Tembak dulu, Tolak Kemudian

9.1K 402 10
                                    

Halo Selamat malam....
Ada yang kangen author??? Ngak ada ya? Ada nggak? Nggak ada? (Krik... Krik...)

Yaudah, sebelumnya author minta maaf karena semalem nggak up, hal itu dikarenakan author sedang mengalami Writers Block (Alias buntu ide).

Tapi setelah author bertapa di kamar mandi dan akhirnya author menemukan kelanjutan episode ini, hahaha

Namun karena author ada acara lamaran (bukan author yang nikah) jadi baru bisa up sekarang, maaf yak hari ini up nya sekali aja.

Meski sebenarnya author masih jatlag alias mabok perjalanan karena naik pesawat (meski gak naik pesawat) tapi author tetap usahakan up jadi mohon kasih bintang ya,  kasih duit juga nggak papa 😂

Sekian, Trimakasih
Happy Reading~

°°°

Mayda beberapa kali menguap. Tubuhnya benar-benar lelah setelah seharian ini ia habiskan waktu berlibur dipantai bersama Darma ditambah seusai sholat mahgrib ada acara tahlilan mengenang 7 hari meninggalnya keluarga Mayda dan sekarang Mayda harus shift malam.

Sesekali Mayda mengumpat dalam hati karena Darma yang katanya mau menemaninya shift malam tak juga menunjukkan batang hidungnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Mata Mayda tidak bisa diajak kompromi. Ia benar-benar lelah. Perlahan namun pasti mata Mayda mulai tertutup, namun ketenangannya mendadak terusik karena keributan dari perawat senior yang entah apa sebabnya.

"Eh ada dokter Darma tuh" Sahut mbak maya heboh sendiri

"Duh iyaaaa ganteng benget!" Timpal Mbak zanim yang tak kalah heboh.

"Mana mana, ah itu ya... Ya ampun my prince" Sahut mbak djia tak kalah histeris.

"Jangan diliatin terus, itu milikku tau!" Larang Mbak hesti yang langsung mendapat cekikikan dalam hati Mayda yang mendengarnya.

"May, bangun dong! Ada salah satu keajaiban dunia nih, nyesel kamu nggak liat" Mbak zanim menggoyang-goyangkan tubuh Mayda tapi Mayda enggan membuka matanya, toh tiap hari ia ngeliatin mas Darma sampai Mayda bosen liatnya.

Darma berjalan semakin mendekat ke nurse station tempat Mayda berjaga sambil mententeng sebuah plastik ukuran sedang.

Mayda langsung membuka matanya cepat. Baginya, di RS Darma adalah atasan yang tetap harus ia hormati.

"Eh dokter Darma... Malam dokter..." Sapa mbak Djia ganjen

"Malam juga" Jawab Darma ramah dengan senyum terkembang, membuat yang melihatnya ke GR an sendiri.

"Oh ini ada kopi buat kalian, biar semangat tugasnya" Darma membagikan satu persatu cup kopi kepada masing-masing perawat.

"Makasih dokter" Jawab mereka serempak, meski sebenarnya mereka sedikit bingung dengan sikap Darma yang mendadak baik.

"Eh eh eh... liat! kopiku ada tulisannya" Sahut mbak zanim mendadak heboh sendiri

"Tulisannya, semangat istriku, wuuuaaahhh ini dari dokter Darma ya?" Tanya mbak zanim yakin

Darma benar-benar apes, rencananya kopi itu ia berikan ke Mayda malah sampai ditangan yang salah

"Oh, bukan kok, mungkin dari tokonya tuh" Elak Darma cepat.

Mbak zanim manyun, sedangkan Mayda malah tersenyum, ia cukup tau kalau kopi itu sebenarnya Darma tujukan untuknya.

"Yaudah kalau gitu saya pergi dulu, Semangat ya!" Ujar Darma memberi semangat dengan mata yang menatap Mayda. Meski sebenarnya ia ingin berlama-lama menemani istrinya berjaga tapi Darma tak menemukan alasan yang tepat. Justru kalau Darma berlama-lama disitu pasti akan membuat mereka curiga.

SIANIDA (SIAp NIkah setelah wisuDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang