,

5.4K 278 37
                                    

Catatan : mohon maaf jika tindakan medisnya banyak yang salah, soalnya pas pelatihan gawat darurat author tertidur, jadi jangan bully author, tolong di betulkan saja ya

Terimakasih
Happy reading~

°°°

Tangan Darma memangku tubuh penuh darah dengan mata terpejam itu. Ia berusaha memanggil sebisa mungkin. Tapi yang dipanggil tetap tak bergeming.

Air mata Darma tumpah membasahi pipi. Terkadang air mata merupakan satu-satunya cara bagimana mata berbicara ketika bibir tidak mampu menjelaskan apa yang membuatmu terluka.

Entah bagaimana bisa orang yang dicintai Darma berakhir begitu tragis. Berkali-kali Darma berteriak menyalahkan dirinya sendiri. Keempat orang yang ada didepan Darma hanya berdiri mematung. Mereka begitu syok hingga lupa memanggil ambulan.

"Panggil ambulan cepat!!!" Teriak Darma, membuat kelima orang itu langsung sibuk dengan hp nya masing-masing, kecuali Doni, dia nggak punya hp karena hpnya nyemplung ke kolam. Jadi yang ia lakukan hanya mengirim sinyal-sinyal telepati, berusaha sebisa mungkin menghubungi superman.

Asyla menelfon ambulan RS, Adam menelfon polisi, Sisil menelfon Doraemon, biar perjalanan ke RS bisa ditempuh lebih cepat dengan pintu kemana saja.

Dalam 10 menit ambulance datang bersamaan dengan polisi. Sebelumnya Asyla sudah memberikan pertolongan pertama pada Mayda, karena Darma terlalu syok untuk melakukan pertolongan pertama. Lalu petugas ambulan membawa tubuh Mayda naik kedalam mobil ambulan. Diikuti oleh Asyla dan Darma yang ikut naik kedalam mobil ambulan. Sedangkan yang lainnya menyusul dengan mobil Darma.

Sirene ambulance berbunyi. Tanda pasien sedang dalam keadaan yang sangat gawat. Laju mobil ambulance sangat cepat. Hampir secepat kilat yang menyambar, hanya saja bunyinya yang beda. Kalau kilat bunyinya jdaarrr, kalau ini bunyinya gawat gawat gawat. Hehe, maksudnya wiuw... wiuw... wiuw...

Didalam mobil ambulance Darma memegang tangan Mayda sambil terus memanggil namanya diikuti air matanya yang terus jatuh. Kali ini Darma benar-benar merasa sangat hancur melihat istrinya terbaring karena dirinya.

"May... Kamu kuat... Kamu harus bangun ya..." Ucap Darma disela tangisnya

"Jangan mati dulu ya may... Kita belum jadi suami istri yang sesungguhnya loh" Sahut Darma yang masih sempat-sempatnya berpikir mesum

"Udah mas, cukup, mas banyakin doa aja ya" Sahut Asyla berusaha menenangkan Darma.

Sepuluh menit perjalanan mereka tempuh. Padahal jarak dari tempat bioskop ke RS jika dihitung melalui waktu normal sekitar 30 menit perjalanan.

Para petugas ambulance membuka bagian belakang mobil, lalu dengan sigap mereka membawa tubuh Mayda ke dalam IGD.

(Biasanya kalau di sinetron-sinetron kan pasti ada adegan dimana pasien digledek melewati lorong yang sangat jauh, padahal kalau kalian tau gaes, semua IGD atau UGD di RS ataupun di puskesmas, letaknya itu selalu ada dibagian paling depan. Jadi nggak ada ceritanya pasien harus dibawa melewati lorong panjang biar kelihatan lebih dramatis).

"Pasang IV line dua jalur, berikan cairan RL drip, lalu pasang mayo, berika oksigen sungkup, cek nadi, EKG, bersikan semua luka yang ada, lakukan foto rontgen dan CT scan kalau perlu, lalu segera kirim ke ruang oprasi, cepat lakukan!!!" Perintah Darma seolah kesetanan, ia hilang kendali seperti layaknya orang gila yang masuk IGD.

Asyla menyuruh Darma duduk di kursi, serta melarangnya melakukan tindakan apapun karena kondisi Darma yang terlalu emosional justru akan mengakibatkan diagnosa dan penanganan yang salah.

SIANIDA (SIAp NIkah setelah wisuDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang