Dibalik Pintu

9.7K 425 16
                                    

Mayda menganga saat mendapati seseorang dibalik pintu yang ternyata adalah...

"As... As... " ucapnya tergagap

Mata Mayda menatap ngeri seolah tak percaya.

"As... As... Astaghfirullah AUTHOR!!!"

Dooonggg!!!!

👆👆👆👆
Itu adalah contoh jika yang berada dibalik pintu adalah author, soalnya nggak ada yang jawab pertanyaan author di episode sebelumnya jadi ya author jawab sendiri dan jawabannya adalah E. Author
Yeeeeyyy!!! Author dapat sepasang sandal bolong dibayar tunai! Sah? Sah!!! 😂😂😂😅

Ups!  Ralat,  ternyata ada dua orang yang menjawab yaitu mbak anggi dan fatmawati19 yang sama" menjawab Asyla. Terimakasih sudah mau menjawab.

Maafkan author yang nyeleneh ini ya teman-teman 🙏🙏🙏

Oke lanjut baca ya...
Happy Reading~

°°°

Mayda menganga saat mendapati seseorang dibalik pintu yang ternyata adalah tukang pos (Oh ternyata tukang pos toh, author baru tau nih)  yang mengantarkan sebuah undangan pernikahan dari sahabat Mayda yang bernama Lyra yang tinggal nan jauh diseberang pulau Sumatra sana. Kemudian pak pos pergi, menampilkan sosok dibelakangnya yaitu Sisil sahabatnya (Bukan pak pos berarti tamu Mayda, pak pos cuma numpang lewat) yang datang hanya untuk membayar utang (kok cuman mau bayar utang?) uang bakso sekitar setahun lalu dan baru dibayar sekarang karena baru tadi pagi ia ingat kalau ia punya utang ke Mayda, padahal Mayda juga udah ngikhlasin tuh uang, lalu Sisil buru-buru pergi, mau ada wawancara katanya. (Jadi bukan Sisil juga tamu Mayda, terus siapa dong?!!) Sisil melangkah pergi dan menampilkan sosok dibelakangnya yaitu ibu mertua Mayda (Nah kalau ini pasti bener tamunya, author yakin nih)   yang datang hanya memberikan kunci mobil dan mengantarkan mobil Darma ke rumah Mayda lalu pamit pergi dengan menggunakan taksi karena mau ke butik katanya (Heran eh,  kenapa nggak suruh supir aja yang nganterin mobilnya?! Kan bikin author salah nebak). Dan yang terkhir akhirnya menampilkan sosok nenek sihir yang sudah kucel karena kelamaan nunggu (Nah kalau ini bukan tamu, tapi tamu tak diundang).

"Heran ya! Aku harus ngantri cuman buat ketemu kamu, udah kayak mau ketemu presiden aja tau nggak sih" Dungus Asyla kesal

Mayda tersenyum melihat kondisi Nenek lampir yang acak-acakan. Tapi Darma malah tertawa ngakak.

Mayda mengkode Darma agar menghentikan tawanya. Dan Darma langsung membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangan. Mencoba sebaik mungkin menghentikan tawanya.

"Selamat pagi Dokter Asyla" Sapa Mayda ramah, kali ini ia siap bertempur dengan wanita didepannya.

"Oh, halo Syl! Kok pagi-pagi kamu kesini sih? Kamu nggak lagi lupa alamat rumah kamu kan?" Ejek Darma pada wanita kucel didepannya

"Ih, Oppaaaa!!!" Teriak Asyla manja yang langsung membuat Mayda jijik melihat tingkahnya.

"Eh minggir kau perempuan jelek, aku mau masuk nih!" (ampun nih nenek kutil satu ini, ngusir orang dari rumahnya sendiri) Sahut Nenek lampir mendorong tubuh Mayda hingga hampir saja jatuh terjerembap ke lantai, tapi untung saya Abang Darma tercinta, superhero kita semua dengan sigap menangkap tubuh mayda hingga jatuh ke pelukannya kayak di sinetron-sinetron tv. (Kebanyakan nonton lenong nih author, eh maksudnya sinetron hehe)

Asyla yang berbuat jahat malah menyesal sendiri telah melakukan tindak kejahatannya yang ternyata berdampak sebuah keuntungan bagi Mayda.

"Ih lepas! Kalian apa-apaan sih?!" Ucap nenek lampir kesel nya minta ampun sambil berusaha memisahkan mereka berdua.

"Buruan masuk! Aku mau ngomong!" Perintah nenek lampir yang langsung melengos pergi ke ruang tamu (Author heran, sebenernya ini rumah siapa sih?)

Mereka bertiga duduk di sofa ruang tamu. Asyla membuka suara terlebih dahulu.

"Oppa! Dia beneran istrinya  oppa??!" Mata Asyla menatap sinis ke arah Mayda

"Oppa! Dia beneran istrinya  oppa??!" Mata Asyla menatap sinis ke arah Mayda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi yang di tatap tak bergeming. Kali ini mayda benar-benar tidak takut karena ia tau Darma ada dipihaknya.

Darma menggeleng pelan. Lalu beralih menatap Mayda, ada perasaan bersalah disana.

(Eits..  Tunggu! Bang Darma menggeleng? Kok geleng sih?!)

"Jinjja? Jinjja oppa?!" Tanya Asyla lagi menggunakan bahasa korea. Sekedar informasi, Asyla ini blasteran antara jawa dan korea. Ibunya asli Surabaya dan entah bagaimana ceritanya ibu Asyla bisa nikah sama ayahnya yang berasal dari negri gingseng itu.

Darma mengangguk, lalu berkata "Ne, jinjja"

Mayda plonga plongo mendengar percakapan mereka berdua yang lebih kedengaran seperti berkata Tinj* daripada jinjja. (Hahaha Maklumin aja ya,  si Mayda nggak pernah nonton Drama korea sih nggak kayak author,  padahal artinya jinjja kan 'sungguh?')

"Tuh kan bukan, aku mah percaya oppa tuh nggak bakal ngehianatin aku tau!" Ejek Asyla puas.

Mayda menatap Darma kesal. Ia beberapa kali menghela nafas berat. Mayda memutar otaknya,  berusaha memikirkan jawaban yang tepat untuk membalas Asyla.

"Kamu sendiri siapa nya mas Darma? Istri pertamanya? Hah! Omong kosong!" Ucap Mayda menyudutkan tapi tanpa emosi,  membuatnya terkesan 'mahal dan berkharisma'

"Aku emang istrinya mas Darma, kita udah dijodohin dari kecil tau!" Nada bicara Asyla naik satu oktaf untuk menyembunyikan kebohongannya

Darma hanya menonton, tak ingin membela siapapun atau membenarkan perkataan siapapun.

"Apa buktinya? Buku nikah palsu? Ha ha ha" Tawa Mayda renyah.

"Darimana ka... u... " Ucap Asyla tergagap, ia seperti kebakaran jenggot (eh nggak punya jenggot ya, yaudah author ganti kebakaran rambut)

Mayda menyelanya cepat "Darimana aku tau ya Dokter? Mmm... Kalau aku bilang aku ngecek itu dikantor catatan sipil, dokter percaya nggak?" Mayda mencoba menyudutkan

Asyla mati kutu. Ia hanya diam.

"Aku bisa laporin Dokter ke polisi lo sebagai tindakan pemalsuan, sekali aja aku laporin, izin dokter pasti dicabut" Ancam Mayda puas.

Merasa kalah Asyla langsung mengangkat tangannya hendak menampar Mayda.

Jangan kira Darma akan menangkis tangan Asyla atau berharap ia panik melihat Asyla yang hendak menampar Mayda karena reaksi Darma masih setia duduk tenang di kursi penonton sambil makan popcorn. (Nggak ada popcorn nya sih hehe).

"Syl... Pulang gih" Suruh Darma yang masih stay cool.

Asyla membuang muka sembarangan (seharusnya pada tempatnya sih 😂) . Ia tak jadi menampar Mayda karena Darma menyuruhnya pulang.

Asyla menatap ke arah Mayda kesal. Ia berdiri dari tempat duduknya dan tanpa diduga ia berlari ke arah mayda lalu menamparnya.

Plaaaakkk!!!

Mayda syok. Pipinya memanas.

SIANIDA (SIAp NIkah setelah wisuDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang