EXP6 Usaha ke XXX

7.5K 255 13
                                    

Seminggu berlalu penuh kekecewaan dalam hati Mayda. Ditambah Bumer yang selalu saja menayai Mayda seputar cucu. Bukan hanya bertanya lewat telfon, Bumer bahkan mendatangi Mayda kerumahnya hampir setiap hari, ditambah bumer juga datang dalam mimpi Mayda. Tentu saja hal itu membuat Mayda hampir gila.

"Mas nggak kerja?" Tanya Mayda saat mendapati suaminya yang masih setia duduk dimeja makan tapi belum juga memakan makanannya, hanya menatapnya miris.

"May, nggak ada menu lain selain toge ya?" Tanya Darma heran karena selama seminggu ini menu yang dimasak Mayda selalu saja ada togenya atau bisa dibilang hampir seluruh masakannya bertema toge.

"Mas nggak suka ya?" Tanya Mayda dengan raut wajah sedih

"Bukannya nggak suka neng, tuan Darma bosen tuh kayaknya" Celetuk Bu To sambil mengeluarkan semangkok penuh oseng-oseng toge lalu meletakkannya di meja makan kemudian kembali ke dapur.

"Lha itu, Bu To aja peka May" Timpal Darma membenarkan perkataan Bu To

"Yaudah aku buang semuanya!" Bentak Mayda sambil mengambil mangkok oseng-oseng toge yang tadi dibawa Bu To hendak ia buang ke sampah

"Sayang, kamu kenapa sih? Kok jadi emosional gini?!" Sahut Darma sembari mengambil mangkok yang ada ditangan Mayda kemudian kembali meletakkannya dimeja makan

"Nggak papa!" Jawab Mayda ketus

"May, mas tau kamu bohong, jangan gitu ah, mas nggak suka, ngomong dong kalau kamu punya masalah" Pinta Darma kemudian mendudukkan Mayda dikursi makan

"Mas berangkat kerja aja sekarang, mas kan sibuk" Jawab Mayda masih ketus

"Mas nggak ke RS hari ini karena istri mas lagi ngambek nggak jelas, jadi buruan cerita apa masalahnya, mas dengerin" Pinta Darma sambil jongkok didepan Mayda dengan memegang erat tangannya

Mayda menarik nafas dalam,
"Aku stress mas tiap kali mama nanyain cucunya, ya kujawab kalau cucunya ada dirumah mas Ical, eh mama malah bilang kalau mama minta cucu dari mas dan aku, bukan dari mas ical, aku bingung jawab apa mas, capek tauk! Hiks..." Mayda terisak, butiran bening jatuh dari pelupuk matanya hingga menetes ke tangan Darma

Darma berusaha menadah setiap tetesan air mata Mayda yang jatuh. Mayda yang sadar akan itu langsung memprotes, "Kok malah ditadahin sih? Bukannya dilap!"

"Ya kali bisa berubah jadi mutiara, kan lumayan bisa mas jual may" Celetuk Darma penuh canda

"Mas ih!" Mayda memukul pelan suaminya, tapi Darma menahan tangan Mayda

"Udah ya... Mas nggak mau lihat kamu nangis" Ucap Darma melepaskan tangan Mayda lalu mengelap air mata Mayda dengan tangannya

"Air mata kamu itu lebih mahal dari mutiara, jadi kalau dibuang-buang bisa mubadzir" Sahut Darma menenangkan

"Tapi aku capek mas! Kita udah coba semua cara, bahkan kita juga udah periksa kalau kita berdua nggak punya masalah tapi kenapa kita nggak juga dikasih momongan" Protes Mayda

"Sssttt... nggak boleh ngomong gitu, kita cuma manusia May, yang cuma bisa berusaha dan berdoa, lagian kamu harusnya lebih sabar, kita baru seminggu berusaha May, ada kok yang lebih lama dari kita, jangan putus asa ya..." Pinta Darma mencoba menguatkan Mayda yang mulai rapuh

Mayda hanya diam tak bergeming, ia hanya menangis, kata-kata Darma kali ini tak bisa membantunya untuk mendapatkan momongan.

"Yaudah nangis aja kalau itu emang bikin kamu lega, mas cuma bisa ngehapus air mata kamu" Ucap Darma membiakan Mayda menangis sambil terus mengelap air matanya

"Lap ingusku juga dong mas" Sahut Mayda sambil sesekali menarik ingusnya kedalam hingga menimbulkan bunyi 'Srootttt'

"Ih, jijik may!" Sahut Darma bergidik ngeri melihat ulah istrinya

SIANIDA (SIAp NIkah setelah wisuDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang