Cemburu Buta

9.1K 387 11
                                    

Mayda mengeluarkan kunci dari saku lalu membuka pintu rumanya dengan kasar. Kekesalannya sudah sampai diubun-ubun. Otaknya kembali memutar kejadian dikantin saat melihat Darma dan Asyla makan berdua. Padahal mas Darma bilang mau cuti tapi tiba-tiba saja ia nongol di RS dengan mak lampir. 'Menyebalkan!' umpat Mayda kesal.

Mayda merebahkan tubuhnya ditempat tidur. Beberapa saat kemudian terdengar pintu diketuk. Mayda bangkit dan dengan malas ia berjalan ke pintu. Membuka dan mendapati Darma dibalik pintu. Lalu menutupnya kembali.

Mayda enggan berdebat. Ia tak mengucapkan satu katapun dan langsung pergi ke kamarnya kemudian mengunci pintu. Darmapun melakukan hal yang sama.

°°°

Adzan subuh terdengar dan tidak ada suara Bang Darma membangunkannya untuk sholat berjamaah.

Mayda keluar kamar dan tidak mendapati suaminya dirumah. Mungkin ia pergi ke mushola dekat perumahan, terka Mayda dalam hati.

Mayda memutuskan untuk sholat sendiri. Selesai sholat ia langsung menuju dapur, memasak untuk suaminya. Meski kekesalannya pada Darma masih diatas puncak awan karena semalam Darma tak mencoba membujuk atau menjelaskan semuanya pada Mayda, tapi Mayda masih tetap mencoba memenuhi tugasnya sebagai istri.

Pukul 06.30 Mayda sudah siap dengan seragamnya dan makanan sudah tertata rapi diatas meja makan tapi Darma belum juga memperlihatkan batang hidung. Mungkin Darma tertidur di mushola, terka Mayda lagi. Lagipula Darma bukan anak kecil yang harus Mayda cari.

Mayda berangkat menuju halte bus. Hari ia shift pagi.

"Pagi May" Sapa seseorang didepan pintu RS dengan senyum ramah.

"Pagi Adam" Balas Mayda dengan senyum terkembang.

"Ngapain disini? Jadi patung selamat datang?" Goda Mayda

"Sengaja nungguin kamu" Sahut Adam yang membuat Mayda tersipu, coba saja Darma sedikit lebih romantis kayak Adam pasti Mayda tidak akan goyah untuk melabuhkan hatinya.

"Lagian kamu semalem nggak bales chat ku, terus terakhir chat dari kamu pas kamu bilang lagi sedih, kan aku jadi khawatir may" Jelas Adam yang membuat Mayda mengingat kejadian semalam saat ia asik berbalas chat dengan Adam.

"Minggir! Jangan dijalan, ngalangin masuk!" Bentak seseorang yang langsung berjalan melewati pintu dan dengan sengaja menginjak kaki Adam.

"Aduh, iya Dokter Darma maaf" Cengir Adam karena merasa bersalah dan kesakitan

Mayda hanya menatapnya Darma dengan kesal.

"Apa kamu liat-liat! Naksir ya?!" Bentak Darma menatap ke arah Mayda tak kalah tajam.

"Hem, enggak kok Dokter, maaf ya udah menghalangi pintu masuk, jadinya sepatu dokter yang bagus itu nggak sengaja nginjek kaki temen saya" Sindir Mayda keras.

"Ya, buruan ke ruangan kalian masing-masing" Perintah Darma yang langsung pergi tapi baru beberapa langkah kakinya terpeleset lantai yang masih basah dan licin. Membuat beberapa pasang mata melihat ke arahnya yang jatuh terjerembab ke lantai. Tampak kebanyakan dari mereka berusaha menahan tawa, mungkin karena takut dipecat jika mentertawakannya.

"Hahahaha, Karma itu emang ada ya Dam" Tawa Mayda pecah sambil berlalu melewati Darma, enggan menolongnya. Toh pegawainya banyak kan.

°°°

Mayda terduduk lemas di nurse station. Perasaan bersalah menggelayutinya. Ia pasti sudah jadi istri durhaka sekarang. Tapi sejenak ia puas melihat Darma malu karena jatuh tadi.

Hari ini Mayda benar benar sibuk. Ia lupa kalau belum sarapan tadi pagi karena menunggui Darma pulang. Ah pasti mubadzir sekali makanannya dirumah.

SIANIDA (SIAp NIkah setelah wisuDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang