Takkan Hilang dari Hati

6K 253 20
                                    

Segala jenis tes telah dilakukan oleh beberapa dokter ahli saraf dan dokter spesialis kepala leher. CT scan dan foto rontgen juga sudah dilakukan. Hasilnya terdapat beberapa kerusakan didalam otak sehingga membuat Mayda kehilangan ingatannya secara acak, serta membuat kakinya lumpuh.

Tapi Darma terus berupaya sebaik mungkin melakukan pengobatan untuk Mayda selama seminggu ini di rumah sakit namun hasilnya tidak terlalu memuaskan bahkan perkembangannya cenderung lambat. Setiap hari tak henti-hentinya orang yang menjenguk Mayda. Mulai dari Sisil sampai keluarga Darma.

Namun tetap saja Mayda belum mau membuka diri sepenuhnya terhadap Darma bahkan cenderung menghindarinya. Saat Darma datang ke kamar Mayda, Mayda selalu berpura-pura tidur atau sedang mengobrol dengan para tamu yang menjenguknya, atau main karambol, atau menghitung bintang dilangit. Pokoknya ada saja alasan Mayda agar tidak bertemu Darma.

Tapi kali ini Darma tidak akan tinggal diam dan membiarkan hubungan mereka semakin merenggang. Darma akan mengambil langkah besar agar Mayda bisa segera pulih dari sakitnya, sekalipun cara itu terbilang cukup ekstrim.

"Dokter, apa Mayda sudah bisa kubawa pulang?" Tanya Darma pada dokter saraf dan dokter spesialis THT-kepala leher yang selama ini menangani Mayda

"Jika melihat dari kondisi Mayda sudah baik, hanya saja dibutuhkan terapi agar ia bisa sembuh dari kelumpuhan kakinya meski itu adalah suatu ketidakmungkinan, lalu mengenai ingatan Mayda, mungkin akan lebih baik jika ia berada ditengah-tengah keluarga dan dilingkungan yang bisa membuatnya mengingat semua kenangan yang ia lupakan jadi menurut saya akan lebih baik jika dilakukan rawat jalan melalui penangan dokter Darma sendiri" Jelas dokter saraf yang sepertinya menyetujui ide Darma

"Terimakasih dokter, saya akan merawatnya sebaik mungkin" Janji Darma pada dirinya sendiri

"Jangan lupa untuk membawanya kontrol setiap minggu ya dokter Darma" Pesan dokter spesialis THT-KL

"Baik dokter, terimakasih" Ucap Darma langsung pergi ke kamar Mayda dengan seorang perawat yang membantu melepaskan segala peralatan yang menempel ditubuh Mayda.

Mayda yang mendapat perlakuan tiba-tiba seperti itu langsung kaget. Sesekali ia bertanya pada Darma tapi Darma tidak sekalipun memberikan jawaban.

"Mas aku mau dibawa kemana?" Tanya Mayda masih terus berusaha agar mendapatkan jawaban pasti.

"Pulang may" akhirnya Darma menjawab, meski hanya jawaban singkat.

"Pulang kemana mas? Aku nggak mau pulang! Lebih baik aku disini, disini banyak yang ngurus aku mas, kalau dirumah nggak ada siapa-siapa, aku nggak punya siapa-siapa mas!" Protes Mayda tapi Darma tak menanggapi, ia langsung membungkam mulut Mayda dengan apel yang tadi dibawakan mama Darma untuk Mayda.

Blup! Mayda bungkam karena apel memenuhi mulutnya.

"Cukup may! Mas capek dengan sikap dinginmu yang selalu saja berusaha menghindari mas, sekali saja biarkan aku membantumu dan membuatmu sembuh dengan caraku sendiri" Pinta Darma setengah membentak.

Mayda hanya diam karena mulutnya sudah dibungkam dengan apel. Lagipula tak ada yang bisa Mayda katakan, ia hanya bisa percaya saja pada orang yang mengaku sebagai suaminya ini.

"Kita pulang ke rumahmu, lalu Mas yang akan menjagamu dan merawatmu 24 jam wajib lapor, jadi kamu nggak usah khawatir" Jawab Darma mantap jiwa.

Darma langsung mengangkat tubuh Mayda kedalam gendongannya. Hal itu sempat membuat Mayda syok tapi ia tak bisa berbuat apa-apa karena kakinya yang sama sekali tak berfungsi. Jadi yang bisa dilakukan Mayda hanya pasrah. Pasrah-pasrah enak.

Darma menggendong tubuh Mayda ala bridge style menyusuri setiap lorong rumah sakit. Entah kenapa Darma ingin sekali menggendong tubuh Mayda dan membuat keributan dirumah sakit, dibandingkan menaikkan Mayda dikursi roda layaknya pasien sakit lainnya. Tentu saja banyak orang yang menyoraki pasangan heboh yang baru saja bertemu setelah setahun lamanya.

SIANIDA (SIAp NIkah setelah wisuDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang