24. KCON (Part 15)

725 88 33
                                    


Sungwoon bingung harus menghapus pesan itu atau tidak. Sangatlah tidak sopan menghapus pesan tanpa izin dari sang pemilik. Tapi saat ini yang terpenting adalah hati daehwi. Jadi ia memilih untuk menghapus pesan itu dan segera memasukan handphone daehwi kembali.Ia tak peduli kehilangan kesempatan atau tidak baginya  kenyamanan daehwi tetaplah jadi prioritas pertama.

Daehwi keluar dari kamar mandi dengan baju mandi hotel rambutnya basah matanya sembab karna lama menangis.

Sungwoon merasa bersalah karna mengguyur tubuh daehwi dengan air. Tapi ia harus melakukan itu karna daehwi sangat terpukul.

Ia menghampiri daehwi, menariknya dan menduduknya di sofa. Ia mengambil handuk lain dan mengeringkan rambut daehwi. Tidak ada yang bicara diantara mereka.

"maafkan reaksiku yang berlebihan" daehwi menunduk menatap lantai.

"Aku bilang aku akan menerima keputusan jinyoung hyung, ternyata rasanya begitu berat. Tapi sekarang aku tak apa2 aku sudah tau pilihan hatinya. Aku sudah tau. Jadi jika ia bersikap baik padaku ,aku tidak akan salahpaham. Ternyata benar didalam hatinya hanya ada jihoon hyung, keputusanku untuk mundur dari awal ternyata keputusan yang benar, aku hanya berharap ia bahagia" daehwi bicara dengan sangat jelas. Menatap langit LA yang dipenuhi hitam, awan gelap telah hilang seiring dengan redanya hujan berganti dengan langit penuh bintang.

Sungwoon tidak ingin merusak momen dimana daehwi mencoba untuk tegar menghadapi semuanya. Ia menaruh tanganya dipundak daehwi, menandakan ia mensupport daehwi.

"hyung, Jam berapa sekarang?" tanya daehwi.

"Jam 11 malam, ada apa memangnya?" sungwoon mengerutkan keningnya karna tumben jam.

"Aku ingin melarikan diri, aku ingin mencari udara segar, hyung bisa kau mencari tau apa staff masih di kamar daniel hyung? "

"Baiklah sebentar" Sungwoon menelpon Jaehwan dan memastikan bahwa semua staff masih ada disana.

"Aku ikut, aku tak mau kau pergi sendirian malam-malam begini"

Mereka memakai topi dan  masker, untuk memastikan agar tidak diketahuan. Sungwoon juga memakaikan baju hangatnya untuk daehwi. Lalu pergi menyelinap dari hotel.

Sungwoon belum mengetahui kemana sebenarnya mereka akan pergi ia tidak tau menuhu soal seluk beluk LA jadi ia hanya mengikuti setiap langkah daehwi.

Daehwi menyetopkan taxi dipinggir jalan.

Saat sapir taxi itu bertanya kemana tujuan mereka daehwi menjawab

"Pantai Santo Monica "

.
.
.
.
Dikamar Jihoon
...

Jinyoung berbisik dengan suara berat ke telinga jihoon
"Jangan tolak aku lagi, aku sudah memilihmu.  Aku inginkan kau jadi milikiku seutuhnya DAEHWI~aa ,aku sang..."

PLAAKK
Sebuah tamparan keras di  berikan Jihoon  pada lelaki yang baru saja mencumbunya itu.

Jihoon mendorong tubuh Jinyoung menjauh, jinyoung yang masih dalam pegaruh soju ambruk Disisi ujung tempat tidur. Lalu jihoon bangkit dari posisinya.

Mukanya memerah, rasanya ingin menangis. Jinyoung masih sama seperti dulu. Masih sama brengsek nya seperti dulu.

Jihoon membencinya. Sangat membencinya. Kata cinta yang ia ucapkan bukan untuknya tapi untuk daehwi.

Jihoon mencari handphonenya dan membuka pesan yang jinyoung katakan.

Saat membaca pesan itu, jihoon semakin marah dan sedih, jinyoung memang nemilihnya tapi daehwi selalu ada dalam pikiran jinyoung. Bahkan sampai saat ini. 

Awan PekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang