ingin daehwi memberinya kesempatan, sungwoon hanya diam sampai ia selesai mengobati daehwi.
Sungwoon mengoleskan obat itu perlahan2 seolah sedang mengulur waktu agar bisa memegang daehwi lebih lama. Karna ia tak tau apakah ia akan bisa sedekat ini lagi dengan daehwi setelah hari ini. Karna tentu daehwi akan menjadi milik jinyoung setelah tengah malam ini.
"daehwi~aa, lee daehwi " kata sungwoon tiba2 membuka suaranya, ia masih memegang tangan daehwi ia menunduk dan airmatanya menetes ketangan daehwi.
Dengan suara yang bergetar sungwoon mengatakan.
"maafkan aku, aku.. aku mencintaimu"
.
.
.
.......................................................................Siapa yg akan dipilih jinyoung?
Apa yang akan dikatakan sungwoon?........
Arrghhhh author nangis dulu yah..
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan Pekat
Romancejinyoung x daehwi x sungwoon Ku hanya ingin terus berada disampingnya, tapi Sepertinya ia tak mengingkanku. Apa Aku hanya pelampiasan Saja? Dan Orang Pernah Ada dihatiku tiba tiba kembali. (Daehwi) Ku bahagia Ada disisinya .Ku ingin ia tetap disamp...