Hujan Itu Rahmat, Bukan Somat

6.5K 265 3
                                    

Braaaakkkk!!!!

"Tidaaaaakkkkk!!!! Maydaaaa!!!" Teriak Darma setelah mendengar dentuman keras itu

Sontak saja Mayda mencubit pinggang Darma

"Au!!! May, kamu nggak papa?" Kepala Darma menoleh kebelakang dan mendapati Mayda yang masih setia dibelakang

"Ya nggak papa, lagian kenapa sih mas teriak-teriak?" Protes Mayda

"Mas kira kamu ketabrak mobil" Lha terus bunyi tadi itu bunyi apaan dong?" Tanya Darma heran, karen bunyi itu terdengar cukup keras seperti bunyi tabrakan

"Oh, itu bunyi author lagi patah hati, dia jedotin dirinya sendiri ke seng, mangkanya bunyinya keras kayak gitu, dia iri tuh liat kita, mangkanya frustasi dia" Jawab Mayda santai

(Sekedar informasi, saya nggak patah hati banget kok, serius deh) 😩😭😭😭

Setelah melewati hujan badai dan air mata, akhirnya mereka berdua sampai di depan pintu restoran. Sesekali Mayda mengibas-ngibaskan bajunya yang basah.

"Basah ya may?" Tanya Darma basa-basi, padahal dia sendiri kebasahan

"Iya mas" Jawab Mayda singkat sambil menepuk-nepuk bajunya

"Duuhhh maaf ya may, papan iklannya banyak yang bolong jadi bocor samua dan kamu kebasahan deh, sorry ya" Sesal Darma

"Nggak papa kok mas, mangkanya lain kali papan iklannya dikasih cat yang mereknya jutek itu lho mas, kan anti air tuh" Usul Mayda

"Emangnya ada merek jutek ya may?" Tanya Darma heran dan asing mendengar merek cat itu.

"Ada lah mas, eh kita masuk yuk, laper" Sahut Mayda sambil mendorong pintu restoran.

Sebenarnya mereka agak canggung sih masuk ke restoran mewah dalam keadaan basah bagini tapi mereka cuek saja, toh nggak ada pengujungnya.

Setelah memilih tempat yang cukup strategis, Mayda dan Darma duduk santai tanpa perduli bajunya yang basah.

Seorang pramusaji datang menghampiri mereka dengan membawa buku menu.

"Selamat datang di restomaret, selamat berbelanja" Sapa pramusaji ramah

"Lho kok belanja mbak?" Celetuk Mayda

"Oh, iya, maklum kebiasaan, habisnya sebelum kerja disini saya kerja di indomerit sih mbak, jadi ya suka keceplosan gitu" Curhat mbak pramusaji

"Buku menunya mbak" Celetuk Darma meminta daftar menu yang sejak tadi dipeluk si mbak pramusaji.

"Oh iya mas ini" Sahut mbak pramusaji menyodorkan buku menu ke arah Darma dan Mayda sambil senyum-senyum kegatelan.

Mata Darma fokus ke daftar menu.

"Masnya ini, adiknya embak ya?" Celetuk si mbak pramusaji yang seenaknya saja membuat kesimpulan.

Mendengar ucapan mbak pramusaji, Mayda langsung menyeringai jahat, hendak mengeluarkan taringnya.

"Ini suami saya mbak" Jawab Mayda dengan senyum dipaksakan

Darma yang mendengar percakapan itu mendadak tertarik dan ikut nimbrung.

"Tapi sebentar lagi kita cerai kok mbak" Sahut Darma menimpali

Mayda langsung melotot ke arah Darma.

Si mbak pramusaji malah kesenengan mendengar perkataan Darma.

"Oh iya kah mas? Kalau gitu boleh dong saya minta nomer telfonnya" Jawabnya agresif

Darma menatap Mayda seolah meminta persetujuan, dan Mayda hanya menjawabnya dengan tatapan tajam dan sebuah gelengan kecil.

SIANIDA (SIAp NIkah setelah wisuDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang