Milikku Milikku, Milikmu Milikku

11.4K 426 9
                                    

Mayda benar-benar syok. Pipinya memanas. Bukan karena ditampar, toh yang kenak tampar Abang Darma, tapi ia marah karena harga dirinya terancam melihat suaminya ditampar seperti itu didepannya.

Tunggu... pembaca pasti bertanya-tanya kan kok bisa Abang Darma yang kenak tampar?, Tapi sebenernya Author juga bingung kok bisa ya?, Mungkinkah Abang Darma pinjam alat doraemon yang namanya kain penukar barang sehingga dalam hitungan detik tubuhnya bisa langsung tertukar dengan Mayda?

Aha! kita flashback dikit aja ya biar nggak bingung

~Flashback on~

Asyla membuang muka sembarangan. Nah saat Asyla membuang muka sembarangan inilah Darma sudah berdiri dari tempat duduknya hendak mengajak Mayda masuk ke kamarnya.

Asyla menatap ke arah Mayda kesal, yang ditatapnya hanya Mayda, ia tak melihat kalau Darma sudah berpindah posisi berdiri disamping Mayda.

Asyla berdiri dari tempat duduknya dan tanpa diduga ia berlari ke arah mayda lalu menamparnya. Tapi naas tamparannya meleset, Darma yang dalam posisi berdiri memudahkan ia bergerak bebas untuk menghalangi tamparan yang mengarah ke Mayda (Duh,  muka bang Darma tetep ganteng kan? Nggak lecet kan ya?).

Alhasil, Darmalah yang kena tampar, salah sendiri Asyla emosi tapi nggak liat situasi dan kondisi. Ya kan?

Disisi lain si Mayda senyum malu-malu mendengar perkataan Darma.

~Flashback Off~

Asyla benar-benar kaget mendapati Darma yang telah ditamparnya.

"Oppa!!! Mianhae..." Sesal Asyla kemudian. Ibarat nasi udah jadi bubur, tinggal nambahin ayam sama kerupuknya, maka jadilah Bubur ayam kerupuk.

"Syl, kamu udah keterlaluan ya, aku dari tadi udah berusaha sabar, membiarkan kalian bicara berdua, aku sengaja nggak ngebela Mayda karena pasti nggak adil buat kamu karena kamu sendirian tapi kenyataannya kamu semakin kehilangan kontrol!" Emosi Darma sudah meledak (Bagus Bang Darma! Bagus! lanjutkan! Serang terus! Marahin tuh nenek lampir!!!, author berusaha memprovokasi hahaha)

Asyla hanya terdiam. Matanya berkaca-kaca. Air matanya hendak tumpah tapi ia tahan.

"Aku nggak marah kamu tampar aku, tapi kalau sampai kamu tampar Mayda beneran, aku akan buat kamu lebih sakit dibanding tamparan kamu yang mendarat dipipi Mayda. Paham!?" Ancam Darma yang hanya mendapat anggukan pelan dari Asyla.

"Oh ya, satu lagi, asal kamu tau ya, kamu itu udah aku anggap adek aku sendiri, aku nggak punya perasaan apapun ke kamu, dan tadi waktu kamu tanya apa Mayda itu istri aku, lalu aku jawab dengan sebuah gelengan kan?!, gelengan itu bukan berarti bukan istriku tapi gelengan itu artinya enggak, enggak salah karena Mayda itu emang beneran istriku dunia akhirat (ceilaaaahhh alay banget Bang Darma)" Jelas Darma panjang kali panjang.

Mayda hanya menatap Darma setengah melongo. Ia tidak yakin yang barusan bicara itu suaminya, jangan-jangan Darma kerasukan jin.

Air mata Asyla jatuh, bendungannya terlalu rapuh hingga membuatnya jebol dan tumpah membasahi pipinya. Hatinya benar-benar sakit. Ia tak menyangka Darma akan memperjelas hubungan mereka sebagai kakakadikzone. Asyla sudah tak tahan lagi, ia berlalu pergi menuju pintu.

Saat sampai dipintu, tubuhnya berbalik "Mas Darma itu milikku, milikku ya milikku dan milikmu adalah milikku juga, jangan harap kau memilikinya sendiri sebagai milikmu, aku akan kembali untuk merebutnya, waspadalah waspadalah!!!" Ancam Asyla berlalu pergi dan tak lupa menutup pintu rumah Mayda (Yang punya rumah siapa, yang nutup pintu siapa?).

Saat mengancam itulah aura penyihir Asyla muncul, ia persis seperti penyihir yang bersembunyi dibalik wajah cantiknya, membuat Mayda menatapnya ngeri.

SIANIDA (SIAp NIkah setelah wisuDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang