Bersamamu

13K 570 7
                                    

Sinar mentari menerobos masuk melalui jendela. Cahayanya seolah membawa harapan baru yang selama ini ditunggu sang malam yang gelap gulita.

"May... Mayda!!! Ada maling!!!" Teriak Darma tepat di telinga Mayda. Mungkin jika telinganya itu bukan ciptaan Yang Maha Kuasa pasti sekarang sudah rusak tak berbentuk.

Perempuan yang diteriaki itu terlonjak kaget dari tempat tidurnya.

"Mana maling nya mas?! Mana?!" sahut mayda dengan bantal ditangannya, siap melempar.

Darma terkekeh melihat tingkah mayda yang siap 86 menghadapi apa saja yang didepannya. Refleksnya cepat untuk ukuran seseorang yang baru bangun tidur. Ah, sepertinya kali ini nyawa mayda cepat kembali, sudah 99% sepertinya karena mayda mampu mengenali Darma yang ada didepannya. Sedangkan 1% sisanya adalah oon.

Merasa ditertawakan, mayda memonyongkan bibirnya kesal sambil terus menatap tajam ke arah Darma.

Melihat ekspresi Mayda, Darma menghentikan tawanya.

"Nih, malingnya ganteng banget kan?" Goda Darma mengedipkan manja matanya.

"Mas Darma!!!" Teriak mayda melemparkan bantal ke arah Darma. Dan bantal itu tepat jatuh di wajah Darma.

"Aduuhhh may ampun ya ampun" wajah Darma memelas mengharap pengampunan istrinya.

"Hahaha" Tawa Mayda pecah melihat tingkah suaminya yang mirip anjing jalanan yang dibuang pemiliknya, mengharap belas kasihan siapa saja yang lewat. Lucu dan mengenaskan.

"Wah wah wah sepertinya kamu senang sekali melihatku tersiksa ya" Darma geleng-geleng kepala

Mayda menghentikan tawanya lalu menggeleng pelan.

Darma melirik jam dinding, Tepat pukul 7 pagi.

"May aku mau berangkat kerja dulu ya, kamu nggak papa kutinggal sendiri dirumah?" Tanya Darma ragu.

Mayda mengangguk pelan.

'Ah, perempuan ini hemat bicara sekali, padahal dulu waktu kecil ia cukup rimbun bicara, mungkin kepergian keluarganya yang membuatnya berubah jadi pendiam' pikir Darma sesaat.

"Aku akan pulang dua jam lagi, aku janji akan pulang pukul 9 tapi kumohon jangan melakukan hal aneh ya, berjanjilah" Ucap Darma spontan menunjukkan jari kelingkingnya.

Mayda menautkan jari kilingkingnya ke jari kelingking Darma tanda kalau ia berjanji.

"Aku sudah buatkan makanan di meja makan, makanlah" Suruh Darma

Lagi-lagi Mayda hanya mengangguk pelan.

Darma berhambur pergi, menghilang dari balik pintu.

Baru beberapa menit Darma pergi, ia memunculkan kepalanya dari balik pintu kamar Mayda.

"Eh ada yang lupa, may..." panggil Darma dari balik pintu. Ia menyodorkan tangan kanannya

"Mau jadi istri sholihah nggak?" Senyum Darma penuh harap

Mayda berfikir, mencoba mengartikan setiap isyarat yang ada.

"Yaelah, kelamaan, udah telat nih, buruan salim" Darma mulai kehilangan kesabaran.

Mayda hanya mengiyakan permintaan Darma, ia berjalan ke arah Darma, meraih tangannya, tapi bukannya mencium punggung tangan Darma, ia malah membaliknya, menyidorkan tangannya ke wajah Darma, membuat Darma mencium tangan Mayda.

"Loh kok kebalik sih?" Protes Darma

"Kan bener mas, yang pergi yang harus salim" Sahut Mayda tak berdosa

SIANIDA (SIAp NIkah setelah wisuDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang